Apakah Shila hanya bermimpi saja sedari tadi? melihat Kevin yang bungkam seperti ini. Shila berfikir dia benar-benar bermimpi selama jam pelajaran. Shila berfikir ini hanya halusinasi nya saja karena terlalu—men—cintai-nya.
"Shil, lo pulang naik apa?" Akhir nya mulut Kevin terbuka juga, mengapa di saat seperti ini? Saat keadaan tak ada siapa pun, saat hanya ada mereka berdua, apakah Kevin malu jika menyapa ku di depan banyak orang. Shila mulai mengalami perasaan yang rancu.
"Shil?" panggil Kevin sekali lagi, tapi Shila masih tak menjawab dan masih sibuk dengan buku-buku yang sedang Ia rapikan itu. "Shil!" Tubuh kevin terbangun dari tempat duduknya, sekarang Kevin berada tepat di hadapan Shila.
"Apa?" seketika mereka berdua merasa aneh dengan situasi yang sekarang, seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.
"Lo pulang naik apa?" suara Kevin mulai melembut seperti awal mereka mengobrol beberapa jam lalu, "naik Bus!" Shila langsung menggendong tas abu-abu nya lalu berjalan keluar.
"Dia gak manggil gue? Sama sekali? Gak ngejar gue?" gumam hati Shila sambil berjalan menyusuri koridor menuju gerbang. Dia seperti orang gila, untung saja sekolah sudah terlihat sepi.
Di sisi lain, setelah Kevin ditinggalkan keluar oleh Shila begitu saja, dia langsung merapikan meja dan yang lain nya dengan cara yang terburu-buru. Setelah itu, Kevin langsung berlari menuju parkiran, dan menitipkan Motor kesayangan nya kepada Satpam yang berjaga, "Pak, saya titip motor ya!" tangan Kevin menyelipkan uang rokok kepada Satpam itu, lalu Kevin pun berlari ke arah pintu gerbang untuk mengejar Shila, dan ternyata Shila sudah tak ada lagi di lingkungan sekolah.
Kaki Kevin berjalan sembarang saja dan mata elang nya mencari dimana biasanya Shila menunggu Bus untuk Ia tumpangi, ternyata benar Shila masih ada di sana.
Dengan perlahan Kevin mendekati Shila yang sibuk membaca sebuah buku di tangan nya, Shila pun tidak menyadari bahwa Kevin tepat berada di samping nya sekarang, sampai sebuah Bus tiba dan Shila beranjak menaiki Bus itu, tetap saja Shila tidak menyadari bahwa ada seorang Kevin.
Kondisi di dalam Bus terlihat penuh dan hanya tersisa satu tempat duduk saja. Kevin membiarkan Shila duduk di kursi itu, lalu Kevin mencari sebuah pegangan untuk Ia berdiri, mata Kevin tak berhenti memperhatikan Shila. Sampai beberapa menit setelah Bus melaju, tetap saja Shila tidak menyadari bahwa ada Kevin di dalam Bus itu juga. Huffftttt...
Ada beberapa orang di dalam Bus yang sudah sampai pada tujuan nya, dan orang yang duduk di samping Shila salah satu nya, dengan ancang-ancang Kevin langsung berpindah pada kursi itu, dan lagi-lagi Shila tetap tidak menyadari bahwa yang berada di samping nya adalah Kevin, mereka berdua sangat dekat sekarang, kaki dan pundak mereka pun saling bersentuhan.
Kevin sedikit penasaran dengan apa yang dibaca oleh Shila sampai dia tak menyadari semua nya, "serius banget!" ucap Kevin sangat pelan.
Kepala Kevin sedikit mendekat dengan kepala Shila, mata nya menyorot kepada tulisan-tulisan di dalam buku itu, disisi lain Shila perlahan merasa risih dan, "maaf—" seru Shila sambil membelokkan kepala nya kepada siapa yang sedari tadi berada di samping nya, tapi tak disangka wajah mereka menambah dekat, hidung mereka saling bersentuhan, tatapan mereka kembali menjadi tatapan koma, mungkin beberapa detik setelahnya...
Tidak, tidak... tidak mungkin mereka berciuman... jangan terlalu terbawa suasana. Haha, oke maaf -Ruai
"Kevin!" jerit Shila tubuh Shila sedikit menghindar, dan kini mereka jadi salah tingkah sendiri. Kembali lagi kepada hati seorang Shila yang selalu melakukan pertunjukan drum.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK
RomansaTepat sebulan sebelum ujian kelulusan dimulai, Shila dan Kevin harus mengorbankan perasaan mereka kepada jarak. Masalah keluarga serta tanggung jawab yang membuat Kevin harus meninggalkan Shila keluar Negeri. Tapi di balik semua itu, Shila berusaha...