#WENDY
Ruang putih bersinar ini, susana yang tidak asing. Apa aku kembali dalam mimpi yang sama ?. Kulihat beberapa orang tampak sibuk. Aku tak bisa beranjak, menggerakkan tangan saja tidak mampu. Semua terlihat samar-samar. Orang-orang dengan jas putih mondar-mandir. Salah seorang mendekatiku, entah siapa.
"Bagaimana prosessnya dokter ?"-
Suara yang tak asing di telingaku. Perempuan, terdengar lembut dan sedikit tegas.
"Berjalan lancar commander ! kita bisa melihat prosesnya dua minggu ke depan. Mengingat formula ini sangat lamban berkerja di darahnya. Tapi bisa diterapkan".
Menurutku ruangan ini sungguh nyata. Kabel-kabel yang menempel di kepala, ikatan tangan di ranjang, jarum infus di lengan tangan, semua terasa nyata. Aku sedang tidak bisa membedakan keadaan.
"Anak ini akan menjadi yang terbaik di Koloni. commander"-
Sahut orang berjas putih. Perempuan itu, Commander Bae wajahnya menatapku dengan yakin. Tangannya mengelus lembut sisi pipiku. Hangat jari jemarinya terasa nyata. Apa ini setengah mimipi ?, Seluruh jiwaku belum sadarkan diri. Banyak yang ingin ku ketahui tentang pimpinan tertinggi 17 tim logistik ini. Aku sudah tidak sanggup melanjutkan mimpiku. Rasanya sangat mengantuk.
*********
Tubuhku sering mengalami perubahan suhu semenjak tiba-tiba hilang kendali saat penerjunan ke zona merah level 1. Bukan deman, tidak merasa pusing, tidak merasa mual, hanya tiba-tiba saja tangan, kaki, semua terasa hangat. Hari ini aku sedang di hangar 02-B. Memeriksakan keadaan tubuhku lagi. Di sini tempat para tim medis, dokter, perawat, menangani tim yang terluka saat bertugas.
"Bagaimana ? Wen sudah merasa baikan ? apa yang dibilang dokter ?".-
Seulgi menemuiku di hangar 02-B, memegang tanganku. Raut mukanya khawatir.
Aku sudah merasa baikan sekarang. Malah, merasa sangat-sangat dalam kondisi fit. Tetapi titik hitam di leherku tidak kunjung hilang juga suhu tubuhku yang labil. Dokter selalu memfonis jika itu hanya efek kelelahan saja dan banyak pikiran. Entahlah, dokter sepertinya tidak ingin memeriksaku lebih lanjut. Walaupun aku sudah bercerita panjang lebar tentang kondisi tubuhku saat ini.
"Seul temani aku ke dinding 12, aku belum sempat memberikan penghormatan terakhir pada Seejong".
Semenjak kebocoran ke dua, dinding 12 seperti tempat untuk mengenang para pejuang dan survivor koloni Semenanjung yang tewas. Sebelum itu, aku dan Seulgi berjalan pelan menelusuri lorong bangunan utama Wall of Life. Iya kami masih di sini, total sudah 3 minggu aku dan tim 12 ditugaskan di sini. Hatiku tidak setenang di kapal induk 048. Di sini terlalu banyak hal yang ingin ku ketahui. Semuanya masih samar-samar terutama commander Bae. Oiya ! dokter Jang, ada urusan apa commander dengan dokter itu ?.
******
Aku sangat terpukul melihat Seejong sudah ditemukan tak bernyawa. Dokter Jang sudah pasti membunuhnya, dan dia tak dapat hukuman apapun dari komando pusat. Menghilang begitu saja tanpa adanya pengadilan. Sangat tidak etis, bukannya di Semenanjung tatanan hukum koloni masih ada ?. Aku akan menuntut balas suatu saat nanti.
"Wen ayo makan siang ! aku tahu kamu lapar".
Seulgi sahabatku merengek ingin menikmati hidangan siang bersama. Tentu di hanggar 01-A, tidak jauh dari dinding 12. Langkahku cepat, karena Seulgi sedari tadi sudah tidak bisa menahan gejolak di perutnya. Sesungguhnya aku tidak terlalu lapar, hanya menemani Seulgi saja.
Menu kali ini memang menggoda selera. Sup daging, aneka sayur-sayuran, kimchi, beberapa roti dan kue manis. Aku menelan ludah, ini sangat menggodaku. Aku berubah pikiran dalam sekejap. Tak sabar mengambil semuanya. Aku dan Seulgi sudah duduk di meja, menikmati makan dengan lahap. Rasanya sungguh mantap, aku ingin belajar banyak di dapur Wall of Life.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR COLONY [VOL1-] Completed
FanfictionSeluruh dunia sedang tidak baik-baik saja. Semua dihadapi satu masalah yang sama. Dua sahabat mencoba bertahan semampunya, sekuatnya. Tidak ada pilihan selain melanjutkan hidup dengan cara yang berbeda. FOR COLONY-/ Sebuah fiksi penggemar- Main Cas...