06. INCHEON DAY-1

88 16 1
                                    


#WENDY

Okei-okei baiklah jika kalian memaksa. Seingatku ya. Jujur, aku tidak mau menceritakan apa yang terjadi saat hari pertama. Sebaiknya sudahi saja. Tidak perlu dibahas. Selama di Wall of Life Sahabatku selalu merengek memintaku untuk menceritakannya pada kalian. Baiklah demi Seulgi dan para pembaca. Akan kubuka kembali ingatanku saat kejadian hari pertama.

*****

Lingkungan komplek apaterment tempat ku tinggal tampak ramai. Cuaca dingin merajuk ingin menusuk tulang. Nikmatnya aroma musim dingin yang sebentar lagi akan selesai. Jalan-jalan masih terlihat salju mencair. Pasti akan merindukan peralihan musim ini. Satu bulan aku akan meninggalkan negara ini.

"Sial-sial aku sudah terlambat hari ini. Sh*t ! paspor ku tertinggal di kamar".

"Cepatlah Wen, jangan kamu kacaukan penerbangan bisnis kita ke UEA sayang ! please"

kekasihku sekaligus partner kerjaku Chanyeol kalian bisa bilang begitu.

Sst ! dia tukang protes.

"Iya-iya sayang, jamkan ! Sebentar"

Jawabku tergesa-gesa. Chanyeol menghela nafas panjang.

"Palli cepatlah sedikit"

Iya, iya aku paham. Lelaki bawel !. Dua bulan kami bekerja bersama. Sehingga kami menjadi dekat. Dihadapkan dengan proyek aplikasi untuk perusahaan ternama yang menentukan masa depan tempatku berkerja. Sekarang finalnya. Jika kami memenangkan projek ini, tentu saja perusahaan akan terselamatkan. Aku tidak jadi menganggur.

"Sudah aku persiapkan semuanya semalam, kamu apakan lagi kopernya sayang?!"

Chanyeol si tukang protes. Iya, Iya, memang kesalahanku. Aku mengakuinya. Mengacak-acak kembali apa yang sudah dipersiapkan kekasihku. Aku memang pelupa parah untuk kehidupan sehari-hari. Otakku hanya berguna di saat genting, darurat, panik atau menyusun program-program dan bilangan biner.

"ssst berisik ! yuk berangkat, kita masih ada waktu 2 jam"

Malas ku mendengar protesnya. Mobilku berjalan mantap. Chanyeol memegang kendali stir. Dari ibu kota Semenanjung menuju Incheon tidak terlalu jauh. Sepanjang perjalanan kami melantunkan musik, bernyanyi bersama, teriak-teriak tidak jelas, berbisik tentang boss yang menyebalkan, Alur pembicaraan yang entah kemana, Chanyeol sibuk membahas game-game konsol kesukaanya, aku membahas resep-resep masakan enak, Entahlah tidak nyambung sama sekali. Selalu bersama, melihat senyumnya sudah cukup untukku.

*****

"Kamu yakin memakirkan mobilku selama sebulan disini ?"

Tanyaku heran, bukankah seharusnya dititipkan saja.

"Disini aman sayang, terus mudah di ambil. Mobil kita aman, tenang saja !"

Jawab Chanyeol kekasihku si tukang protes.

"Tunggu-tunggu ! mobil kita ? Apa kata-mu ? MOBIL KITA !? hello so sorry please ! Chanyeoll-ssi this is my car"

Aku membantah. Tak menerima.

"Ehei, sebentar lagi kita akan menikah. Ayolah mobilmu kan milikku juga hihihihihi"

Ketawanya membuat gemas, ingin rasanya ku tampar lalu ku cium pipinya yang bergetar saat tertawa. Tapi tak ada waktu. Aku harus segera check in dan menunggu di terminal 2.

Sengaja aku meninggalkan jaketku di mobil Karena di tempat tujuan pasti tidak akan membutuhkannya. Kami berencana ke Timur Tengah. Sekitar tempat parkir cuaca dingin agak menusuk tulang. Chanyeol tetap memakai jaketnya. Dasar namja tidak peka. Terminal 2 cukup ramai oleh lalu lalang pendatang dan turis-turis yang mengunjungi negara semenanjung. Kalian tahu kan ? akhir-akhir ini negara semenanjung sedang hits gara-gara drama televisi dan musiknya.

FOR COLONY [VOL1-] CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang