potongan 5

6 3 1
                                    

"meskipun itu tak sebanding denganmu,"

eh?

Ryosuke melangkah menjauhiku. dan bergabung dengan yang lainnya didepanku. sedangkan aku masih terpaku, mencerna apa yang terjadi sejak beberapa menit yang lalu. dibelakangku, Ishiki menyentuh pelan punggungku. persis setelah itu, tangannya memancarkan sinar lembut. walaupun aku ingin menjauh, kaget, tapi aku tak bisa bergerak.

sampai akhirnya saat dia melepaskan tangannya dari punggungku, aku segera melompat menjauh dari mereka.

"apa maksud kalian?" aku berseru dengan suara bergetar.

hei-hei, ini tidak lucu. sebelum berada disini saja, aku kalah telak saat melawan dua orang dari mereka. bahkan mereka belum serius melawanku. sekarang aku terjebak di suatu tempat yang sama sekali tidak kukenal, dengan sekolompok orang asing yang bahkan melawan naga saja tak butuh waktu lama. apa aku berada disisi yang berseberangan dengan mereka?

aku mencoba menahan air mataku yang hampir menetes.

Ishiki terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, membuatku semakin gelisah. yang lainnya juga tidak merespon apapun tentang seruanku. mereka berniat baik atau jahat, sih?

"kamu,"

aku tersentak. Ishiki memanggilku dari tempatnya. 

"sini."

aku menghela napas berat. apa yang harus kulakukan sekarang? 

akhirnya aku melangkah ragu, bergabung dengan mereka. Ishiki mengangkat tangannya kedepan. kemudian tangannya kembali mengeluarkan cahaya lembut bersamaan dengan munculnya sesuatu—semacam hologram. 

"ini adalah gambaran otak milikmu. sejumlah orang-orang memiliki kemampuan karena mereka telah mengaktifkan salah satu bagian otak—sengaja maupun tidak sengaja—yang pada orang biasa tidak pernah aktif. dan kemampuan tiap orang akan berbeda meskipun mereka mengaktifkan bagian otak yang sama.

"dari bagian ini, kami bisa mengetahui kemampuan seperti apa yang kau miliki. 'kan sudah kubilang kami sedang mencari orang yang sangat hebat. kami juga sudah mengatakannya pada Ichi, Kiyori, dan Nuka. tapi kami tidak memberitahu tentang kemampuan yang seperti apa yang sebenarnya sedang kami cari." tutur Ishiki.

"orang yang kita cari adalah salah satu dari pemilik kemampuan yang tidak diakui, sama seperti Nuka. tapi menurut aku dan Shiki, sepertinya tingkatannya berbeda jauh." timpal Ryosuke.

Ishiki gesit menggerakkan tangannya sedemikian rupa, mengutak-atik hologram didepannya, "jadi, kemampuan gadis ini adalah atmokinesis secara khusus."

Ishiki memperlihatkan hologram yang mengambang didepan kami, menunjukkan neuron-neuron otak yang bergerak cepat kesana-kemari secara teratur—entah bagaimana dia bisa membacanya. dan disaat yang bersamaan, semua orang menatapku sedemikian rupa. 

aku mengangkat tangan ragu, "anu, atmo... eh, atmokinesis itu, apa?"

"atmokinesis adalah kemampuan yang menguasai pyrokinesis, aerokinesis, hydrokinesis, cyrokinesis, elektrokinesis, umbrakinesis, dan geokinesis secara umum."

aku mengernyitkan dahi. aku telah mendengar begitu banyak istilah asing dalam satu kali tarikan napas. 

aku masih tidak mengerti.

Ryosuke menepuk pelan pucuk kepalaku, "jadi, kamu bisa mengendalikan api, angin, air, es, listrik, cahaya maupun bayangan, dan komponen tanah."

aku termangu. seketika ruangan menjadi lengang. entah mereka bermaksud ini berita bagus atau bukan.

"jadi, aku bisa mengendalikan api, angin, air, es, listrik, cahaya, dan tanah, begitu?" aku bertanya memastikan, berharap jawabanku salah.

Ishiki mengangguk, "secara khusus. itu juga penting."

aku menahan napas.

"sesuai namanya, atmokinesis adalah kemampuan yang bisa mengendalikan keadaan atmosfer. jadi, kemampuan atmokinesis hanya bisa mengendalikan elemen tersebut secara umum, sebatas hanya karena semua elemen itu berhubungan keadaan atmosfer. tapi, kamu bisa menguasai semua elemen itu secara total, layaknya para pengguna kemampuan itu sendiri." Ryosuke menjelaskan dengan lebih baik.

"ta-tapi itu tidak mungkin!" aku menyanggah.

"aku hanya bisa mengendalikan air, tidak yang lainnya. bagaimana aku bisa memiliki kemampuan yang sangat tidak masuk akal!" tanpa sadar air mataku mulai mengalir.

aku berbalik dan menunduk. aku tak bisa menahannya lagi. semua fakta yang kudapat hanya bisa membuatku semakin terpuruk. 

aku tahu kenapa kemampuanku menjadi kemampuan yang tidak akan pernah diakui. bagaimana aku bisa menanggung beban yang setara dengan beban 7 pemilik kemampuan? jangankan tahu aku bisa mengendalikan cuaca, tak seorangpun menerima keberadaanku jika mereka tahu aku bisa mengendalikan air. bagaimana aku akan melewatinya?

ini kemampuan yang melawan hukum alam!

aku terduduk lemas, air mata yang mengalir dipipiku semakin deras. diantara sekian banyak manusia, kenapa harus aku? kenapa harus aku yang menanggungnya? kenapa harus aku yang terlibat dalam semua ini?

"biarkan, kita telah menyampaikan hal yang sangat berat untuk diterima orang dewasa sekalipun. siapa yang mengira, selama ini dia lari dari dirinya sendiri," samar-samar kudengar Ryosuke berbicara.

"cepat atau lambat, dia harus menerimanya. toh, dia sendiri yang bisa mengubahnya."

aku menyeka air mataku, bangkit berdiri. benar, aku menangis pun kenyataannya tak akan berubah. aku memang tak bisa mengubah kemampuanku, tapi aku bisa menentukan takdirku dengan kemampuan ini!

"jadi, apa yang harus kulakukan?" aku berbalik dan bertanya, menegarkan hati.

Ryosuke tidak menjawab. dia terdiam sesaat, menatapku. entah apa yang sedang ia pikirkan. namun kemudian, senyum mulai mengembang diwajahnya. respek terlihat jelas dari matanya.

dia mengacungkan jempol kearahku, "gadis pintar!"

Ther(na)lityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang