2. 오늘도

534 99 8
                                    

Bagian Dua : Hari ini

— 밤 A Night



Sedari tadi tanganku terus bergerak. Mencatat beberapa kata kunci dari buku tebal didepanku. Sesekali menyandarkan punggungku pada kursi epik yang sedang ku duduki. Aku sering berada di sini. Ini membosankan, tapi aku menyukainya. Aku membuka ponsel dan memeriksa pesan masuk yang pada baris notifikasi.

Lee Jangjun
Hyung, kau dimana?
                  14.07 KST

Sungyoon
Tempat biasa,
send 14.10 KST

Aku menutup ponsel dan melanjutkan aktivitas sebelumnya. Sebenarnya, aku tidak terlalu suka mengoleksi buku tebal. Dan waktu memaksaku untuk memilikinya. Mungkin, karena aku sudah kelas 3. Tapi tak apa, ini juga bermanfaat. Appa dan Eomma akan senang jika aku lulus dengan nilai yang memuaskan. Sepersekian detik suara lonceng akibat pintu terbuka membuyarkan lamunanku. Kurasa seseorang datang. Aku terus membalik halaman demi halaman.

"Permisi," suara asing terdengar dari arah kasir.

Aku mendongakkan kepalaku untuk melihatnya. Seorang gadis memakai totebag rambut yang terurai dan juga pakaian yang bernuansa pastel. Dia hanya berdiri mematung untuk melihat menu. Mau tidak mau aku harus bangkit dari kursi, berjalan ke arahnya dan mengambil alih kasir sementara.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanyaku.

"Ne?"

"Ah ne, dua roti kenari dan satu Americano take away,"

"Baiklah, mohon tunggu sebentar," aku berujar seraya menyalakan mesin pembuat kopi otomatis. Ini membutuhkan waktu. Hening, hanya ada suara bubuk kopi yang sudah menjadi cair dan mulai menetes.

"Bukankah kau pelanggan tetap?" dia memulai perbincangan.

"Tidak," jawabku dengan tersenyum.

"Aku sering melihatmu disini, jadi aku mengira seperti itu," dia tersenyum kikuk, dan aku mencoba tetap tersenyum.

"Akhirnya," aku mulai membungkus pesanannya.

"Ah iya," dia membayar dengan uang pas, kurasa dia sering datang kemari.

"Kamsahabnida," aku berterimakasih dengan sedikit membungkuk. Dia hanya membalas dengan senyuman.

Dia berjalan keluar, aku berjalan kembali ke kursiku dan langkahku terhenti. Aku melihat sesuatu dilantai dan meraihnya. Sebuah liontin key chain berbentuk lampu taman. Suara lonceng di pintu terdengar tidak beraturan. Mungkin dia datang untuk mengambilnya.

"Nona, kau menjatuhkan gantungan kuncimu," aku berkata sembari memutar dan mengamati key chain yang ada di tangan.

"Heol, Nona?"

Suara itu cukup membuatku tersentak. Dia bukan gadis yang tadi kutemui, melainkan Lee Jangjun.



— 밤 A Night —

a night | Y Golden Child √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang