Kalau ada typo bilang ya woy!🌻🌻🌻
"Kak, ini uang lima ratusnya nggak ditanyain, mau disumbangin apa nggak?"
"Hah?" beo Aurora, mengerjap bingung, memperlihatkan kerutan di dahinya.
Seorang laki-laki muda yang kisaran usianya setara bocil epep di depan kasir, mengembuskan napas gusar.
"Biasanya kan ditanyain mau disumbangin apa nggak. Nah, ini nggak mau diambil nih?"
"Oh.. iya kelupaan maaf-maaf." Aurora menyengir menyadari kebodohannya sembari menggaruk kulit kepalanya yang tidak gatal. "Ya udah sini, kalau mau_"
"Gak mau!" tolaknya menjauhkan uang logam tersebut, saat Aurora hendak mengambilnya.
"Loh?!"
"Aku cuma nanya, bukan mau nyumbangin, huh!" Anak itu memalingkan wajahnya angkuh, kemudian berjalan menuju pintu, pergi begitu saja tanpa merasa bersalah, membuka pintu masuk dan meninggalkan Aurora yang hanya bisa plonga-plongo memandangi kepergiannya.
Aurora geleng-geleng kepala, kemudian helaan napas lelah keluar dari mulutnya.
Tangan kiri Aurora terangkat sedikit ke atas, matanya pun turun untuk mengecek angka yang ditunjukkan oleh jarum pada arloji hitam di pergelangan tangannya.
Jarum pendek menunjuk pada pertengahan antara angka delapan dan sembilan, sementara jarum panjang terletak tepat di angka enam.
Masih lama untuk menuju jam pulangnya. Tapi rasanya, Aurora sudah tidak betah berada di dalam ruangan yang penuh dengan berbagai macam prodak makanan ringan, sabun dan benda-benda kebutuhan lainnya ini.
Aurora menurunkan kedua bahunya lesu.
Karena hidup menumpang pada rumah orang lain. Aurora mau tidak mau harus banyak mencari uang untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya yang tidak bisa dibilang sedikit.
Tidak mungkin kan, dia bisa seenaknya saja menjelma menjadi ratu di rumah orang? Apalagi banyak berkegantungan pada mereka. Itu sangatlah tidak pantas!
Meskipun Tante Ratna, selaku Mama Pelangi sering memberikannya kebutuhan harian, tetapi tetap saja sebagai orang waras, dia tidak boleh melunjak.
Aurora tahu, kebutuhan hidup Pelangi tidak pernah kekurangan, meski rumah yang dimilikinya terkesan sederhana. Dan Aurora juga tahu, kalau Tante Ratna juga sanggup menyukupi kebutuhannya. Namun ada baiknya Aurora bekerja saja, meski dia harus merelakan waktu istirahat malamnya.
Tapi tak apa, toh setelah pulang Aurora masih bisa mendapatkan waktu istirahat dengan tidur.
Aurora mendesah, memandang kosong, lurus ke arah depan yang tidak memperlihatkan tanda-tanda keberadaan manusia, selain dirinya.
Minimarket yang menjadi tempat kerjanya, malam ini sepi. Hanya ada sedikit orang yang datang. Mulai dari sepasang suami istri yang membeli susu anak, seorang anak muda yang membeli minuman dingin dan bocil epep yang top up diamond mobile legends.
Dan sekarang_
"Mbak isi pulsa."
Suara berat itu membuat mata Aurora refleks berkedip. Padangannya langsung menemukan seorang pemuda berjas hitam, dengan rambut hitam klmis yang berdiri di balik layar komputernya.
Aurora terkesiap, saat baru menyadari siapa cowok di depannya itu.
"Kai.. ro?" panggil Aurora ragu-ragu. "Lo kok di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
About You
Teen Fiction[Follow akun yang nulis dulu, biar semangat update] Gara-gara sayembara helm, Aurora harus bertemu dengan ketua salah satu geng di sekolahnya yang bernama Kairo. Tak disangka-sangka, ternyata cowok itu adalah seseorang yang pernah Aurora temui di ma...