Break Up

fourteen

📞Mama

Dering ponsel membuat Kai terbangun dari tidurnya. Ia meraba nakas untuk mengambil ponselnya. Dengan mata yang masih terpejam, ia mengangkat panggilan itu.

Kali melenguh khas orang bangun tidur, "Halo?"

"Kai? Baru bangun?" suara mamanya disebrang ia balas dengan deheman malas.

Sungguh, Kai sangat mengantuk.

"Udah jam 9 Kai, bangun! Jangan jadi anak males," omel mamanya.

"Ini hari sabtu ma, nggak ada kerjaan." Kai kini mengguling-gulingkan badannya di kasur.

"Libur kamu? Pulang kerumah, mama kangen."

"Males ma, ngantuk."

"Heh! Kamu tu ya, udah berapa lama nggak pulang kerumah? Adek nanyain kamu terus,"

Kai berdecak, "Dih kalau aku dirumah pasti dijahili terus,"

"Pulang ya Kai?"

"Hmm nanti sore aku usahain,"

"Bawain mama martabak ya?"

"Iyaa,"

"Kamu ajak Krystal sekalian kalau perlu. Udah lama dia nggak kerumah, mama kangen," ucapan mamanya membuat Kai terdiam.

"Kai?"

"Hah?"

"Ajakin Krystal, Kai." ulang mamanya membuat Kai menghela nafas

"Dia sibuk, ya udah aku tutup dulu ya ma, mau lanjut tidur."

Kai termenung sejenak, berpikir bagaimana reaksi mamanya jika tau hubungannya dengan Krystal sudah kandas, dan akhirnya kembali tertidur.

***

Kai mengetuk pintu rumah orang tuanya yang berakhir dibukakan oleh Bi Inem-pekerja di rumahnya.

Kai tersenyum menyapa Bi Inem, "Selamat sore den, tumben pulang?"

"Iya mbok, mumpung libur. Tadi mama nelpon katanya kangen."

Bi Inem tersenyum dan mempersilahkan Kai masuk, "Ini mbok, ada martabak manis."

Kai menyerahkan kantong plastik berisi sekotak martabak untuk Bi Inem, "Makasih ya Den."

Kai mengangguk, "Mama dimana?"

"Ada di dapur den, mangga."

Kai menaruh martabak titipan mamanya dimeja makan dan berniat pergi menuju dapur, tetapi langkahnya terhenti karena pekikan seseorang.

"Kakak!"

Kai menengok, dan ternyata Yeri-adiknya, sedang berlari dari arah tangga menujunya.

"Jangan lari-lari, jatuh baru tahu rasa!" Ingat Kai yang tidak dihiraukan Yeri.

Yeri memeluk kakaknya, "Kangennn.." ucap Yeri membuat Kai terkekeh.

"Sok-sokan kangen, kalau kakak dirumah juga kamu jahili."

Yeri melepas pelukannya dan mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kai? Udah dari tadi?" Mama menghampirinya dan Yeri dari arah Dapur, lalu mengajak kedua anaknya itu duduk di ruang keluarga.