PART 13

3.2K 272 43
                                    

Menembak suamiku? Tapi yang aku tembak adalah Boun... apa maksud semua perkataan Love?

"Ya, laki-laki bodoh. Itulah kenapa Boun tidak bisa melepaskanmu, itulah kenapa Boun begitu terikat kepadamu. Kau adalah istrinya! Istri yang tidak tahu terima kasih karena melupakan suaminya begitu saja! Kau tak pantas untuk Boun, aku akan membunuhmu!"

Dengan gerakan cepat, Love menyerbu Prem, dengan pisau berdarah masih teracung di tangannya. Prem melompat menghindar, melompati sofa itu sehingga sofa itu jatuh terguling bersamanya, menimpa kepalanya dalam benturan yang cukup keras.

Kepala Prem berputar-putar benaknya melayang. Boun? Aku adalah istrinya Boun? Bagaimana bisa? Kenangannya kembali kepada makan malam mereka dahulu, ketika melihat cincin emas yang melingkar dijari Boun.

"Apakah.... apakah kau sudah menikah?" Prem akhirnya menyuarakan pertanyaan di benaknya, matanya melirik sekilas lagi ke arah cincin di jemari Boun.

Boun mengikuti arah pandangan Prem ke cincinnya dan tersenyum miris, "Maksudmu cincin ini?" Boun menatap Prem dalam-dalam, "Dulu aku pernah menikah."

Dulu aku pernah menikah... apakah maksud Boun, dia menikah denganku? Tetapi kapan? Bagaimana bisa? Kenapa aku sama sekali tidak mengingatnya?

Tiba-tiba Prem merasa cairan panas mengalir dari keningnya mengenai matanya, dia mengambil cairan itu dengan jemarinya dan menatapnya. Cairan itu berwarna merah, itu darah. Kepalanya berdarah. Menyadari itu Prem merasa pandangannya mulai berkunang-kunang, kesadarannya semakin lama semakin hilang.

Sementara itu Love berdiri dengan napas terengah, menatap Prem yang terkulai dengan sebagian tubuh tertindih sofa yang terbalik.

Ini adalah pembunuhan yang mudah. Seharusnya aku melakukannya dari dulu, mengusir pengganggu ini, melenyapkannya dari muka bumi ini untuk selamanya!

Tangannya teracung mengambil ancang-ancang untuk menancapkan pisaunya sedalam mungkin ke punggung Prem yang tak berdaya.

Lalu suara tembakan itu terdengar, langsung menembus punggung Love tepat masuk ke jantungnya, hingga tubuh perempuan itu tersentak, dia menoleh ke belakang dan membelalakkan matanya kaget, tidak menyangka bahwa dirinya akan tertembak. Gulf berdiri di sana, dengan beberapa agen. Dialah yang menembak Love.

"Kau..." Love mengenali Gulf sebagai salah satu anak buah Boun yang disusupkan ke kantor pemerintah tempat Mew berada, dia hendak menyebut nama Gulf, tetapi lidahnya kelu, sekujur tubuhnya kaku dan mati rasa, kesadarannya semakin lama semakin hilang.

"Semua sudah selesai, Love." Gulf bergumam, menatap dingin tubuh Love yang langsung tumbang dan kehilangan nyawa.

Beberapa agen langsung memeriksa Love, memastikan bahwa dia benar-benar mati. Sementara itu Gulf langsung berlari ke arah Mew yang terkulai bersimbah darah di karpet, dia memeriksa nadinya dan memejamkan matanya penuh syukur. Mew masih hidup, syukurlah... untunglah aku datang tepat waktu. Ohm meneleponnya tadi, menginformasikan bahwa Prem dibawa kabur, Boun tertembak, dan para pengawal kehilangan jejak. Beberapa saat setelahnya, atasannya menelepon meminta mereka semua bersiap ke rumah Mew untuk melakukan penjagaan karena Mew sudah mendapatkan Prem. Gulf langsung menghubungi Ohm untuk melaporkan perkembangan terbaru itu, lalu dia bergerak dengan beberapa agen, mendatangi rumah Mew untuk melaksanakan tugas, meskipun dia membawa misi pribadinya yaitu Prem tidak boleh bersama Mew, demi kebaikannya, Prem harus kembali kepada Boun.

Sayangnya Gulf melupakan Love, wanita psyco yang sudah menjadi rahasia umum begitu tergila-gila kepada Boun. Gulf tidak menyangka Love akan senekat itu mengejar Prem, dan melukai Mew.

DATING WITH THE DARK (BOUNPREM VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang