Sepanjang perjalanan, Kairo tak henti-hentinya berpikir keras untuk memecahkan dua hal yang bergentayangan di benaknya.Tentang siapa Aurora sebenarnya, dan satunya lagi, tentu saja tentang kencan.
"Sebelumnya, lo pernah kenal gue?" tanya Kairo, saat dirinya mulai menyadari sesuatu.
Dengan ragu, gadis yang berjalan menuruni tangga di sisinya, menggeleng. "Nggak tau," ucapnya polos.
Tanpa menoleh, Kairo hanya meresponnya dengan mengangguk-anggukkan kepala ringan.
"Aku boleh nebeng ke sekolahan?"
"Boleh ya? Aku udah terlambat, masa kamu nggak mau nganterin aku sih? Kamu masih manusia kan? Yang punya jiwa sosial buat bantuin orang lain? Jadi mau ya, anterin aku?"
"Kenapa syaratnya harus itu?"
Plong!
Suara-suara samar itu, membuat memori masa lalu Kairo kembali pulih sedikit demi sedikit, hingga akhirnya ia bisa mengingatnya dengan lebih jelas.
Kaki kanan Kairo turun lebih dulu di tangga terakhir. Kepala pemuda itu tanpa sengaja tertoleh ke kiri, dan tepat saat itu, dari radius 7 meter ia melihat sepupunya sedang berjalan ke arah depan, dengan pandangan sibuk pada layar ponsel.
"Lo_"
Cepat-cepat, Kairo meraih pergelangan tangan Aurora dan membawa gadis itu masuk ke dalam bilik toilet bawah tangga.
Begitu keduanya sudah berapa di dalam, Kairo pun langsung mengunci pintunya dari dalam.
Dengan cekatan Kairo meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, memberi isyarat untuk diam sebelum gadis itu membuka suara.
"Diem atau gue cium," bisiknya memberi peringatan.
Begitu Kairo mengucapkan kalimat yang terkesan sensitif itu, Aurora mendadak merapatkan mulutnya yang sebelumnya terbuka.
Kalimat itu seolah-olah seperti sihir hingga mampu membuat Aurora bungkam seketika.
Brak! Brak! Brak!
Suara gebrakan dari luar, membuat Kairo dan Aurora kompak terpelonjak.
Mereka menatap satu sama lain dengan polototan mata tegang.
"Woy siapa?" tanya Alam dengan nada kesal, karena tak mendapat respon.
"Masih lama nggak?"
Aurora membuka mulutnya, bersiap untuk bicara, namun sebelum ia melakukan aksinya, ia sempat menatap Kairo dengan tanda tanya untuk meminta persetujuan.
Kairo mengangguk pelan, ia menyetujui apa yang akan Aurora lakukan.
"M-masih lama, soalnya g-gue mau boker!" teriak Aurora dari dalam bilik.
Tidak ada sahutan dari orang di luar, membuat nyali Aurora campur aduk tak karuan.
"Bokernya sama siapa?"
Maksud dia gimana sih? Emang boker bisa berjamaah? Aurora garuk-garuk kepala kebingungan.
Butuh sepuluh detik bagi Aurora untuk mencerna pertanyaan tersebut.
Sedangkan Kairo yang berdiri di depan Aurora terlihat gemas dan hendak berbicara, namun Aurora langsung membungkam mulutnya dengan cepat.
"Woy lo_"
"Boker sama setan! Kenapa? Lo mau ikutan?" sembur Aurora tanpa ragu-ragu.
Alam yang mendengar nada emosi dari balik pintu langsung tertegun, dan merasa tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Novela Juvenil[Follow akun yang nulis dulu, biar semangat update] Gara-gara sayembara helm, Aurora harus bertemu dengan ketua salah satu geng di sekolahnya yang bernama Kairo. Tak disangka-sangka, ternyata cowok itu adalah seseorang yang pernah Aurora temui di ma...