Beweis

Beweis - 4

∆•Liebesbekenntnis aus Deutschland•∆

Jangan lupa vote dan komen🍋

Pagi ini suasana tak seperti biasanya. Semilir angin berhembus sangat kencang. Awan di langit juga tampak mendung, cuitan burung-burung pun tak terdengar pagi ini.

"Masih tidak ingin bicara?" Jimin turun dari tangga dengan pakaian rapi. Ia bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Mina melihat sekilas ke arah suaminya. Tatapan nya kembali lurus kedepan, sejak pulang dari pernikahan Nayeon dan Jungkook kemarin Mina tidak ada berbicara sedikit pun pada Jimin. Ia terlihat murung karena memikirkan adiknya.

"Hei. Kau anggap apa aku ini?" Jimin menjadi serius sekarang. Ia geram atas sikap istrinya pagi ini. Ini semua karena Tzuyu, dia penyebab kekacauan ini.

"Aku sedang malas berbicara padamu." Jawab Mina.

"Apa karena Tzuyu? Huh, dasar wanita tidak benar." Ucap Jimin pelan. Namun perkataan nya itu dapat didengar oleh Mina dengan jelas.

"Berhenti merendahkan adik ku!" Teriak Mina.

"Kenapa? Kau marah padaku? Kau membelanya? Sepertinya kau sama tidak benar nya dengan adik mu itu."

"Kau yang tidak benar, laki-laki tak punya hati seperti mu lebih baik hilang dari muka bumi ini. Aku muak melihat mu disini." Balas Mina tegas dengan tetesan air mata yang mengalir di pipi nya.

"Menangis lagi." Jimin akhirnya mengalah, ia malas berdebat dengan Mina pagi-pagi begini. Dan ia juga tidak tega melihat Mina menangis. Ia pun memutuskan untuk pergi bekerja saja. Mina yang melihat kepergian Jimin langsung terduduk dilantai. Hati nya sakit, kenapa suaminya jadi seperti itu.

------------------------------------

Di perjalanan, Jimin masih memikirkan ucapan Mina tadi. Apakah benar yang dikatakan oleh istrinya itu bahwa ia laki-laki tidak punya hati? Tapi tidak, ia sudah cukup baik pada Tzuyu. Buktinya ia mengijinkan Tzuyu untuk tinggal selama bertahun-tahun di rumah nya tanpa syarat apapun. Dan itu cukup bagi nya merasa menjadi orang baik.

Sesampainya Jimin di Kantor ia langsung disambut oleh sekretaris baru nya yaitu Yoo Jeongyeon.

"Selamat pagi Sajang-nim" Panggil nya.

"Oh Jeongyeonie? Kau sudah datang?"

"Ne, hari ini adalah hari pertama aku bekerja, tidak baik jika aku terlambat." Seulas senyuman terukir manis di wajahnya.

"Tidak perlu se formal itu, biasa saja." Ucap Jimin sambil terkekeh.

"Kau ini bagaimana? Aku sudah berusaha menjadi sekretaris yang baik tapi kau malah menentang nya. Apa kau mau aku mengeluarkan sifat asli ku disini?" Jeongyeon kesal, ia menghentakkan kaki nya sambil melipat kedua tangan nya didepan dada.

"Jangan marah seperti itu, aku hanya bercanda. Ayo masuk."

Kedatangan mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang. Samar-samar Jeongyeon mendengar karyawan Jimin mempertanyakan siapa dirinya. Jeongyeon hanya melemparkan senyuman pada mereka. Tidak baik jika harus bar-bar dihari pertama bekerja.