Selamat membaca, sebelum itu, jangan lupa bintangya😉
----
Ayesha menarik mitha keluar dari kerumunan, lalu menaiki roftoop yang ada disekolahnya.
"Yaampun, berani banget lo. Lo tau kan fajar itu gimana?" Ujar mitha, lalu berjalan mendekati ayesha yang saat ini tengah murung.
"Nah iyaa!! Duh aku sampe lupa siapa fajar, gimana dong". Ayesha melirik mitha didepannya, sambil menggit kukunya.
"Gue tuh kaget beneran deh, lo tiba-tiba masuk kekerumunan itu terus ngomong gitu sama mereka berdua"
"Ya sebenernya kan maksud aku baik, biar mereka berhenti berkelahi"
"Bukannya berenti, yang ada malah elo nanti jadi korbannya" Ujar mitha.
"Duh terus gimana dong, kamu mah bikin aku panik" ucap ayesha dengan tangan dan kakinya yang sedikit gemetaran.
"Ya mau gimana lagi, nasi udah jadi bubur. Udah berdo'a aja semoga nggak dia apapain deh lo sama dia"
"Aamiin"
Mereka segera pergi menuju gerbang, sekolah sudah mulai sepi, akibat insiden tadi, banyak anak kelasnya yang tidak masuk, bertepatan dengan itu pula tak lama bel pulang berbunyi. Sehingga beberapa siswa banyak yang sudah buru-buru pulang, karna mereka tahu, kalau fajar sudah marah akan ada yang menjadi sasarannya.
"Eh eh itu fajar sama temen-temennya tuh" ucap mitha yang melihat fajar dan gengnya, mengeluarkan motor dari parkiran.
Ayesha ikut melirik kearahnya, dilihatnya fajar dengan muka yang lebam-lebam. Motor fajar mendekat kearah keduanya, namun tidak berhenti, hanya melewatinya. Saat ayesha melihat kearahnya, terlihat aura membunuh dan tatapan sinis dari mata fajar. Ayesha segera memalingkan mukanya asal.
"Huhh untung nggak berenti. Mati kita kalo berenti"
"Huss nggak boleh bawa-bawa mati. Kamu mau mati beneran?"
"Ih ya enggak lah ca". "Eh gue udah dijemput tuh, lo gimana?" Tanyanya.
"Enggak, orangtuaku lagi pergi, jadi aku naik ojek online deh"
"Udah mesen?"
Ayesha mengangguk. "Yaudah kalo gitu gue duluan nggak papa ya?" Tanya mitha.
"Iya nggak papa. Yaudah sana udah ditunggu tuh". Lalu, mitha bergegas pergi memasuki mobil dan melambaikan tangannya.
Bersamaan dengan itu, ojek online nya pun datang, kemudian melaju.
****
"Fajar, kamu ini ya buat papa malu. Berantem terus kerjaan kamu. Apasih mau kamu itu, susah bener dibilangin"
Fajar yang baru saja datang, diam tak bergeming.
"Papa malu mau dateng kesekolah cuman gara-gara kamu berantem disekolah. Mau tarok dimana muka papa". Ujar adit yang berkacak pinggang sembari membuka kacamatanya sedikit.
"Kalo nggak mau dateng nggak usah dateng. Lagian gue udah dapet hukuman ini". "Lagian gue juga nggak minta lo dateng, gurunya aja yang maksa pake nelpon segala, cih". Ujarnya lagi.
PLAKKKK!!!!
Satu tamparan mendarat dipipinya, memar yang tadi sudah agak memudar, kini semakin terlihat, bahkan berhasil membuat darah diujung bibirnya.
Tangannya terkepal, rahangnya mengeras. Lalu ia berteriak. "TAMPAR LAGI TAMPAR" Ujarnya sambil menunjuk-nunjuk pipinya, seolah mempersilahkan papanya untuk mengulanginya lagi.
Adit terduduk lemas, ia kalap, tidak tahu apa yang dilakukannya barusan. Kemudian fajar segera berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya. Namun langkahnya terhenti, karna pembicaraan papa dengan adiknya.
"Citra, baru pulang juga kamu? Darimana aja" Tanya adit.
"Iya pa, tadi abis ngerjain tugas kelompok dirumah temen" Jawab citra menunduk.
"Papa udah daftarin kamu sekolah di Bandung tempat nenek kamu" Ujarnya tiba-tiba.
"Pa, citra nggak mau pa, citra betah disini, temen citra disini semua" ujarnya, lalu menangis sesegukan didepan papanya.
"Citra, ini yang terbaik buat kamu. Biar kamu ada yang ngurusin. Disini papa sibuk"
"Citra nggak boleh pindah. Lagian masih ada gue yang bisa ngurusin dia disini". "Lo kalo sibuk ya sibuk aja". Ucap fajar yang kini turun dan berhadapan didepan papanya.
"Kamu ini yaa!! Nggak pernah sopan. Papa ini yang membesarkan kamuu" ujarnya.
"Sebutan papa nggak pantes buat orang yang udah buat mama pergi darisini" Ujarnya, lalu menarik tangan citra, untuk naik keatas dan masuk kekamarnya.
Fajar mengantarkan citra kekamarnya, lalu menepuk puncak kepalanya. "Udah nggak usah nangis, percaya sama gue, lo nggak akan pindah. Tenang aja" ucapnya tersenyum.
Citra menengok kearahnya, lalu tersenyum dan memeluknya. "Makasih ya kak, untung ada lo". Keduanya pun berpelukan.
Note: Makasih yang udah mau baca :)
Inget ya jangan pernah lihat sesuatu dari covernya tanoa tahu isi dalamnya..
Semoga suka..
Happy reading😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayesha
Teen Fiction---- "Jodoh, rezeki, maut itu udah ditentuin, jadi nggak usah takut" "Kalo jodoh gue ternyata elo, lo mau?" Tanya fajar. Ini kisah tentang Ayesha, gadis cantik berhijab dan pintar. Hidupnya yang damai, tiba-tiba dikejutkan oleh cowok badboy yang sel...