3. 메일

392 85 4
                                    

Bagian Tiga : Setiap Hari

밤 A Night

Suara puluhan pasang sepatu terdengar menggema di ruangan ini. Termasuk sepatu milikku. Aku berjalan dengan tas punggung menyusuri koridor yang dihiasi beberapa loker berwarna biru muda. Aku keluar dari gedung ini dan mulai melihat luar. Hari sudah malam. Aku mengecek ponsel untuk melihat waktu. 19.08 KST. Aku menutupnya kembali dan menuruni beberapa anak tangga.

"Hyung!" suara teriakan seseorang.

Aku melihat sekeliling dan menemukan sosok Kim Jibeom yang melambaikan kedua tangannya diatas kepala untuk sekedar memanggilku. Aku hanya tertawa renyah dan berlari menghampirinya.

"Wae?" tanyaku.

"Aku lapar,"

"Memangnya jika kau lapar dan memberitahuku, rasa laparmu akan hilang?"

"Tentu saja, ayo temani aku membeli ramyeon!" dia kemudian menarik tanganku. Kami berniat untuk mengunjungi minimarket terdekat.

"Hyung,"

"Mwo?"

"Apa kau tidak pernah bertemu yang lainnya?" Jibeom bertanya seolah ia merindukan mereka.

"Jangjun menghampiriku kemarin, wae?"

"Geunyang," jawabnya sembari membuka pintu minimarket.

"Selamat datang," ujar pekerja paruh waktu.

"Oh, hyung?" aku dan Jibeom cukup terkejut.

Aku menghampiri Daeyeol hyung dan melihat seseorang lagi didepannya, sedangkan Jibeom tidak memperdulikan dan terus mencari ramyeon favoritnya.

"Jangjun,"

"Woah, seperti serendipity," kata jangjung dengan menutup mulutnya.

"Heol," umpat Daeyol hyung.

"Hyung hyung, kemarin Sungyoon hyung memanggilku Nona," Jangjun memberi tahu Daeyol hyung, itu membuat Jibeom tiba-tiba muncul disampingku.

"Mwo?"

"Apa kau sedang menyukai seseorang hyung?" Jibeom bertanya.

"Uuuu..." mereka seakan menggodaku.

"Tidak,"

"Lalu kenapa kau memanggilku Nona?"

"Seolma, apa kau sekarang minus?" tanya Daeyol hyung.

"Jika seseorang minus dan tidak memakai kacamata, apa itu akan membuat seorang pria terlihat seperti wanita?" Jibeom menanyakan sesuatu yang konyol.

"Ya! kau meledekku atau apa? kalian tidak tahu betapa jantannya diriku ini? tunggu sebentar," tiba-tiba saja Jangjun memperlihatkan roti sobek yang bersarang di perutnya.

"Woah.. Jibeom tutup matamu!" kataku.

"Ini tidak pantas dilihat anak dibawah umur," Daeyol hyung menambahi. Kita semua menutup mata dengan telapak tangan yang merenggang dan sesekali tertawa.

"Oppa, hajima," Jibeom membuat lelucon.



밤 A Night

a night | Y Golden Child √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang