Aksa, Ayu, & Arya. 08

47 4 0
                                    

"Maju!"

Aksa membuka kancing batik seragamnya dengan gagah, sebagian siswa SMA pradipa telah berkumpul mengelilingi lapangan utama untuk melihat kembali pertunjukan yang biasanya hampir setiap harinya di adakan oleh Aksa dan ke dua temannya.

"Gue salah apa?" Tanya Kaka kelas yang memiliki tubuh kurus itu. Kedua teman Aksa berada di belakangnya dan Aksa sudah benar benar marah siang itu di tambah sorot matahari yang cukup panas membuatnya lebih gerah dan ingin cepat cepat menghabisi laki laki yang ada di hadapannya.

"pertama, lo udah godain anak kelas 2 yang jadi angkatan gue!"

"kedua! Lo ganggu Ayu quenby elvina tadi sampe dia jatuh ke lantai dan lo bukannya minta maaf malah ketawa murahan!"

"BRENGSEK!"

Lanjut Aksa melayangkan tinjunya dengan marah siang itu. Semua orang langsung berseru keras dengan antusias, jika Aksa sudah marah seperti ini tak ada satupun orang yang dapat menyelematkan mangsa di tangan laki laki emosional itu. Bahkan Vivina yang di sebut sebut sebagai perempuan paling berani berdiri tegap menatap Aksa yang sangat membuatnya terluka sampai ke dalam hati setelah mendengarkan siapa yang membuat Aksa semarah ini.

"Gokil!"

"ga ada habisnya emang kalo udah di lapang!"

"Mati!!"

Suara beberapa orang yang terdengar jelas seperti itu, walaupun beberapa orang sebenarnya memang selalu ingin menolong mangsa yang menjadi korban kekerasan dari Aksa dan kawan kawan, tapi lihat saja tak ada yang berani menggertak ataupun menyentuh seorang Aksa pradipa ketika dia marah.

Aksa terus menarik kerah seragam batik siswa laki laki yang sudah lemah tak berdaya tersungkur di aspal lapangan. Aksa terus melayangkan pukulan ke arah wajah laki laki itu membuat semua orang berteriak ngilu, di tambah Devan dan Nial yang ikut berjaga jaga di belakang Aksa. Sesekali laki laki itu ingin membalas pukulan dari Aksa, tapi Devan dan Nial siap untuk menolaknya.

"lo berdua di belakang gue aja.." Ujar Aksa pelan dan di beri anggukan mengerti oleh kedua sahabatnya.

"Berdiri lo bangsat!!"

"Aksa..." Ujar lelaki kurus itu yang merupakan anak kelas 3 dimana dia adalah kakak kelas Aksa. Lelaki itu sudah terkurai lemas dan meminta Aksa untuk berhenti memukulnya.

"gue akan minta maaf sama ayu.." lanjutnya pelan yang masih terdengar samar oleh Aksa.

"berani lo sentuh dan nyakitin dia?"

Lanjut Aksa menatap dengan matanya yang terlihat memerah. Aksa masih beluam puas, ia langsung melayangkan kembali pukulannya namun sedetik sebelum ia menyentuh subjek yang ingin ia tuju teriakan seseorang membuatnya menoleh pelan.

"Lo apa apaan sih..?"

Arya datang dengan dasi yang masih tersusun rapih di seragam batiknya siang itu. Cahaya matahari kala itu menyorot sangat terik membuat semua orang yang berada disana penuh emosi melihat pekerlahian itu. Lagi lagi Arya sang ketua osis kini selalu masuk ke dalam urusan seorang raja baku hantam nya sekolah pradipa.

"Berani lo masuk ke wilayah yang lagi gue kuasain?" Aksa membalas tatapan sengit dari ketua osisnya itu sambil menatap dengan cermat langkah Arya yang berani masuk ke lingkaran lapangan ketika Aksa sedang menghukum seseorang dengan tangan gagahnya.

"Gue peringatin sama lo! Berhenti seakan akan lo adalah raja disini!"

Bentak Arya membuat semua orang diam tersihir bak magic. Aksa yang menatapnya dalam melepaskan kerah baju laki laki yang sudah ia pukul habis habisan itu dan menularkan emosinya terhadap orang yang ada di hadapannya kala itu. Devan dan Nial langsung menahan lengan Aksa untuk tidak terlalu emosi saat itu, karena mereka berdua sudah tau Arya pasti akan mengadu pada orang atas.

Aksa, Ayu & AryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang