Chapter 14 - 𝐃𝐚𝐦𝐚𝐢

575 43 4
                                    

Typo ada dimana-mana. Kata kata ga baku. Mungkin ada kata² yang kasar and ada adegan kekerasan antara ceue x ceue oke?
Happy Reading!
-
Note : Boboiboy dan kawan kawan hanya milik Monsta, dalam cerita ini saya hanya meminjam tokohnya, tolong difahami:).
-

A u t h o r
------------------------------------

"Ketahuilah
Memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri"

-

Author POV

"Istirahat dulu gih.. Pegel tangan gue" ucap Taufan sambil mengatur nafasnya yang tidak teratur.

"Ini jam berapa?" tanya Aditya.

"Jam tiga" balas Halilintar datar.

Tiba-tiba sosok perempuan datang menghampiri mereka bertiga sembari memberikan minuman yang berkumpul didalam kantung plastik.

"Apa?" tanya Halilintar ketus menatap Sosok tersebut.

"Mana mana! Kebetulan gue haus!" timpal Taufan mengambil minuman dari tangan Halilintar.

"Lu mau Dit?" tawar perempuan itu.

"Ngga Ya, makasih" tolak Aditya lembut lalu kembali bermain dengan layar handphonenya.

"Ternyata gue baru tau kalau lu bisa main Voli", entah itu pujian atau apa Yaya hanya menjawabny dengan senyuman tipis.


Amelia POV

"Len, lu ikut lomba apa saja?" tanyaku kepada Aileen yang daritadi sibuk sama handphonenya.

"Menurut hobi, gue akan ikut lomba nyanyi" balasnya tanpa ekspresi.

"Menyanyi maksud lu?" tanya Intan memastikan.

"Iyalah.. Hobi gue cuman itu aja" balasnya datar.

"Emang lu mau pake lagu apa pas lomba nanti?" tanyaku sedikit 'kepo'.

"Ngga tau" balasnya lalu menatapku.

"Emang kenapa kalau gue ikut lomba itu?" tanyanya heran.

"Oh iya! Lu sama Yaya itu sudah kenal sejak kapan" tanyaku mengganti topik.

"Ceh, gue sama si anak angkat? Ngga level kali gue kenalan sama dia" balasnya dengan tatapan jijik.

"Lu ngapain manggil nama gue hah?"
, suara yang sangat familiar terdengar digendang telinga kami. Kuperlahan menengok kesumber suara.

"Kenapa emang? Mulut mulut gue! Yang pake gue!" cibir Aileen menatap Yaya sinis.

"Serah.. gue cuman mau bilang kalau mau latihan tu yang semangat bukan malah sebaliknya" pesan Yaya halus tapi bermakna tajam sembari menatapnya dengan senyuman pahit.

"Apa lu bilang?!" tanya Aileen geram terhadap Yaya dan berjalan mendekat kearah Yaya.

"Mentang mentang anak angkat tapi sifatnya belagu! Untung kedua orang tua lu itu mau ngerawat lu! Kalau ngga udah jadi anak gelandangan!", hinaan yang sangat menyakitkan.

"Hm?", kulihat Yaya hanya menjawab dengan deheman pelan lalu menatap tajam kearah Aileen.

"Ingat. Lu itu udah cantik, special dimata orang, tapi hati yang lu miliki lebih busuk seperti sampah. Tuhan maha adil, buat apa gue nantang Tuhan? Cih, kurang kerja-"

PLAK

Sebuah tamparan keras mengenai pipi Yaya. Aku terkejut bukan main. Aku berlari kearah mereka untuk berhenti berargumen.

"Udah Aileen! Udah!" ucapku menarik pergelangan Aileen pelan. Ia menepisnya dengan kasar.

Kulihat tangan kanannya keatas untuk menampar pipi Yaya 'lagi'. Aku berusaha untuk menangkisnya dan..

PLAK

Kulihat Yaya terjatuh dan memegang pipi kanannya yang bekas tamparan dari Aileen. Ia memegang pipinya seraya senyum simpul kepada Aileen. Aku hanya menatap Yaya kikuk. Merasa bersalah karena telat untuk melindungi Yaya dengan caraku sendiri.

Kulihat yang awalnya Aileen menatap Yaya seperti sangat membenci dirinya berganti dengan tatapan bersalah.

"Ya, maaf-"

"Ngga apa-apa kok", aku terkejut bukan main. Biasanya Yaya akan membentaknya dan mencatat dinote BK, tapi, kali ini, kali ini dia hanya tersenyum tipis (atau dibilang seyuman paksa) lalu mengulurkan tangannya.

"Gue yang salah, gue yang ngelukai hati lu, maafin gue ya" ucap Yaya tersenyum. Aileen membalas uluran itu dengan canggung.

"Gue pulang dulu" pamit Yaya sembari melambaikan tangannya kepada kita.

"Jadi kalian damai?" tanyaku memecah keheningan. Aileen hanya menjawab dengan anggukan. Yaya berjalan pergi, Perlahan lahan punggung Yaya memudar dan hilang sepenuhnya.


Bonus 👉🏻👈🏻

"ASTAGA YAYA! PIPI LU KENAPA!?" jerit Ying menghampiri Yaya seraya mengusap pipinya.

"Gue ga apa apa.. Hanya ada masalah tadi" balas Yaya melepaskan tangan Ying dari pipinya.

"Jangan bohong! Lu kenapa?!" tanya Ying sedikit membentak.

Yaya yang daritadi tersenyum paksa lalu memudar menjadi datar.

Ia merangkul sahabatnya dan...

"Gue lagi ada masalah sama temen.. Tapi udah baikan.. Gue nampar pipi sendiri karena gue keterlaluan".

 Gue nampar pipi sendiri karena gue keterlaluan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.TBC.

✴ Huyey~ Makasih dah mau vote ^^! Jangan lupa comment and share ya kawan kawan! Hiya-Hiya~ noh udah ada bonus jadi gada spoiler aowkowo- ga ko.. canda, Jadi dienjoy ajh ya

Cya^^

--------------------------------------

𝐒𝐡𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭 (𝔹𝔹𝔹 𝕗𝕒𝕟𝕗𝕚𝕔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang