Pasukan Khusus

27 0 0
                                    

Litha berjalan dengan terburu-buru menuju gerbang sekolah karna sebentar lagi gerbang akan ditutup.

Dengan nafas yang ngos-ngosan akhirnya Litha sudah berada didalam lingkungan sekolah sebelum pak satpam menutup gerbang.

"Neng kok masih disini? Yang lain udah pada baris dilapangan" ucap pak Ujang satpam yang tadi mengunci pintu gerbang.

"Udah mulai pak?" tanya Litha masih dengan nafas yang tak teratur.

"Kayaknya sih udah" ucap pak Ujang lalu dengan cepat Litha berlari lagi menuju lapangan.

Dan benar saja semua murid baru sudah baris dilapangan, hanya dia yang terlambat datang.

"Hei kamu yang terlambat, buat barisan khusus didepan" ucap salah satu cewe yang sepertinya anggota Osis yang menatap Jelitha.

Dengan langkah malu Jelitha pun maju kedepan dan berdiri menghadap murid-murid baru yang lain.

"Ini baru hari pertama, kenapa bisa sial kayak gini?" Jelitha kesal pada dirinya sendiri.

"Tolong yang ngerasa sepatunya bukan warna hitam, dan memakai  kaos kaki bukan warna putih juga maju kedepan, sekarang juga" ucap anggota Osis cowo yang lain.

Semua murid baru diam, tidak ada yang maju.

"Saya yakin disini pasti ada yang memakai sepatu yang bukan berwarna hitam dan kaos kaki yang tidak berwarna putih. Maju sekarang atau saya yang akan periksa kalian satu-persatu" tegas cowo itu lagi.

Dan dalam hitungan detik, beberapa murid baru pun maju satu-persatu karna menyadari kesalahan mereka masing-masing.

Litha sangat bersyukur karna dia tidak sendirian berdiri didepan, setidaknya tidak apa-apa dihukum asalkan ada temannya.

"Gila banget sih, kesel gue perkara kaos kaki aja gue maju kedepan" gumam cewe yang ada berdiri disebelah Liha.

"Kenapa?" tanya Lihta

"Kesel gue tau nggak. Ini kan momen bersejarah hari pertama masuk SMA masa gue jadi pasukan khusus kek gini sih? Padahal kan cuma pake kaos kaki warna ungu doang" ucapnya membuat Lihta menahan tawanya.

"Sabar yah, sejarah kita pertama kali masuk SMA juga sama kok. Jadi pasukan khusus" ucap Litha.

"Untung gue ada temennya. Nama lo siapa? Gue Meysa" ucapnya memperkenalkan diri.

"Gue Jelihta, panggil aja Litha" ucap Lihta lalu tersenyum.

"Gila lo cantik banget, bener kata orang, nama adalah doa. Pantes lo cantik jelita kek gini" ucap Meysa

"Haha biasa aja" ucap Litha lalu tertawa.

"Hei kalian pasukan khusus, jangan berisik!!" ucap anggota osis cowo yang wajahnya nggak ganteng, nggak manis, nggak lah pokoknya.

"Nggak ganteng aja belagu" gumam Meysa

"Udah diem aja dulu" ucap Lihta sedikit berbisik.

Tak lama ada seseorang yang menaiki mimbar dan dia langsung mengambil mic yang ada distandnya. Sepertinya dia adalah ketua Osis.

"Kayak kenal?" pikir Litha mencoba mengingat wajah orang yang ada diatas mimbar itu.

"Selamat pagi semua" ucapnya

"Pagi" jawab semua murid yang ada dilapangan.

"Perkenalkan nama saya Bagas, ketua osis SMA Garuda dan sebelumnya saya mohon maaf. Karna saya sedikit terlambat dikarenakan ada beberapa hal yang harus saya urus terlebih dahulu ke kepala sekolah"

Litha StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang