🌼2🌼 DM

66 8 15
                                    


"Kai?!" Sebelah telapak tangan terulur, menengadah ke depan cowok yang duduk di baris ke dua deret ke empat sebelah kanan.

Kairo mengangkat sebelah alisnya, mengindahkan pandangannya dari ponsel ke atas, dilihatnya wajah garang seorang gadis dengan sorot mata berapi-api di hadapannya.

Cowok itu melepas salah satu headset yang menyumpal lubang telinganya. "Apa?"

Starlight memutar bola matanya malas. "Gak usah sok amnesia lo, Kai!"

"Ada yang salah sama pertanyaan gue?" tanyanya menaikan kedua alisnya ke atas.

Starlight mendengus sebal. "Bayar kas! Cepetan!"

Sialan!

Kairo memenjamkan matanya sejenak, kemudian membuang napasnya lelah.

"Nggak ada duit," jawabnya sesantai mungkin, kemudian kembali memasang headsetnya kembali.

Jawaban itu sontak membuat Starlight melotot semakin tajam. Karena kesal, ia pun langsung mencubit lengan Kairo dan memuntirnya, hingga akhirnya terlepas karena tangan Kairo menggeplaknya.

Kairo menatap sinis cewek yang menjabat sebagai bendahara kelasnya itu, sembari meringis kesakitan menggosok-gosok lengannya yang nyeri.

Dilihatnya, cewek galak itu kembali duduk di bangkunya yang berada di baris paling depan deretannya.

Lima hari sudah berjalan, setelah Kairo duduk di bangku kelas 12. Cowok itu membuang napasnya panjang. Sejauh ini dia masih bisa bersantai ria, karena sekolah masih dalam tahapan awal.

Tetapi tidak dengan ketenangannya yang kembali harus terusik berkat sekelas kembali dengan cewek bernama Starlight. Dua tahun sudah dia harus menghadapi ocehan penagihan uang KAS dari cewek itu.

Awalnya, Kairo pikir dia akan terbebas dari cewek itu, karena kelas 12 ada sistem rooling kelas. Tetapi dugaannya malah meleset.

Dua tahun saja, hari-harinya sering tidak tenang. Bagaimana jika harus ditambah lagi?

Sungguh, ini benar-benar sebuah mimpi buruk!

Memang sebetulnya dirinya sudah terbiasa, tetapi tetap saja kekesalan Kairo terhadap Starlight tidak sedikit pun luntur, justru malah semakin meningkat.

Ingin rasanya Kairo pindah kelas, atau kalau bisa pindah planet sekalian, agar tidak lagi mendapat teror dari cewek galak itu lagi.

Kairo menatap sinis punggung Starlight, cewek berkucir kuda yang tiba-tiba saja menoleh ke belakang, menatapnya tajam.

"Awas lo," ancam Starlight, tanpa suara ,hanya gerakan ringan di bibir yang dapat dibaca oleh Kairo.

Cowok berambut hitam legam itu memilih tak acuh, dan kembali menikmati alunan lagu yang tersalur.

Kelas Xll IPS 3 siang ini sedang ramai karena ulah manusia-manusia prik yang bertindak sesuka hati menciptakan keributan. Kairo yang tidak ingin susah-susah mengamuk, memilih untuk merendamnya dengan mendengarkan musik dari headset, sembari menunggu guru ekonomi masuk kelas.

"Permisi." Seorang wanita paruh baya berjilbab masuk ke dalam kelas.

Meski telinga Kairo dipenuhi suara dentuman musik, tetapi dia bisa tahu kalau ada guru yang masuk, dari gerak gerik teman-teman sekelasnya yang bertebaran menuju tempat duduk masing-masing.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang