"Ukuran kehebatan seseorang bukan ketika ia berada dalam momen yang nyaman dan mudah, tetapi ketika ia menghadapi tantangan dan kontroversi." - Martin Luther King.
Created: Kamis, 30 April 2020
-------------------------------------------------------
Soal nilai akademik masa lalu, [Name] nyaris tidak pernah menerima teguran. Melainkan seorang pria berambut cokelat yang terkenal berandal. Hampir tidak ada satu pun teman sekelas yang berani mengajaknya bercanda santai. Namun, diam-diam ia bisa menghajar begitu banyak orang. Sebatang kara.
Gavin.
Mengingat masa lalu [Name] saat bersekolah sebagai murid cupu. Nilai [Name] memang lebih baik, tetapi reputasinya nyaris tidak ada. Tidak diingat, dikenal, apalagi menorehkan prestasi besar. Ciri murid yang sederhana.
Namun, masa depan mereka pun berbeda. Minor yang ternyata pengagum berat Gavin sejak bersekolah. Gavin menjadi polisi. Dan dirinya sebagai produser yang meneruskan jejak sang ayah.
[Name] tidak mengira bahwa Gavin akan memegang peranan penting dalam hidupnya. Gavin yang terkesan intimidatif, tetapi menunjukkan kebaikan yang bertubi-tubi kepadanya. Gavin yang jarang tersenyum, tetapi selalu ada untuknya.
Hari itu, [Name] menerima email ajakan tawaran untuk menayangkan sebuah acara televisi yang melibatkan Gavin. Seorang youtuber berusia pertengahan tiga puluhan menginginkan konten berupa penjagaan khusus sebutir cincin rubi milik konglomerat yang bersedia dijadikan aset antik. Cincin itu harus sampai pada sebuah lokasi khusus dalam waktu singkat.
Jika tidak ada "gangguan" sebenarnya tidak perlu dijadikan konten, tetapi sang youtuber bekerja sama dengan konglomerat menginginkan adanya prank. Mengetahui kesepakatan tersebut, [Name] enggan menerima tawaran itu. Selain tidak lucu, Gavin bisa saja menyelesaikan masalah dengan baku hantam.
"Terima saja."
[Name] menoleh bingung. Ternyata saat mendiskusikan bahwa Gavin akan "diganggu", pemuda berambut cokelat itu bahkan tidak berekspresi.
"Kita tidak tahu maksud mereka seperti itu, tapi selama mereka tidak mengganggumu dengan seenaknya, semua akan baik-baik saja."
[Name] mengernyitkan dahi. "Apa kau yakin?"
Walaupun bayaran kerja sama ini menguntungkan, tetapi [Name] tidak ingin Gavin dirugikan. Namun, mengira youtuber yang berkomplot dengan konglomerat berpotensi menghalalkan dengan segala cara terdengar mengerikan. Ia jadi tidak enak hati membiarkan semua terjadi.
"Selama proses syuting berlangsung, aku akan ikut," ujar [Name] bangkit dari kursi.
Gavin menyela, "Tidak. Siapa pun bisa saja melukaimu, tapi setidaknya aku orang terakhir."
"Tapi aku harus bertanggung jawab kepadamu sebagai produser."
"Sebelum itu sebagai polisi, aku punya kewajiban yang sama agar kau aman-aman saja."
"Aduh, kaliaaan. Jangan bertengkar, deh. Kemesraan kalian janganlah cepat berlalu," ucap Minor menyadari interaksi debat berkelanjutan.
Baik Gavin maupun [Name] melempar tatapan sengit ke satu arah.
"Kami tidak sedang mesraan! Jangan ikut campur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
From 4 to 5 PM - Various Fandoms X Reader [END]
FanfictionKumpulan fiksi penggemar (baik drabble maupun oneshot) dari berbagai fandom yang diselesaikan agachii dalam dua minggu! Dirilis setiap hari satu bab antara pukul 4 sampai 5 sore WIB! Mulai: 28 April 2020 Selesai: 12 Mei 2020 Disclaimer: • IDOLiSH7 ©...