Bujukan Mantan

27.6K 1.9K 134
                                    


🌷🌷🌷

Tak terasa sudah lima hari Davin dirawat. Kondisi anak itu berangsur-angsur membaik. Setiap hari aku yang menunggui anak itu. Mami datang bersama Abella kala siang. Sedang Mas Ferdi menjenguk di waktu malam.

Davin meminta ditemani sepanjang waktu. Sehingga tidak ada waktu pulang bagiku. Bahkan untuk sekadar mengambil baju ganti, terpaksa aku menyuruh Risa yang mengantar.

Sempat kesal saat mendengar Mami kembali memasukan Abella ke sekolah. Karena aku sudah berniat ingin memindahkan Abella ke sekolah Bina Insani. Namun, demi melihat betapa antusiasnya Abella bercerita tentang teman-temannya di SD Polisi 4, aku hanya bisa mengalah.

💖

Hari ini Davin sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Mas Ferdi berjanji akan menjemput kami, waktu makan siang.

Ketika aku telah selesai mengurusi adminitrasi, terdengar seseorang memanggilku di lobby rumah sakit.

Saat aku menoleh, ternyata Mas Rudi yang memanggil. Dia tengah menggandeng tangan Keyra. Sedikit pangling dengan penampilannya yang sekarang. Wajah dan tubuhnya terlihat lebih segar dari beberapa bulan lalu. Ketika terakhir bertemu di pengadilan Yasmin, saat sama-sama menghadiri sidang cerai kami masing-masing.

Pria berperawakan sedang, tetapi lumayan menawan itu mendekat.

"Apa kabar, Ay?" sapanya hangat sembari mengulurkan tangan.

"Baik." Aku menjawab seraya membalas jabatannya.

"Tante, bagaimana keadaan Davin?"

"Hari ini sudah boleh pulang, Sayang."

Aku menjawab pertanyaan Keyra sambil mengusap rambut panjang anak itu.

"Memang anakmu sakit apa?" Kembali Mas Rudi bertanya.

"Keserempet motor, Mas," jawabku kecut.

Mas Rudi terlihat terkejut mendengar jawabanku. Lantas meminta izin. "Boleh kami menjenguknya?"

"Tentu. Mari!"

Kuajak ayah dan anak itu masuk ke ruangan Davin. Begitu tiba, Davin tampak bahagia melihat teman sekelasnya datang. Kedua anak kecil itu pun terlibat obrolan seru seputar sekolah mereka.

Sementara aku dan Mas Rudi hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua bocah itu. Kemudian kami berdua juga terlibat perbincangan yang santai di sofa.

Mas Rudi bercerita tentang kehidupannya pasca berpisah dengan Nella. Pria itu bilang hidupnya jauh lebih menyenang ketimbang saat masih bersama Nella. Dia juga mengabarkan kalau sudah bekerja di sebuah kafe di daerah Padjajaran sebagai manager.

"Aku bisa membantu bila kamu butuh pekerjaan."

Aku hanya tersenyum simpul, saat pria itu menawarkan bantuan.

Obrolan terus berlanjut. Tak disangka mantan suami Nella itu punya selera humor yang lumayan. Beberapa kali aku dibuat tersenyum mendengar jokesnya. Ternyata Mas Rudi sosok yang menyenangkan dan hangat.

Padahal dulu kupikir, dia orangnya lebih pendiam dari Mas Ferdi. Karena walau kenal, tetapi kami tidak terlalu dekat dan jarang berbincang. Kami cuma beberapa kali ketemu di acara yang di selenggarakan oleh Nella dulu.

Ketika kami masih asyik bercakap-cakap, tiba-tiba Mas Ferdi datang. Dehaman kerasnya membuat Mas Rudi menghentikan cerita. Lalu kedua pria itu tampak saling berpandangan.

Seperti biasa sorot Mas Ferdi terlihat begitu tajam, sedang Mas Rudi tampak santai. Entah kenapa Mas Ferdi mendadak menunduk. Aku pikir, dia pasti merasa bersalah pada Mas Rudi karena pernah meniduri istrinya. Aku yakin itu!

Pasca Cerai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang