Setelah menenangkan diri akhirnya Litha memutuskan untuk kembali ikut kegiatan bersama anggota yang lainnya.
Saat ini semua anggota 'Pasukan Khusus' sudah berkumpul disisi lapangan.
"Guys, seneng nggak hari ini? Dan kalian udah tau kan. Toilet dimana, gudang dimana, ruang perpus dan ruangan-ruangan yang lainnya. Abis ini kita bakal bagiin makanan buat kalian" ucap Juna
Semua orang senang karna akan mendapat makanan gratis dari mentor.
"Tapi abis itu kalian masuk ke ruang aula karna nanti kita bakal dengerin materi langsung dari ketua Osis kita" ucap Juna lagi.
"Siap ka" jawab anggota yang lain.
Lalu Nissa dan Uzan pun membagikan snack gratis pada pasukan khusus.
"Ini buat princess ungu" ucap Uzan memberikan 1 kantong plastik berisikan snack.
"Ma ka sih" ucap Meysa, nampaknya Meysa masih kesal pada Uzan yang selalu menggangunya.
Setelah menghabiskan cemilan yang diberikan oleh para mentor, Litha dan Meysa pun masuk kedalam Aula.
Litha duduk kursi paling depan begitu juga dengan Meysa. Beda dengan yang lain, kalau yang lain pasti selalu memilih kursi yang paling belakang.
Satu per satu ruangan aula dipenuhi oleh anggota MOS yang lain. Dan diikuti juga para mentor yang duduk didepan.
Tak lama, sang ketua Osis pun masuk kedalam ruang aula dan dia segera mengambil mic yang ada diatas meja.
"Selamat siang guys" ucap Bagas sang ketua Osis.
"Siang kak" jawab para anggota MOS.
"Sorry yah telat, maklum orang ganteng sibuk" ucap Bagas membuat para cewe-cewe menjerit.
"Ok, hari ini kita bakal bahas materi dulu, biar kalian dikasih pencerahan nggak kegiatan diluar mulu, kan cape yah?? Iya kan?? Oh iya mau nanya, kakak-kakak mentor ada yang galak nggak sama kalian?" Tanya Bagas.
"Adaaaa" teriak semua anggota MOS.
"Wow, ada yah? Siapa yah? Hahaha ok lupain kita mulai masuk ke materi" ucap Bagas lalu dia mulai menerangkan beberapa materi penting tentang sekolah.
Selang kurang lebih 1 jam, akhirnya materi yang diberikan Bagas pun sudah selesai, Bagas membawakan materi dengan penuh canda tawa namun tetap bisa diambil intinya.
"Ok guys, berhubung besok adalah hari terakhir kalian MOS, gue bakal kasih tau tentang kegiatan besok. Dengerin yah, besok kalian bawa kertas yang bewarna kesukaan kalian, terserah mau warna apa merah jambu kek, abu-abu monyet kek atau ungu janda kek terserah, yang penting warna kesukaan kalian" ucap Bagas.
"Kak, kalau kuning tai gimana?" Tanya salah satu anggota MOS cowo yang tak tau malu.
"Nahh itu juga boleh haha" ucap Bagas lalu dia tertawa. Bagas memang asik orangnya. dia tidak marah saat ada yang berkata seperti itu.
"Ok, udah dicatat?? Next, besok kalian juga harus membawa Cokelat dan bunga. Bagi yang cowo bawa 1 tangkai bunga mawar merah dan buat yang cewe bawa 1 batang cokelat, terserah mau merek apa yang penting cokelat batang" ucap Bagas lagi.
"Buat apa kak?" Tanya salah satu anggota MOS lagi.
"Nanti mentor kalian juga bakal kasih tau kok. Ok dan satu lagi ini sangat penting" ucap Bagas.
"Ini merupakan puncak MOS buat kalian, pada Kamis nanti kita bakal pergi ke pantai untuk merayakan puncak MOS disana" ucap Bagas membuat semua orang bersorak senang.
"Eh tapi jangan seneng dulu, kegiatan ini harus dari izin ortu kalian, nanti besok mentor kalian bakal kasih surat persetujuan buat ortu kalian, boleh ikut dan boleh juga enggak itu tergantung ortu kalian ngizinin atau enggak"
"Wahhh bakal seru nih, ikutan yok tha" ajak Meysa semangat.
"Nanti deh minta izin dulu" jawab Litha
"Pokoknya lo tetep harus ikut, kalau lo nggak ikut terus gue sama siapa dong nanti disana?" Ucap Meysa
"Tenang kan ada kak Uzan haha" Litha senang sekali menggoda Meysa hingga dia kesal.
"Ok guys. Itu aja yang pengen gue kasih tau. Terima kasih atas kerjasamanya dan semangat MOS hari terakhir besok" ucap Bagas.
Lalu Bagas pun keluar dari ruang Aula, sedangkan yang lain masih happy membahas rencana untuk pergi merayakan puncak MOS di pantai nanti.
"Keluar yok" ajak Litha pada Meysa
"Yaudah ayo" ucap Meysa menarik tangan Litha keluar dari Aula.
"Eh gue mau ke toilet dulu yah" ucap Litha tiba-tiba perutnya sakit.
"Yaudah sana, entar samperin gue yah, dibawah pohon" ucap Meysa
"Sip dehh" jawab Litha lalu Litha lari menuju toilet.
Saking kebeletnya, Litha tak sadar dia telah menabrak seseorang.
Brugh . . .
Bukan orang itu yang terjatuh, melainkan Litha sendiri yang terjatuh.
"Aduh maaf, nggak sengaja" ucap Litha tanpa melihat orang yang dia tabrak.
"Makanya hati-hati" ucap orang itu. Litha segera menatap orang itu.
"Kak Wira, maaf kak" ucap Litha
Lalu Wira mengulurkan tangannya untuk membantu Litha berdiri.
"Makasih kak" ucap Litha meraih tangan Wira.
"Sama-sama" jawab Wira lalu tersenyum begitu tipis, namun itu sangat manis.
Setelah itu Wira pun pergi dari hadapan Litha."Jantung gue" ucap Litha sambil memegang dadanya yang berdetak cepat.
"Aahh kebelet" lalu Litha kembali berlari menuju toilet.
•••
Senyummu itu lho Wir!!
Nggak nahan aku tuh 😍😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Litha Story
Teen Fiction"Aku memang lebih suka menyimpannya sendiri, karna tidak semua masalah bisa aku ceritakan pada orang lain. Terkadang mereka hanya ingin tau kisahku namun, tidak untuk membantu menyembuhkan lukaku" -Jelihta-