Typo ada dimana-mana. Kata kata ga baku. Mungkin ada kata² yang kasar.. :) okie dokie~ Happy Reading! - Note : Boboiboy dan kawan kawan hanya milik Monsta, dalam cerita ini saya hanya meminjam tokohnya, tolong difahami:). -
A u t h o r ------------------------------------
"Cinta membuat diri kita menjadi seperti anak kecil. Dan lukanya membuat diri kita lebih dewasa"
-
Author POV
15 menit kemudiaan..
"Oh begitu".
"Yaudah ayo ngerjakan tugasnya" ajak Yaya lalu berdiri membawa kardus berisi Katak.
"Oke ayo" balas Taufan. •
•
• *SKIIP besoknya (kyaa author males:>)
Blaze POV
Aku mencoba membuka kedua mataku yang memaksa untuk tetap tertutup. Kulihat sekeliling ada Ice yang sedang menata kasur miliknya.
"Ice? Kok tumben bangun pagi, biasanya molor sampe setengah tujuh" ucapku, Ice menatapku dengan tatapan datar yang dimilikinya.
"Hari ini gue ada piket" balasnya lalu pergi kearah balkon yang tertutup tirai berwarna orange gelap dan membuka selebar lebarnya seperti hatiku untuk seseorang. -Astaga Author kesurupanಥ_ಥ👉🏻👈🏻-
"Mau bareng?" tante Ice membuyarkan haluanku.
"Tentu". •
•
• 25 Menit Kemudian..
Aku keluar dari kamar dan menutup pintu dengan pelan. Kulihat Gempa sudah menyiapkan sarapan untuk semuanya.
"Gue berangkat dulu".
"Lho? Sarapannya gimana?" tanya Gempa.
"Kan ada kantin" balasku lalu memakai kedua sepatuku secara bergantian.
"Lu mau ngapain berangkat pagi pagi?", suara dingin nan datar tiba tiba terdengar.
"Mau bantuin Ice piket" balasku.
"Yaudah".
Ice POV
Aku menunggu didepan pintu. Suasana diluar sangat dingin dan untung saja kupakai jaket kesayanganku ini.
"Ayo" ajak Blaze menarik lengan jaketku.
"Hoi hoi! Lepas tangan lu itu dari jaket kesayangan gue! Ntar lecet!" ucapku kesal lalu menepis tangan Blaze.
"Itu bukannya Yaya ya?" ucapnya sambil menunjuk kearah seseorang yang dipanggil 'Yaya'.
Ya, dia Yaya, kulihat dia sedang bersama dengan laki-laki seumuran ku dan Blaze. Ada sedikit rasa yang tidak dikenali masuk didalam perasaanku.
"Dia itu pacarnya Yaya ya?" tak sengaja ucapan itu keluar dari dalam mulutku.
"Apa? Lu suka Di- Ooooooh~ lu pasti cemburu ya..." ujar Blaze dengan nada menggoda.
PLETAK.
Sebuah jitakan pelan berada dikepala Blaze.
"Aduh- kenapa sik?! main jitakan segala! Ntar wajah gue ngga famous lagi nii!" ucap Blaze mengelus kepala 'bekas' jitakan dariku.
"Sejak kapan lu Famous ha?" tanyaku heran.
"Sejak fir'aun lahir lah" balasnya kepedean.
"Jangan terlalu pede, wajah lu emng gitu tapi sifatnya kek bocah" tuturku menatap Blaze dengan kesal.
"Iya iya, sekarang waktunya sekolah, bukan ceramah" ucapnya berlari meninggalkan diriku sendirian.
"Dasar". •
•
• *SKIIP disekolah.
Aku berada didepan pagar. Disini sangat sepi, hanya ada diriku, Yaya dan 'pacarnya'. Blaze sudah masuk kedalam kelasnya.
Kulihat laki-laki itu memeluk Yaya sangat erat, seperti baru kali ini mereka bertemu. Seusai Laki-laki itu pulang aku berjalan mendekat kearah Yaya.
"Ya, tadi itu siapa? Pacar lu?" tanyaku dengan tatapan datar yang kumiliki.
"Pacar?" tanya balik Yaya lalu tertawa. Apa aku salah bertanya?.
"Lu anggep kakak gue pacar? Sudah dua bulan gue ngga ketemu sama Kakak dan Papa" jelas Yaya yang masih tertawa pelan.
"Kan gue kira dia itu pacar lu" ucapku.
"Mana ada laki laki yang mau jadiin gue pacarnya sedangkan sifat yang gue miliki ngga seperti cewe lainnya" tutur Yaya yang mulai berhenti tertawa dan berganti dengan tatapan datar.
"Yaudah gue kekelas dulu".
Aku berjalan kedalam kelas lalu pergi kebangku yang sudah disediakan. Aku mengambil sebuah sapu untuk melaksanakan piket. Tiba tiba senyuman simpul terukir diwajahku.
"Pasti ada Ya, pasti ada".
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.TBC.
✴ Huyey~ Makasih dah mau vote ^^! Jangan lupa comment and share ya kawan kawan! Hiya-Hiya~ maap jarang Up- ngga ada ide buat chapter ini jadi harus nonton filem romance dulu biar ada ide menarik- aokwowk👉🏻👈🏻