"Arahkan matamu pada bintang-bintang dengan kaki tetap berpijak pada tanah." - Theodore Roosevelt.
Created: Jumat, 1 Mei 2020
--------------------------------------------------------
"Akhirnya selesai!"
Memilah sampah memang membutuhkan usaha ekstra, tetapi bermanfaat bagi lingkungan. [Name] membawa dua kantong: sampah anorganik di tangan kanan dan organik pada tangan kiri. Kebetulan pula, sang tetangga – Lucien sedang keluar. Mereka berpapasan dan berjalan pada arah yang sama; lift.
"Membuang sampah harian?"
[Name] mengangguk pelan. Menjelang akhir pekan, Lucien mengenakan jas putih yang lumrah dikenakan ketika bekerja. Mengetahui gadis itu sedang kewalahan, Lucien menekan tombol lantai dasar.
"Sini," kata Lucien mengulurkan tangan kanan yang bebas.
"Tidak masalah, aku bisa membuangnya sendiri," tolak [Name] sungkan.
Lucien tersenyum lembut. "Biarkan aku membantumu."
Tidak hanya [Name] dan Lucien berada di dalam lift, seorang wanita paruh baya berada di tengah-tengah mereka.
"Wah, wah, tetangga apartemen. Bagaimana keadaan kalian?" tanya pemilik apartemen yang tinggal di satu lantai di atas mereka. Seorang wanita ramah meskipun hanya sesekali pulang ke apartemen ini. [Name] bahkan bisa menghitung pertemuan dengan wanita tersebut menggunakan jari.
"Kami baik-baik saja, seperti yang bisa dilihat," ucap Lucien mewakili [Name].
"Sebenarnya saya ingin kita sesekali mengadakan gathering sebagai sesama penghuni apartemen. Tidak ramai, hanya belasan. Kita bisa berdiskusi banyak hal. Mengenai fasilitas hingga biaya huni," kata wanita tersebut terlihat muram. Menurut rumor penghuni apartemen lainnya, pemilik apartemen tersebut seorang janda tajir nan kesepian. [Name] tidak heran jika Lucien terus ditatapi sang pemilik penuh kekaguman.
"Obrolan yang terdengar menarik. Kapan dan bagaimana kita bisa mengadakannya?" Lucien justru ikut tertarik pada umpan yang diungkapkan pemilik apartemen.
[Name] justru sangat, sangat ingin menghindari pertemuan yang dikerumuni oleh penghuni asing. Selain Lucien, ia benar-benar tidak akrab dengan yang lainnya. Akan sangat canggung untuk berkumpul terlalu lama, apalagi jika ia menjadi pihak pertama yang ingin keluar lebih dulu karena kehabisan topik pembicaraan.
"Bagaimana jika akhir minggu ini? Di ruang apartemen saya! Saya akan undang yang lain dan segera infokan di grup. Supaya menyenangkan, bagaimana jika kita saling membagi tugas?"
[Name] mengernyitkan dahi.
Bukankah berdiskusi hanya perlu berbicara?
Sebelum sempat menyela, pintu lift telah terbuka pada lantai dasar.
"Kami akan membawa kudapan yang menarik, tenang saja," kata Lucien berjalan lebih dulu. "Mari [Name], kita pergi buang sampahnya."
[Name] mengangguk kikuk. "Sa-sampai jumpa lagi."
Lokasi pembuangan sampah apartemen di sisi timur kurang dari lima puluh meter. Terdapat beberapa wadah baja terpisah dengan beragam jenis sampah. Usai membuang sampah, mereka mencuci tangan di sebuah wastafel yang tak jauh dari sana.
"Sepertinya pemilik apartemen mengagumimu," tutur [Name] memulai topik lebih dulu.
Lucien terkekeh kecil. "Dia hanya ramah. Apa kau tidak suka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
From 4 to 5 PM - Various Fandoms X Reader [END]
FanfictionKumpulan fiksi penggemar (baik drabble maupun oneshot) dari berbagai fandom yang diselesaikan agachii dalam dua minggu! Dirilis setiap hari satu bab antara pukul 4 sampai 5 sore WIB! Mulai: 28 April 2020 Selesai: 12 Mei 2020 Disclaimer: • IDOLiSH7 ©...