(17) Salah Paham

79 8 1
                                    

Sebelumnya

Dio dan Cahyo membawakan persembahan lagu yang berjudul Boyfriend

"Syel," Rania menyenggol lengan Syela

"Hah?"

"So give me a chance," Rania menyanyikan lirik itu.

"Apa si??"

"Ahh lo mah ga peka amat si,"

Selanjutnya

"Itu tuh kode buat loo.. kasih dia kesempatan-,"

"Bacot ah," Syela langsung berlalu pergi.

Syela menyusuri area sekolah sendirian sampai akhirnya ia melihat sesuatu yang sangat tidak ingin ia lihat.

Dio memeluk Sivani dengan eratnya. Sakit. Itu yang dirasakan Syela saat ini. Seharusnya ia tidak terlalu berharap.

Saat ia ingin pergi tidak sengaja ia menabrak seseorang dibelakangnya,"Ah.. Maaf ga sengaja," ucap Syela menunduk dan dapat ia lihat dari kejauhan Dio menyadari keberadaannya.

Syela segera pergi dari area sekolah, "Yo, kejar Syela. Gue takut dia salah paham,"

Sebelum syela benar-benar meninggalkan Area sekolah. Dio berhasil menghentikannya, "Syel,"

"Yang tadi itu-"

"Gue ga marah kok. Silahkan lo mau pelukan sama siapa aja, gue ga berhak ngelarang lo,"

"Engga gitu Syel,"

"Kalau gue minta lo jauhin Sivani, bisa?"

Dio terdiam dan menunduk,"Maaf aku ga bisa,"

"See,"

"Aku udah janji sama orang tuanya untuk jagain dia, dia lagi sakit Syel,"

"Sampe orang tuanya minta lo jagain dia? Waahh... Hebat, apa gua juga harus sakit dulu Yo biar lu perhatian sedikit aja,"

"Ngomong apa si kamu,"

"Kalau itu bisa buat lo perhatian. Gua mau sakit kayak dia."

"SYELA!!" Dio membentaknya dengan keras. Baru kali ini dia melihat Dio yang marah padanya.

"Sorry gua ga maksud-" Syela langsung berlalu pergi dengan cepat.

Dia tidak tahu mau kemana, hanya kakinya yang menuntunnya.

Dia akhirnya memutuskan untuk duduk disebuah taman. Ia hanya ingin menenangkan diri.

"Syela,"Syela menoleh dan terkejut ternyata yang memanggilnya adalah Sivani, Syela dengan cepat menghapus air matanya.

"Kok lo bisa disini?"

"Gua baru mau ke rumah tante gua dan rumahnya deket sini," Sivani duduk disebelah Syela. Hening.

"Syel ada yang mau gua jelasin,

pertama-tama gua mau minta maaf tadi gua denger semua percakapan lo sama Dio,"

"Dio ga ada niatan buat bentak lo, dia ga sengaja," lanjutnya

Syela menoleh ke Sivani dan tersenyum miris "Gua ga butuh rasa kasian lo gara-gara dia bentak gua,"

"Bukan begitu, Dio sebenernya sayang sama lo Syel. Lo tau kenapa dia bentak lo?" Sivani menatap Syela tepat dimatanya.

"Pas lo bilang kalo lo mau penyakit kayak gua juga biar Dio lebih perhatian sama lo dan menomor satukan lo. Lo tau gua sakit apa?" Syela hanya menggeleng.

"Jantung gua lemah Syel, waktu gua mutusin Dio itu lo tau kenapa? Karena penyakit ini, Dio  pantes dapetin yang lebih baik dibandingkan gua dan gua pura-pura pacaran sama orang biar Dio jauh dari gua," Sivani menghela nafasnya.

"Tapi akhirnya Dio tau penyakit gue karna pas awal masuk Osis tiba-tiba sakit gua kambuh dan posisinya disitu cuma ada Dio, akhirnya dia bantuin gue buat ambil obatnya dan dia minta penjelasan gue kenapa, akhirnya ya mau ga mau gue kasih tau. Lo tau kan Dio kalo udah pengen tau banget gimana, maksa dan yang gua takut kalo udah ditatap pake mata elangnya itu... Iihh serem banget deh pokoknya," Syela terkekeh geli mendengar dia takut pada tatapan Dio, sebenernya Syela juga takut kalo ditatap gitu juga.

"Yaudah deh akhirnya gua kasih tau dan akhir-akhir ini emang penyakit gua sering kambuh. Untuk yang tadi lo ngertikan kenapa Dio sampe kayak marah terus bentak lo, dia ga mau lah orang yang dia sayang sakit penyakit parah,"

Kini Syela sudah mengerti semuanya, disini memang dia lah yang salah bukan Dio, dia tidak tahu yang sebenarnya tapi malah...

"Gua juga liat kok dimata Dio, lo itu berarti Syela. Habis bentak lo, tau ga si dia tu kayak orang kesetanan jadinya,"

"Maksudnya?,"

"Iyaa... Dia kayak nyalahin diri sendiri karena udah marahin dan bentak lo, teriak ga jelas lah pokoknya dan disitu gua liat dimatanya dia ngerasa sakit juga udah bentak lo kayak tadi sampe nangis," Syela menatap mata Sivani, semua yang diucapkannya sangat tulus. Syela selama ini salah menilainya, dia itu orang yang baik.

"Maaf..." Syela menunduk, Sivani menjadi bingung.

"Maaf karna gua udah salah menilai lo, padahal gua ga tau apa-apa," lanjutnya

"Santai sii, sekarang mending lo temuin Dio deh," Sivani meyakinkan Syela untuk segera menemui Dio dan Syela mengangguk.

"Makasih ya, udah jelasin semuanya, maaf kalo selama ini gua salah sangka,"

"Iya gapapa kok,"

"Jadii, kita temenan?" Syela mengulurkan tangannya yang disambut cepat oleh Sivani.


.

.

.

Syela memutuskan langsung ke rumah Dio. Berharap yang ia cari sudah di rumah.

"Tante Dionya ada?"

"Loh.. Bukannya ada pensi di sekolah kalian? Dio belum pulang, mungkin masih ngurusin pensi,"

"Ohh... Yaudah deh tan, makasih ya,"

"Kamu masuk dulu Syel, tante udah masak ni, sekalian makan malem,"

"Iya tan, makasih. Aku mau balik aja, takut kemaleman."

"Tante minta supir anter kamu ya?"

"Gausah tan, aku bisa pulang sendiri,"

Saat Syela hendak balik, ternyata ada sebuah mobil yang berhenti di depan gerbang.

"Mobil itu...,"

Dio keluar dari kursi pengemudinya, ia menatap Syela dengan lekat.

Jujur. Saat Syela melihat Dio dengan keadaan seperti itu, ia merasa bersalah sekali. Rambutnya acak-acakan dan raut khawatir diwajahnya tidak bisa disembunyikan.

"Yo.."

Greb

Dio memeluk Syela dengan erat.

"Maaf,"

"Gue yang harusnya minta maaf. Maaf kalau selama ini gue salah sangka. Maaf kalau selama ini gue kekanak-kanakan. Maaf... Hiks," Dio melepas pelukannya.

"Jangan nangis, aku ga mau liat kamu nangis lagi. Maaf yaa udah bentak kamu tadi,"

Syela mengangguk dengan air mata yang masih deras mengalir dan langsung memeluk Dio dengan erat.

Tbc.

❌I Hope [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang