(5)

114 43 16
                                    

Keesokan harinya adalah pagi yang sangat berisik dikelas Syela, siapa lagi kalau bukan suaranya Beni sama si Cahyo itu apalagi sekarang ditambah sama semua anggota dari Otw hitzz dikelasnya. Entah lagi ngapain mereka.

Bel masuk pun berbunyi mereka bersembilan mulai membubarkan diri

"Nanti pulang sekolah jangan lupa yaaaakk!!!," teriak Leon yang sudah berjalan keluar kelas Syela.

"Ettdah... itu suara apa toak masjid," ucap Rania yang lainnya hanya terkekeh geli.

"Okeeeeyy," teriak Beni membalas Leon, dengan suara yang tidak kalah kencang.

"Ampunnn dah, Ben lu kalau ngomong gausah pake teriak kenapa si," ucap Alena kesal.

"Ehh suka-suka gua dong, mulut-mulut gua."

"Eh ini tuh masih pagi ya lo udah ngajak ribut, HAH!!"

"Bisa tidak kalian diam?," ucap Dio dengan menatap sahabat dan temannya itu dengan tatapan yang tajam. Mereka berdua pun diam dan kembali ketempat duduk masing-masing. 

Yaa... tidak ada murid yang akan membantah atau melawan dio jika dia sudah mengeluarkan tatapan mautnyaa...

.

.

Sepulang sekolah

Syela dan teman-temannya mendengar suara berisik saat menuju gerbang sekolah

"Gua yakin itu suara Beni sama gerombolannya, gilaaa itu suara apa suara," ucap Rania, teman-temannya yang lain hanya menggelengkan kepala.

"Tuh kan bener si Beni, Alfian, Dio, Xiumin ada di depan gerbang, ngapain coba mereka cari sensasi aja mejeng disitu," ucap Rania greget dengan kelakuan temannya itu.

"Untung ganteng yaa.. Coba kalau engga," balas Alena.

Kemudian mereka melihat ada mobil mercy hitam yang berhenti tepat di depan Beni, Alfian, Dio, dan Xiumin, ternyata itu adalah mobil Suho yang disusul dengan beberapa motor lainnya.

"Kayaknya mereka mau pergi bareng deh," ucap Syela.

"Yaelah palingan juga main ke rumah Suho,"ucap Reihan yang di balas anggukan oleh ketiga temannya itu.

.

.

Setibanya di rumah Suho

"Wahh udah lama kalian ga main kesini."

"Hehe iya tante, banyak tugas. Ini mumpung tugasnya lagi ga numpuk kita main deh," ucap dia yang baru saja salim kepada mamanya suho disusul dengan yang lainnya.

"Siang tante -," ucapan cahyo diputus oleh Kai "Soreee cahyo bukan siang."

"Ohh... hehe."

Mereka bersembilan pun duduk diruang depan Televisi, ya mereka sedang main PS yang disambungkan ke televisi Suho yang ukurannya bisa dibilang cukup besar sekitar 32 inc.

"Ini minumannya datangg..."

"Ihh tante repot-repot," ucap xiumin.

"Engga repot kokk... Tante seneng kalian main ke sini udah lama kalian ga main."

"Terima kasih ya tante," ucap Salman yang sedari tadi asik bermain PS dengan cahyo.

"Iyaa.. Tante tinggal dulu ya, oh iya nanti kalian makan malam disini ya."

"OKEEEE!!!," Jawab mereka serentak.

Saat mereka tengah asikk bercanda dan bermain PS, Kai yang sudah mulai bosan akhirnya mengusulkan untuk bermain Truth or Dare yang disetujui oleh ketujuh sahabatnya kecuali dio yang diam karena ragu akan menjawab 'iya'.

"Okee kita pake puteran pulpen ya, dan yang ditunjuk oleh bagian lancipnya harus milih truth or dare. oke?," jelas Kai yang dibalas anggukan dari kedelapan sahabatnya.

Sudah setengah jam mereka memainkan permainan itu dan mereka merasa kesal karena dari tadi hanya dio yang belum kena.

"Pokoknya sebelum dio kena gua ga mau ngakhirin permainan ini!," ucap cahyo. Dia memutar lagi pulpen yang digunakan untuk bermain, dengan hati yang berdebar-debar mereka semua berharap kalau dio yang kena.

dan pulpen berhenti dengan ujung lancipnya mengarah keee.....

.

.

.

Ke siapa Hayoo..

.

.

.

Maaf banget yaa kalo feelnya ga kerasa, aku akan coba yang terbaik...

❌I Hope [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang