10 - Siuman

11 2 0
                                    

"NICHOLAS! BANGUN! UDAH JAM 7!" Teriak Ajeng dari dapur. Suara cempreng dan langsung melengking di telinga membuat Nicho sedikit berkutik.

"Enghh.. Aelah masih juga jam 7," Sahut Nicho sambil mengecek-ucek mata nya. Kemudian melanjutkan tidur lagi.

Suara pintu terdengar terbuka menampilkan Mama nya sambil membawa Sutil ditangan nya, berdecak seraya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Ampun nih anak, nggak bangun-bangun!"

"Heh! Nicho bangun! Udah jam 7 juga. Katanya mau jengukin Alodya kok malah tidur balik?!" Sambungnya lagi.

Seketika mata Nicho langsung terbuka. Wtf!! Nicho langsung beranjak melompat dari kasur melewati Mama nya begitu saja. Yang benar saja dia harus menjenguk Alodya.

Ajeng yang melihat anaknya pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

10 menit kemudian Nicho sudah keluar dari kamarnya. Berjalan menuruni tangga. Nicho melihat arah ruang makan yang sudah dipenuhi oleh keluarga nya. Sambil membenarkan kancing seragam nya. Nicho menyeret kursi didepan nya lalu duduk berhadapan dengan Papa nya.

"Heh! Lo tuh udah telat masih aja santai-santai kek di pantai. Tau waktu nggak lo?" Tiba-tiba sosok disamping nya berbicara dengan raut kesal. Dia Richel Nichole Adhitama. Sebut saja Richel. Bisa kalian tebak dia adalah kakak Nicho. Yap! Betul. Usia nya baru menginjak 20 tahun. Kini Richel masih berkuliah disalah satu Universitas ternama.

Nicho menyergit. "Gue yang sekolah, kok lo yang sewot sih Kak,"

Richel menggerakkan giginya. Astaga! Adiknya yang satu ini benar-benar membuatnya naik darah, "Hidup lo nggak ada aturan banget sih Ko? Dah ah, males gue debat mulu sama lo. Percuma."

"Yaudah," Sahut Nicho dengan wajah tak berdosa nya.

"Ehh, kalian ini apa-apaan sih. Udah Nicho mending kamu makan habis itu berangkat sana." Perintah Ajeng, lalu diangguki oleh Nicho.

Setelah selesai sarapan. Nicho bergegas keluar dari rumahnya, memasuki mobilnya, kemudian menjalankan nya bukan ke sekolah namun ke rumah sakit dimana Alodya berada.

Sampai di rumah sakit, Nicho memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, seusai itu dia sedikit berlari menuju kamar Alodya dengan menaiki lift. Berhubungan kamar Alodya ada dilantai tiga.

Nicho mengeluarkan ponsel nya, untuk menghubungi seseorang, sambungan pun terhubung.

"Halo,"

"Halo, Ko, lo kemana aja kemarin dicariin sama anak-anak."

"Gue izin mau masuk siang, gue kerumah sakit dulu."

"What?! Siapa yang sakit? Lo nggak papa kan?"

"Bukan gue, tapi Alodya. Dia jatuh dari tangga rumahnya."

"Lah kok bisa? Gimana ceritanya?"

"Ntaran aja deh, pokoknya lo izinin gue dulu, habis ini waktu nya pak Burhan kan?"

"Iya, yaudah. Eh jangan lupa lo utang cerita sama gue dan yang lain."

"Beres, udah gue tutup dulu, makasih."

"Sama-sama"

Sambungan pun terputus. Nicho menghubungi Haidar, sohib nya untuk meminta izin untuk masuk siang. Walaupun Nicho yang notabene nya cucu dari pemilik sekolah tak menuntut dirinya untuk berbuat seenaknya.

Ya walaupun kadang masih suka bolos dan melanggar aturan yang ditetapkan, tetapi kalo masalah dengan guru dia kadang masih sedikit takut, kan katanya "Kalo kita sering buat guru marah nanti ilmunya nggak bermanfaat,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COLD GIRLFRIEND [ON GOING] #HIATUS SEMENTARA#Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang