"Bagaimana kabarmu?"
Taehyung mengarahkan netranya pada gadis yang membuatnya harus menahan rindu selama berada di negeri Paman Sam, terbentang ribuan kilometer dari Korea. Kedua tangannya sibuk memotong daging yang ia pesan.
Joy menelan kunyahannya. Ia menaikkan kedua alis, tersenyum tipis tak kuasa menahan kupu-kupu dalam perutnya. "Kabarku? Seperti yang kau lihat sekarang."
Bola mata Taehyung meneliti tiap inchi makhluk di hadapannya, tersenyum penuh arti ketika kedua mata mereka saling bertaut. Hatinya dipenuhi gejolak euforia, meledak tanpa bisa ia tahan. "Kau terlihat bahagia."
Joy meletakkan pisau dan garpunya, memberikan seluruh atensi untuk Kim Taehyung. Ya. Karena ada kau di sini. "Bagaimana denganmu?"
Pria itu tersenyum simpul sebelum menjawab. Tampan. Taehyung memang rupawan. Tatapannya dalam, membuat siapapun dapat tenggelam ke dalamnya. Lengkung bibirnya indah, seakan seluruh kebahagiaan ada dalam dirinya.
Ia mencoba mengingat apa yang terjadi dalam sebulan belakangan. Kurang lebih tiga puluh hari sudah ia lewati tanpa bertatap muka dengan gadis menawan yang kini sedang meneguk wine dengan nikmatnya.
"Sudah berapa kali kubilang. Aku merindukanmu. Sangat."
Sooyoung berdecih. Ia kebal dengan segala kalimat manis penanda afeksi seorang Kim Taehyung.
"Itu artinya kau baik-baik saja"
"Tidak, Sooyoung. Itu bukan pertanda baik."
"Jelaskan padaku bagian mana yang tidak baik?"
Kali ini keduanya membisu. Mereka beradu senandika, menyampaikan deretan kata yang tak dapat terucap lewat tatapan. Taehyung merindukan Sooyoung, begitupun sebaliknya.
Joy menatap lamat seseorang yang selalu membuat hatinya berdebar kencang. Bahkan sampai sekarang, meskipun ia menyandang status sebagai kekasih Oh Sehun. Bertahun-tahun Joy mengubur perasaannya dalam bisu. Mungkin rautnya dapat mengelabui, tapi tidak dengan binar dalam bola mata kecoklatannya.
Satu fakta yang jelas Taehyung ketahui.
Hubungan keduanya janggal, memancing enigma dari tiap orang yang melihat. Saling mencinta, namun tak pernah bersama. Kehidupan mereka rumit, tak mudah untuk saling menebar tindakan penuh afeksi. Alasan saling mencintai pun tak cukup kukuh sebagai advokasi.
Kausalitas tersebut yang menjadi dasar hubungan mereka. Tak menguntungkan, namun keputusan paling nyaman untuk dilakukan.
Pria itu mengendurkan posisi duduknya dan menghela nafas panjang-panjang. Sulit bagi ia untuk mengungkapkan apa yang bersemayam di lubuknya.
"Rindu itu membuatku semakin ingin melanggar batas, memilikimu tanpa berpikir akan segala akibat. Rindu itu membuatku berpikir bahwa mencintaimu bukanlah sebuah galat. Aku sebuah anomali. Jika dunia membatasi, aku akan hancurkan. Jika dunia menolak, cintaku akan selalu kuberi. Jika dunia memisahkan, maka aku selalu di dekatmu."
Dan Sooyoung terdiam, berdosa karena telah melukai terminologi 'negasi' Taehyung yang sangat murni untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Love
Fanfiction"Being in Kpop industry means faking everything, such as our love. What do you expect?" sehun x joy x v ©hayoxn