Rok abu selutut dengan seragam sekolah putih yang terhiasi dasi berlambang SMA pradipa itu masih terlihat rapih di kenakan oleh gadis cantik yang terlihat berpakaian cukup normal untuk siswa pada umumnya.
Rambut sebahu yang di hiasi jepit jepitan masih terlihat manis walaupun langit di kota itu akan segera beranjak senja. Gadis cantik yang menggendong tas berwarna hijau toska itu kembali menggertak gertakan kakinya yang di balut sepatu warrior dan kaos kaki berwarna putih terlihat seperti pegal sambil terus melihat hitungan jam yang melingkar di lengannya, Ayu sepertinya sedang menunggu seseorang.
Ayu berdiri di depan gerbang sekolah setelah usai melakukan pertemuan osis. Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, Ayu sudah terlihat gerah dan benar benar menanti kedatangan sang kakak yang biasanya jika Ayu pulang lebih dari jam 4 pasti selalu menjemputnya.
"Ayu..?"
Ayu menoleh kesamping menatap siapa yang memanggil namanya, ternyata itu Arya bagaswara. Sang ketua osis yang terkenal karena kepintarannya dan juga ketampananya di tambah menjabat sebagai ketos di SMA pradipa membuat hidupnya lebih sempurna.
"Belum pulang..?" tanya Arya sambil mengendong tas berwarna abu abu yang dia gantungkan di bahunya. Ayu menggelengkan kepalanya pelan, ia benar benar tak habis pikir bagaimana Kakaknya bisa seterlambat ini menjemputnya.
"Bareng gue aja, kita kan searah.."
Arya kembali tersenyum menunjukan betapa manisnya suara dan senyumannya kala itu. Ayu membalas senyumannya dan langsung mengelengkan kepalanya pelan. Arya yang terlihat masih rapih menggunakan balutan seragam sekolah dengan rambutnya yang berwarna hitam pekat itu mencoba kembali membujuk Ayu untuk pulang bersamanya.
"gue parkir mobilnya di luar, ayo.."
Arya berjalan lebih dulu tapi Ayu tiba tina menahan tangan gagah yang terhiasi jam tangan berwarna hitam membuat Arya lebih tampan sore itu. Arya berhenti dan membalikan tubuh tingginya untuk menatap Ayu yang masih setia melingkarkan jari jemarinya untuk merangkul pergelangan tangannya.
"Gapapa ya. gue nungguin Kak Abi aja, lo balik duluan aja.." Jawab Ayu melepaskan pegangannya dengan senyuman.
"ini udah sore yu. Gue anter lo balik.."
"gapapa arya--"
Arya menyunggingkan sebelah bibirnya, boleh di katakan itu senyuman tapi senyuman yang tak pernah iklas. Arya mengangguk dan pergi meninggalkan Ayu yang lagi lagi membuatnya kecewa. Ayu menatap punggung Arya yang perlahan mulai lenyap. Gadis cantik itu berpikir untuk berjalan sedikit dan duduk menunggu di halte bus dekat sekolah sembari menghilangkan rasa bosannya juga rasa pegalnya sambil menunggu Kakaknya datang.
-brakkk-
"aww!"
Ayu berteriak kencang ketika tubuhnya dengan cepat melesat ke jalan raya. Dengkulnya terasa sakit dan menjadi lecet ketika bersentuhan dengan aspal cukup keras karena sesuatu telah mendorongnya dari belakang, tepatnya motor besar yang menyerempetnya dengan kuat sampai membuat roknya pun sedikit robek.
Ayu ingin menepi tapi rasanya sangat lemas, bahkan orang yang menyerempetnyapun pergi tanpa jejak meninggalkannya seorang diri. Hari sudah mulai gelap dan Kakaknya tak kunjung datang menjemputnya, rasa kesal yang terasa di dalam dirinya pun menjadi lebih ketika rasa sakit yang menyerang pada kakinya.
"Bangun.. "
Pertama kali terlihat jelas oleh Ayu adalah sepatu ber-merk berada di depannya. Ayu menengok ke atas siapa yang berdiri tegap di hadapannya dan menyuruhnya untuk segera bangun. Ayu melihat beberapa bagian robek di celana abu abunya seperti bekas jatuh juga. Baju seragam putih di keluarkan layaknya anak nakal, tak memakai dasi yang menjadi identitas seorang siswa SMA pradipa, jakun naik turun sampai tibanya Ayu menatap wajah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa, Ayu & Arya
Teen FictionBayangin kalo kalian jadi pemeran utamanya! Mana yang bakal kalian pilih? Namanya Aksa pradipa 1. Nakal dan berantakan 2. Bintang dan juaranya baku hantam di sekolah. 3. Semua anak sekolah takut sama Aksa, bukan cuman karena jago baku hantam tapi...