#WENDY
"Skyline One, ini Dragon Six, izin menyusulmu,- Roger that Dragon Six,- Skyline One tetap di belakang Big Alpha !,- Copy that Dragon Six "
Suara radio komunikasi antar pilot terdengar diantara desiran angin dingin. Padahal aku sudah berseragam lengkap. Rompi taktis, kemeja tebal lengan panjang, celana panjang loreng berkantong banyak, dan sepatu boot diselipi kaos kaki tebal. Semua itu belum cukup menahan cuaca dingin bulan maret yang tetap nekat merasuki tubuhku.
"Heh ! dasar orang ini ! Kau menjatuhkan magazine-mu lagi bodoh !"
Seulgi duduk di sampingku, sahabatku yg kukenal hampir 3 tahun. Entah mengapa sifat ceroboh nan fatal ini masih saja aku lakukan. Walau sudah sering menjalankan misi dan banyak pelatihan. Aku bukan militer handal.
"Sudah kubilang jangan memukul helmku Seul !" -
"Hei Kenapa cemberut begitu Wen ? kamu masih gugup kah ?".
Gugup ? aku, sahabatku, dan 3 teman lainnya akan dikirim ke zona merah lagi Seul ! Jelas saja lah. Nyawa menjadi taruhan disini Seul !. Kita datang bukan untuk wisata atau bermain ke rumah teman. Gerutuku dalam hati.
"Tenang Wen ada aku. kamu tetap bersamaku saja, di belakangku jangan kemana-mana".
Shut up Seulgi ! Aku sudah bosan dengan perkataan yang selalu ia ulang-ulang ketika mendapatkan misi. Aku tahu maksudnya baik untuk menenangkanku. Tapi saat ini aku sedang tidak percaya diri. Memang setiap ke zona merah rasa percaya diriku menciut.
"Bisakah kau diam Seul !, ayo kita fokus saja"
Pandangku sengit pada gadis yang sedikit lebih tinggi dari ku. Aku heran, tidak ada rasa cemas di wajahnya yang tergores sedikit luka di kanan pipi dan goresan pada alis mata monoloidnya. Wajahnya lebih banyak senyum. Entahlah apa yang ia pikirkan. Dia berfikir sedang karya wisata.
"haaa okei-okei !"
Jawab Seulgi mengacungkan jempol. Heegh, Walau kedua tepi bibirnya terangkat tetap saja kutatap dengan sebal.
"Tidak perlu berteriak Seul- aku sudah mendengarnya di radio".
Baling-baling besar mesin heli milik pemerintah Semenanjung berputar sangat cepat diatas kepala mengeluarkan suara bising. Mewajibkan kami memakai alat komunikasi radio yang menempel di telinga. Seperti headset.
"ya ! jibjung ! stay focus 2 menit lagi"
Perintah letnan Sinhye Park pimpinan regu kami. Dia sangat berpengalaman di zona merah. Letnan Shinhye memang angota militer Semenanjung. Tentu sudah siap untuk hal-hal seperti ini.
Oiya singkat saja. Kalian bisa sebut aku Wendy seorang perempuan, anak perantauan. Yang dulu berharap mencari rezeki di Semenanjung. Tapi sekarnag aku rindu Kanada. Rindu tanah air, Rindu kekasihku. Sebelum outbreak di negara ini 3 tahun lalu. Aku seorang programer di perusahaan yang tidak terkenal. Hampir bangkrut.
*****
"Okei ladies 30 menit ! kalian tertinggal, tidak ada penjemputan !"
Perintah pilot dengan yakin. Pft- Ayolah ! dunia ini hampir kiamat sir apa perlu meninggalkan anggota sendiri gerutuku cukup dalam hati. Pilot ini memang menyebalkan.
Gudang makanan, lagi dan lagi. Misi wajib militer para gadis cukup sederhana. Mengambil beberapa kebutuhan pokok di tempat yang sudah ditentukan. Untuk menyambung hidup koloni Semenanjung. Dunia hampir kiamat, tidak ada yang peduli tentang penjarahan. Tiga Heli milik pemerintah semenanjung mendarat mantap di tempat parkir mobil depan Gudang yang cukup luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR COLONY [VOL1-] Completed
FanfictionSeluruh dunia sedang tidak baik-baik saja. Semua dihadapi satu masalah yang sama. Dua sahabat mencoba bertahan semampunya, sekuatnya. Tidak ada pilihan selain melanjutkan hidup dengan cara yang berbeda. FOR COLONY-/ Sebuah fiksi penggemar- Main Cas...