Fakta

2.2K 88 13
                                    

"Kita adalah makhluk yang suka menyalahkan dari luar, tidak menyadari bahwa masalah biasanya dari dalam."
Abu Hamid Al Ghazali

"

Aku memang seorang pengecut, Aku hanya bisa terdiam saat dulu mereka menyakitiku. Aku juga seorang pendosa, karena aku mendoakan yang tidak baik bagi temanku walaupun mereka jahat padaku, Tak seharusnya aku seperti itu. " Pikir ku

Tepat tanggal 7 April 2015 di Kantin Sekolah aku menemui mereka.
"Hai" Sapa ku kepada mereka
"Hai juga" Kata Alysha
"Aku boleh duduk" Kataku sambil memandang kursi kosong sebelah Sandi
"Mau duduk duduk aja kali" Ujar Haliza padaku
"Ada yang ingin aku bicarakan, Jadi gini, Selama ini aku memendam dendam pada kalian, sampai-sampai aku mendoakan buruk untuk kalian. Aku sadar itu salah jadi sekarang aku meminta maaf dan aku ingin seperti waktu SD lagi San, Sya, dan mungkin juga kita bisa berteman Za? Kita udah dewasa, Kelas 1 SMP. 3 tahun kita musuhan apa tidak cukup?" Saranku
"Apa berteman? Gak mungkin" Kata Haliza sambil mengebrak meja
Semua orang di Kantin melihat kearah ku,
"Haliza kenapa sih kamu selalu memusuhiku? Apa salahku hingga kamu benci sama aku? Bahkan sampai detik ini kamu selalu ngikutin aku hanya untuk menyakitiku, Kamu ambil teman-temanku, dan kamu cemarkan nama baik ku di Sekolah dulu. Apa salahku hah?" Bentak ku padanya, semua orang berkumpul melihat kami. Sandi pun menyuruh mereka tidak berkumpul dan kembali ke tempatnya masing-masing, lalu menyuruhku untuk duduk kembali.
"Kamu mau tau apa salahmu? Kenapa aku sangat benci kamu? Dan kenapa aku ikutin kamu? Jawabannya satu karena aku tau kamu anak dari Azwar Kusumo, laki-laki yang sudah meninggalkan ibuku di saat dia hamil aku dan kau tau? Dia meninggal saat melahirkan ku dan satu pesan ibuku pada bibiku "Aku harus mencari ayahku Azwar Kusumo". Lalu bibiku mengetahui bahwa Azwar Kusumo ada di Jakarta Utara bersama Anaknya Anisa Nurjanah dari orang suruhan bibiku, kamu tau Jihan? Dialah orang suruhan bibiku". Kata Haliza, Matanya berkaca-kaca menunjukan amarahnya.

Aku hanya bisa terdiam, terlihat Sandi dan Alysha yang juga terdiam mendengar hal itu karena kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku hanya bisa terdiam, terlihat Sandi dan Alysha yang juga terdiam mendengar hal itu karena kaget.
Lalu Alysha langsung meninggalkan Haliza karena merasa dipermainkan oleh Haliza.
" Jadi kamu mau berteman hanya untuk membalaskan dendam ibumu pada ayah Anisa, dulu kamu pengaruhi ku bahwa Anisa telah menceritakan keburukan ku pada Syam pacarku. Tapi... Hah sudahlah" Kata Alysha sebelum meninggalkan Haliza
" Teganya kau, melampiaskan pada orang yang tak bersalah. Ayo Anisa kita pergi dari sini!" Kata Sandi merasa kecewa pada Haliza

Aku pun pergi dan terlihat Haliza menangis sendiri.
Sandi dan Alysha meminta maaf kepadaku karena telah menyakitiku dan aku pun memaafkan mereka.

Hari mulai Sore aku pun pulang ke Rumah dan memikirkan kata-kata Haliza tadi.
"Apa mungkin ayah? Tidak tidak ayah tidak seperti itu " Pikirku
Selagi aku melamun ayah mengetuk pintu
"Tok... Tok.. Tok.. Nak ini ayah"
"Ayah... Emm buka aja yah gak dikunci kok" Omong ku sambil mencoba tenang
"Nisa makan dulu yah nih ayah bawa nasi goreng kesukaanmu!!" Suruh ayah
"Wah makasih yah," Sambil membawa nasi goreng dari tangan ayah
"Nisa, ada yang mau ayah bicarakan"
Aku langsung kaget mendengarnya apa mungkin ayah akan mengakuinya? Ehmm aku harus mencoba tenang, pikirku
"Ada apa yah? "
"Ayah sudah memutuskan bahwa ayah akan bekerja 3 sip jadi ayah takut ayah gak bisa jaga kamu, jadi.."
"Kan ada Bi Irah yah" Potong ku
"Ayah gak mau kamu diurus oleh orang lain, jadi Ayah putuskan kita akan pindah ke Bandung Minggu depan"
Aku sontak kaget
"Minggu depan? Ko mendadak gini yah, Sekolahku gimana? lest Bahasa ku?"
"Ayah sudah urus semuanya satu bulan lalu"
"Kok Ayah gitu sih, Gak bilang ke Nisa pokoknya Nisa gak mau pindah!".
"Gak bisa nak kamu harus tetap pindah, Ayah gak akan ada waktu untuk kamu"
"Nisa kan udah dewasa, Nisa bisa jaga diri sendiri" Tegas ku
"Pokoknya Nisa harus pindah" Bentak Ayah sambil pergi
"Apa ini karena Haliza, Anak ibu Dewi Hendrayani?"
Ayah langsung membalikan badan dengan muka heran ayah bertanya
"Darimana kamu tau Dewi Hendrayani? Haliza memberitahumu? "
"Iya kenapa Ayah? Ayah kaget mendengar hal ini? Kok Ayah jahat beget Ayah meninggalkan wanita yang hamil karena Ayah? "
"Anisa.... " Bentak ayah sambil mau menamparku
"Tampar aja yah, asal ayah tau Ibu Dewi meninggal karena melahirkan anak Ayah dan asal Ayah tau Nisa gak mau ke Bandung". Omong ku sambil pergi meninggalkan Ayah

" Jangan berbuat kalau tak mau tanggungjawab, Karena setiap perbuatan pasti akan ada pertanggungjawaban nya "
Anisa Nurjanah

Apakah Ayah akan memaksa Nisa pergi ke Bandung? Apa yang akan terjadi setelah itu? Apa yang akan terjadi pada Haliza

Nantikan kisah selanjutnya
Jangan lupa vote&comment

Dear AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang