PART 4

3.1K 261 13
                                    

"Kau amat sangat mengingatkanku kepada seseorang."

Kalimat Kao itu menggantung di udara, membuat Prem mengerutkan keningnya.

Apa maksud Kao? Aku mirip seseorang yang dikenal oleh Kao?

"Mungkin itu hanya kebetulan." Prem menjawab, mencoba memberikan senyuman profesional meskipun dia gugup setengah mati.

Kao mengamati Prem lagi, lalu mengangkat bahunya, "Mungkin juga." gumamnya. Lalu menganggukkan kepalanya dengan sopan dan melangkah pergi.

Sementara itu Prem menatap Kao sampai menghilang di balik pintu, dan tersenyum senang. Love pasti akan histeris kalau tahu bahwa Kao menyapanya.

~ DATING WITH THE DARK ~

Dan benar, Love berteriak histeris ketika Prem menceritakan sapaan Kao yang terakhir tadi.

"Dia menyapamu?! Dia benar-benar menyapamu?!!" Love berucap dengan nada tinggi, hingga Prem harus menyenggol lengan gadis karena semua orang di kantin itu menolehkan kepalanya kepada mereka.

"Dia bilang aku amat sangat mengingatkannya kepada seseorang." Prem merenung sambil menopang dagu, "Dan dia menekankan kata 'amat sangat', bukan hanya biasa-biasa saja."

"Mungkin kau mirip dengan mantan pacarnya. Kau tahu kan Kao itu juga memacari banyak laki-laki manis dan imut." Love mulai berimajinasi, "Mungkin dia kemudian memutuskan mendekatimu, dan dalam waktu enam bulan Kao di sini kau bisa mengambil hatinya, bayangkan seorang staff biasa bisa merengkuh hati orang dengan jabatan paling tinggi di perusahaan, itu seperti kisah cinderella."

"Dan kisah cinderella semacam itu kebanyakan sangat jarang terjadi." sela Prem cepat.

"Siapa bilang?" Love tersenyum penuh arti, "Sangat jarang belum tentu tidak terjadi, bukan? Apakah kau tahu siapakah Alin Phattanakun, ibu dari Kao dan istri dari Nat Phattanakun? Dia dulu staff biasa di perusahaan Nat, dan kemudian dia bisa menjadi istri seorang Nat Phattanakun."

"Dari kisah yang aku dengar, Nat sangat mencintai istrinya, dia yang dulu seorang playboy langsung bertekuk lutut." Prem tersenyum, dia selalu senang membahas kisah percintaan bos mereka yang ada di kantor pusat, karena menurutnya kisah cinta itu luar biasa indahnya. Perkawinan mereka terbukti bertahan dengan kokoh dan menghasilkan dua anak yang luar biasa, Kao salah satunya.

"Nah... mungkin saja Kao akan mengikuti jejak ayahnya, mencintai orang biasa-biasa saja, alih-alih menikahi pacar-pacarnya yang model dan dari kalangan atas itu. Mungkin saja kita bisa menjadi Alin berikutnya."

"Jangan bermimpi." Prem tersenyum, "Kao luar biasa tampannya, hingga hampir mendekati malaikat, hanya perempuan atau laki-laki luar biasa yang bisa menjadi pasangannya." Prem memutuskan untuk mengalihkan pembicaraan dari pembahasan mereka tentang Kao, karena kalau dibiarkan, Love yang antusias tidak akan berhenti, "Aku akan menelepon Mew."

"Oh, ya ampun, jadi belum kau lakukan?"

Prem menghela napas panjang, "Belum. Tadi aku sibuk." Prem berkelit, membuat Love mencibir.

"Lakukan sekarang, sebelum kau berubah pikiran." perempuan itu lalu berdiri, "Aku akan kembali ke ruangan, Khun Dew sedang uring-uringan, bisa-bisa aku disemprot kalau tidak kembali ke kantor tepat waktu."

Prem mengangguk tetapi setelah Love berlalu pun, dia masih menekuri ponselnya dan memandanganya ragu. Prem merindukan Mew. Dan jauh di dasar hatinya ada rasa sakit karena menyadari bahwa Mew tidak merasa perlu untuk menghubunginya. Bukankah kalau aku ada di benak Mew, lelaki itu akan menghubungiku dan memberi kabar? Haruskah aku menelepon Mew duluan?

DATING WITH THE DARK (BOUNPREM VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang