Setelah insiden itu, Mew mengantarkan Prem pulang, dan pada akhirnya setelah Prem memaksanya dan meyakinkan bahwa dia baik-baik saja, lelaki itu mau meninggalkannya dan pulang.
Malam itu Prem berbaring di dalam kegelapan, berusaha tidur tetapi matanya nyalang. Dia lalu duduk dan membuka laci di samping ranjangnya, di sana ada obat pil kecil di dalam sebuah botol kaca, obat penenang dari psikiaternya, dengan dosis kecil, hanya diminum kalau Prem mengalami serangan panik akibat trauma kecelakaannya.
Aku sudah lama sekali tidak meminum pil ini... Apakah sekarang aku harus meminumnya lagi? Ingatan akan kejadian direstoran tadi masih membuatnya mual. Rasanya begitu menyiksa ketika merasa ketakutan tetapi tidak tahu kenapa.
Prem menghela napas panjang, menutup kembali laci itu dan berusaha melupakan niat untuk meminumnya. Dia sudah sembuh, dia tidak akan kembali lagi menjadi Prem yang depresi dan didera ketakutan. Mungkin lilin itu hanya mengingatkannya pada sesuatu di masa lalunya, sesuatu yang mungkin sudah tenggelam dalam ingatannya sehingga tidak bisa dipikirkannya lagi.
Prem akan berusaha supaya tidak dikalahkan oleh ketakutannya. Dia pasti bisa. Apalagi dengan hadirnya Mew dalam hidupnya yang membawa secercah cahaya baru bagi kehidupan Prem.
Mew...
Tanpa sadar bibir Prem mengurai seulas senyuman ketika mengingat makan malam mereka yang indah, yang diselingi dengan percakapan yang mengasyikkan, semuanya sempurna dengan Mew, Prem berharap akan selalu sempurna.
~ DATING WITH THE DARK ~
Pagi hari ketika Prem memasak sarapannya, telur dan roti panggang, ponselnya berdering dan dia langsung mengangkatnya ketika melihat ada nama Mew tertera di sana.
"Halo?" Prem bahkan tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang terurai dan terpantul jelas dalam suaranya.
"Prem, bagaimana keadaanmu?" suara Mew tampak renyah di seberang sana, membuat senyum Prem melebar.
"Aku baik-baik saja, maafkan aku, kemarin membuatmu cemas."
"Aku senang kau baik-baik saja." Mew berdehem sejenak, lalu berkata, "Aku mampir ke sana, ya? Kebetulan sekarang sedang di dekat rumahmu, kita berangkat ke kantor bersama."
Senyum Prem kembali melebar tanpa dapat ditahannya, "Iya, aku tunggu."
~ DATING WITH THE DARK ~
Setelah mematikan teleponnya, Mew menyetir mobilnya dengan sedikit lebih kencang, menuju ke arah rumah Prem, impulsif memang. Tetapi reaksi Prem kemarin membuatnya cemas, ada sesuatu yang terjadi di sana, Prem sudah jelas-jelas ketakutan meskipun laki-laki manis itu mungkin tidak menyadari kenapa.
Sudah tugasku untuk menjaga Prem...
Dulu dia melakukannya karena memang pekerjaan, tetapi sekarang dia sadar. Ada perasaan yang terlibat, dan perasaan itu ingin memastikan bahwa Prem akan selalu baik-baik saja.
Ponselnya berdering lagi, membuat Mew meliriknya. Mew mengangkatnya dan berdehem lagi, mencoba menenangkan suaranya.
"Apakah ada tanda-tandanya?" suara di seberang sana tanpa basa-basi langsung bertanya. Tetapi memang tidak perlu ada basa-basi lagi, mereka harus mengatur percakapan seefektif dan sesingkat mungkin untuk menghindari bocornya informasi.
Mew tanpa sadar menganggukkan kepalanya meskipun menyadari bahwa orang di seberang sana tidak mungkin melihatnya, "Kemarin dia sangat shock, ada sesuatu aku yakin... aku akan berusaha mencari informasi lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
DATING WITH THE DARK (BOUNPREM VER)
Mystery / ThrillerLilin-lilin berwarna biru, dengan susunan rapi dan jumlah yang spesifik, sembilan buah. Mengirimkan pesan yang tak mampu dicerna oleh logika. Pesan dari kegelapan yang selalu mengintai. Pesan Sang Pembunuh kepada Korban nya. Remake dari novel karya...