∆•Liebesbekenntnis aus Deutschland•∆
Jeongyeon memutuskan untuk pulang saja ke rumah nya. Ia masuk ke dalam mobil. Selama di perjalanan, hati nya tidak tenang. Apalagi saat Jimin mengatakan bahwa ia tadi memukul Mina. Tak terbayangkan bagaimana rasa sakit yang sahabat nya itu rasakan.
"Brengsek kau Park Jimin." Umpat nya.Karena terbawa emosi, Jeongyeon tidak terlalu fokus menyetir. Hingga ia tidak sadar bahwa di perempatan jalan sebuah mobil akan menyebrang dan berlawan arah dengan nya.
Tin Tin
"Arghhhhh.." Jeongyeon membanting stir ke kiri. Alhasil mobil nya menabrak pagar pembatas jalan. Bunyi yang di keluarkan akibat hantaman itu sangat kuat. Jeongyeon terdiam sesaat, ia shock. Dada nya turun naik mengatur napas.
Sementara didepan nya. Mobil yang berlawanan arah tadi terdiam di tempat dengan lampu mobil yang terang menyala.
Jeongyeon keluar dari mobil setelah ia menetralkan detak jantung nya. Ia sudah bersiap untuk menyemprot orang yang telah menyebabkan mobil nya rusak.
Brak.
"Keluar kau!" Jeongyeon menendang Bumpers mobil.
Si pemilik mobil secara perlahan membuka kaca mobil. Jeongyeon terkejut melihat orang yang berada didepan nya. Ia sangat mengenali laki-laki itu.
"Taeyong Oppa?" Jeongyeon melotot kan mata, ia tidak percaya bahwa kekasihnya lah yang menyebabkan kecelakaan ini.
"Apa-apaan kau? Keluar!" Ditengah kesunyian malam, suara Jeongyeon menggelegar di tengah jalan.
Taeyong keluar dari mobil dan bersandar di mobil nya dengan wajah santai. Berbeda dengan Jeongyeon yang amarah nya sudah mendidih dan siap ditumpahkan.
Bugh.
"Apa kau gila hah? Jika aku mati bagaimana!?"
"Emosi sekali kau." Taeyong berbicara seperti mengejek pada Jeongyeon.
"Ini pantas kau terima. Anggap saja hukuman dari ku karena kau telah berselingkuh."
"Selingkuh? Pikiran mu memang gila."
"Jangan menyangkal Yoo Jeongyeon, siapa laki-laki yang kau temui di apartement itu?" Taeyong mencengkram kuat tangan Jeongyeon.
"Kau mengikuti ku? Lancang sekali."
"Aku kekasihmu, jadi aku berhak tahu kemana kau pergi."
"Ingat oppa, kau hanya kekasih bukan suami. Jadi kau tidak berhak mengikuti atau membatasi kemana aku pergi."
Jeongyeon berbalik dan masuk kembali ke dalam mobil nya. Ia menjalankan mobil nya bergegas pergi meninggalkan Taeyong yang masih diam ditempat.
__________________________Pagi tiba, Mina dengan berat hati menggerakkan badan nya untuk bangun.
"Akhh.." Ia meringis merasakan tubuh nya seperti remuk. Akibat dari pukulan Jimin kemarin terlihat lebam disudut bibir kiri nya. Bercak merah dibola mata sebelah kanan dan lebam di dagu kirinya.
Mina menghela napas, ia menangis. Hati nye terasa sangat berat, Jimin telah mencabik-cabik hati dan membuat luka menganga di hati nya. "Hiks..hiks..hiks."
Tok tok tok
"Eomma?"
Mina mendengar suara kecil memanggilnya, ia segera mengusap air mata nya dan membenahi rambutnya yang berantakan.
Mina berdiri hendak membuka pintu, namun ia mengurung kan niat nya itu. "Tidak mungkin aku keluar dengan keadaan seperti ini." Mina membuka laci disamping tempat tidur nya. Ia mengambil masker dan memakai nya untuk menutupi lebam di wajahnya.
Clek.
"Selamat pagi sayang." Sapa Mina pada Jeno.
"Pagi juga eomma." Jeno merentang kan tangan nya dan disambut oleh Mina dengan senang hati. Bahkan kini Mina telah menggendong putra semata wayang nya itu.
"Putra eomma berat sekali." Mina tertawa, seolah-olah dia baik-baik saja. Padahal jika Jeno tahu bahwa dibalik masker itu terdapat luka yang membiru akibat dari perbuatan Appa nya.
"Kenapa eomma memakai masker? Dan mata eomma merah, apa eomma sedang sakit?"
Deg.
Kenapa Jeno menanyakan hal sensitif ini. "Ah ne Jeno-ya, eomma sedang flu dan eomma sedang sakit mata. Jangan lihat eomma terlalu lama, nanti mata kamu ikutan sakit." Mina mencubit hidung Jeno dan si kecil itu tertawa cekikikan.
"Appa masih tidul? Eomma tulunin Jeno mau bangunin Appa."
Tuhan, kenapa bisa pas sekali.
"Ah Jeno-ya, Appa tidak pulang nak." Mina gelagapan menjawab Jeno.
"Tidak pulang lagi?" Si kecil itu menatap bingung ke Mina. Entah apa yang ada dipikiran si kecil itu, intinya yang membuat Mina tercengang adalah mendengar kata "Lagi" Yang diucap oleh Jeno.
"Dari mana Jeno tahu bahwa Jimin tidak pulang lagi? Apakah selama ini dia tahu?" Monolog Mina.
"Bukan seperti itu sayang, Jeno tahu kan jika Appa sangat sibuk? Dan di kantor pekerjaan Appa sangat banyak. Jadi Appa tidak pulang."
"Seperti itu eomma?"
"Ne sayang." Mina menurunkan Jeno dari gendongan nya. Ia mensejajarkan tingginya dengan Jeno. "Jeno harus mengerti Appa bekerja untuk Jeno dan eomma, paham?" Ucap Mina sambil mengacak asal rambut anak nya.
"Jeno mau makan Cheese Kimbab?"
"Waaah Jeno mau eomma." Ucap Jeno antusias.
"Ayo, kita buat." Mina menggandeng putra nya menuju dapur. Ia mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat Cheese Kimbab kesukaan Jeno.
Tawa bahagia tercipta di dapur pagi ini. Walaupun nyeri di tubuhnya masih sangat terasa, tapi karena tawa bahagia Jeno membuat rasa sakit itu berkurang.
•'Beweis'•
***
TBC
Annyeong aku kembali😘
Maaf ya kali ini pendek🙏
Tapi next part bakal aku panjangin kok😊
Maaf ga tepat jadwal, karena kemarin aku ketiduran😂
Jangan lupa vote & komen ya👏

KAMU SEDANG MEMBACA
Beweis
Подростковая литература[Sequel Of FANCY YOU] "Aku datang dari perjalanan jauh. Membawa bukti cinta ku, demi pengakuan dari mu." Cover by lalunaaa21 #5 In bigjyp 080620