#SEULGI
Aku aman di kamar kecil ini untuk kesekian kalinya. Absenku pada koloni Semenanjung sejenak saja. Ingin menyendiri. Tidak ada yang tahu perasaanku sebenarnya. Iya pendam saja, itu lebih baik. Tangis takutku yang sedari tadi kutahan sudah tak bisa kubendung lagi. Air hangat mengalir deras dari atas kepala. Suaranya sebagai teman dan hangatnya sebagai penenang. Air mataku turun ikut mengalir. Dada ini sakit entah mengapa terasa sesak. Sudah cukup aku merasakan rasanya kehilangan. Terlambat sedetik, Wendy tidak akan pulang hari ini.
Iya aku perempuan biasa. Manusia biasa yang memiliki banyak kelemahan. Aku bukan militer Semenanjung yang kuat. Jiwa dan mentalku tidak terlatih untuk menerima semua ini. Menerima rasa kehilangan bukan keahlianku. Aku hanya seorang mahasiswa sekolah bisnis, seorang anak dari ayah dan ibuku yang sangat kucintai jika kehidupan ini normal. Aku rindu keluargaku.
Terpaksa menjadi kuat. Terlihat tegar di depan yang lain menjadi tambahan daftar keahlianku. Aku tidak bisa jujur dengan perasaanku sendiri. Menutupinya agar yang lain juga tetap kuat menerima keadaan. Sampai kapan ? Sampai kapan aku kuat bersembunyi ? Aku ingin ini cepat berakhir. Ya Tuhan dimanapun kau berada. Sekali lagi Kuatkan diriku. Perihal kehilangan sahabatku satu-satunya. Aku tidak mampu. Semua ada keterbatasan.
******
Seminggu tim logistik tanpa misi dari commander Bae. Membantu garda depan menyiapkan peralatan, Ikut membersihkan heli kesayangan Suho, memotong bahan-bahan pokok di dapur 048, sesekali memasak ramen bersama 3 teman misterius, lari-lari keliling landasan pacu yang entah tampak sibuk oleh divisi lain, kegiatan yang menyenangkan. Tentu tidak lupa mempersiapkan diri untuk kembali ke zona merah.
Hari ini agak mendung. Angin laut menghembus sejuk terasa di tubuh. Dari jauh awan menghitam di selatan laut koloni Semenanjung. Sepertinya akan badai. Helikopter milik pemerintah Semenanjung terlihat berpatroli. Memonitor keadaan. Kalian bertanya Wendy dimana ? Tidak, Wendy sedang tidak bersamaku.
Seminggu ini dia sibuk memasak di dapur 048. Semenjak akrab dengan kepala koki. Sepertinya dia akan menjadi chef handal setelah kiamat ini. Aku duduk terdiam di kapal nelayan milik warga semenanjung yang selamat. Bersama si pilot menyebalkan. Tidak terlalu jauh dari kapal induk 048. Kapal ini agak besar. Dua bulan lalu mereka bergabung dengan koloni Semenanjung. Semua yang mengungsi di dalam kapal ini sehat dan selamat. Syukurlah.
Suho si pilot menyebalkan mengajak memancing ikan untuk makan malam. Dia sudah dapat beberapa. Sedangkan aku, hanya menunggu dengan malas. Aku tahu dia tidak punya teman untuk menyalurkan hobinya, sehingga aku yang jadi pelarian.
"Seul, apa yang kamu lakukan setelah semua ini berlalu ?"
"Entahlah, aku ingin membantu memulihkan negara Semenanjung. Setidaknya bisa menjadi seperti commander Bae"
Jawabku sambil melihat langit selatan.
"Aku tidak terlalu percaya dengan dia"
Sahut Suho pelan. Sambil menarik benang pancing yang sedari tadi sudah bergoyang-goyang bebas.
"Wae ? Tidak percaya bagaimana ?"
Aku memasang wajah serius setelah sekian lama.
"Entahlah Seul, aku kurang suka saja dengan dia. Seperti memiliki sisi lain"
Apasih maksud si jasik ini ! mungkin dia lapar jadi meracau.
"OOH ! jadi kamu suka denganku ya ! kamu mau menggombal ha?"
Jawabku mengalihkan topik, sembari menggelitik telinga si pilot menyebalkan. Eh eh, Hahaha kalian para pembaca dan fans jangan cemburu seperti itu. Aku berani bersumpah kalau aku tidak pernah ada rasa cinta denganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR COLONY [VOL1-] Completed
FanficSeluruh dunia sedang tidak baik-baik saja. Semua dihadapi satu masalah yang sama. Dua sahabat mencoba bertahan semampunya, sekuatnya. Tidak ada pilihan selain melanjutkan hidup dengan cara yang berbeda. FOR COLONY-/ Sebuah fiksi penggemar- Main Cas...