8. Firasat Buruk

4 1 0
                                    

Selamat membaca....

Kedekatan batin memang tidak bisa di ragukan lagi. Mereka dengan mudah merasakan jika apa yang ia pikirkan itu benar. Namun juga ada yang tidak sepenuhnya benar.

Semakin dalam kesedihan menggali lubang dalam wujudmu, semakin banyak kesenangan yang akan dapat kau tampung.

##

Tak ada yang tidak sakit jika kita di lukai. Tapi lebih sakit ketika kita di lukai oleh orang yang kita sayangi. Bahkan rasa sakit yang akan kita rasakan lebih mendalam dan susah untuk di hilangkan dengan mudah. Butuh waktu lama untuk menyembuhkan. Karna obatnya pun tak ada.

Seperti halnya Raisa, ia sakit secara fisik dan juga batinnya. Adit masih tetap menghakimi Raisa yang sudah tak berdaya.

"Kamu masih tidak mau mengaku Raisa, kamu kan yang udah nyuri uang ayah di lemari" tuduh Adit. Masih pantaskah orang tua seperi ini di panggil ayah ?

"Bukan Ra--- ah sakit ayah" Adit semakin menulikan telinganya, Adit tidak peduli dengan Raisa yang semakin tidak berdaya. Menopang tubuhnya pun ia tidak bisa. Seketika tali itu terlepas dari tangan Raisa.

Raisa sudah sangat lelah merasakan semua ini. Ini bukanlah kesalahan Raisa, tapi kenapa orang tuanya tidak percaya. Raisa sungguh sakit di perlakukan seperti ini.

Tubuh Raisa pun merosot dan bersandar di pohon mangga. Saat itu juga Adit meninggalkan Raisa yang kesakitan. Tubuhnya penuh luka dan membengkak.

Apa salah dirinya sampai mereka tega melakukan ini, kini Raisa merasakan dadanya sesak. Hingga Kinan dan Reyhan menghampiri Raisa.

"Itu akibatnya karna lo udah berani deketin kak Cleo gue, gue kan pernah ngingetin lo tapi lo gak dengerin omongan gue" Desis Kinan di samping telinga Raisa.

"Oh ya, tadi ayah nyuruh kita buat nyeret lo ke gudang" sambung Reyhan. Seketika Raisa mendongak, apa ini masih kurang mereka menyiksa Raisa. Raisa rasanya sudah tak memiliki tenaga saat ini. Dan sekarang, mereka masih akan membawanya ke gudang.

Apakah mereka tak memiliki rasa iba sedikitpun terhadap dirinya ?. Raisa yang sudah tak memiliki tenaga pun tak bisa untuk melawan. Meskipun ia melawan, tetap saja dirinya akan kalah. Ia hanya bisa pasrah, saat Reyhan dan Kinan menyeretnya  seperti hewan.

Sesampainya di gudang, Reyhan menghempaskan Raisa hingga punggungnya terbentur pojok meja yang ada di gudang. Tentu itu sangat sakit. Belum lagi, saat ini kepalanya terasa sakit.

"Yuk kak, kita keluar aja kita siap-siap sekolah" ucap Kinan sambil memeluk kakaknya dari samping dan meninggalkan Raisa sendiri.

"Hikss...kak Dimas, tolong Raisa kak. Raisa sakit...kenapa bukan Raisa aja yang kebawa ombak waktu itu hiks...hiks, pasti Raisa gak akan sesakit ini" Raisa memegang punggungnya yang sakit luar biasa. Ia tidak mengerti kenapa sakitnya begitu luar biasa.

Hingga pandangan Raisa kabur dan semuanya jadi gelap.

Raisa pingsan...

                             ##

Cleo tiba di sekolah mendesah kecewa. Sebab, tadi ia sudah menunggu Raisa di perempat jalan tempat Raisa biasa menunggu angkot. Tapi hingga jam 7 kurang 10 menit Cleo berangkat takut ia telat ke sekolah. Padahal ia ingin berangkat bersama Raisa, hingga teman-teman Cleo menghampirinya.

"Woy, buset dah kecut amat muka lo" ledek Rama.

"Brisik" ujar Cleo dan meninggalkan mereka. Temannya hanya menghela nafas pasrah, toh mereka juga sudah terbiasa dengan sikap Cleo.

"Lo sih, kalok ngomong kagak liat-liat kondisi dulu" sarkas Rio

"Tau lo ah" ujar Kris dan membawa Rio pergi meninggalkan Rama.

"Ya elah punya temen baperan amat" gumam Rama

"Woy tungguin" teriak Rama dan menyusul ke tiga temannya.

                             ##

Di kelas XI Ipa 2 ada Citra dan Bara yang mengkhawatirkan Raisa. Bagaimana bisa, Raisa tidak seperti biasanya hilang tanpa jejak. Jika tidak berangkat sekolah, pasti dia akan mengirim pesan untuk salah satu sahabatnya.

"Ihhh Raisa kemana sih, di hubungin kagak bisa" kesal Citra.

"Udah sabar Cit, mungkin Raisa lagi ada urusan dan gak sempet hubungin kita" jujur, Bara juga mengkhawatirkan Raisa, tapi ia juga tidak bisa menunjukkan di depan Citra agar sahabatnya itu tidak semakin khawatir.

Bel masuk pun berbunyi, Bara maupun Citra tidak bisa belajar dengan tenang. Mereka sama-sama cemas, entah kenapa firasat mereka tidak enak.

Begitu juga dengan Cleo, dirinya tiba-tiba teringat Raisa, ia juga merasakan firasat buruk. Hingga suara bel istirahat berbunyi, semua penghuni keluar dari kelasnya. Citra dan Bara pun menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

"Kok perasaan gue kagak enak ya Bar" ucap Citra.

"Lo mah buruk mulu mikirnya, udah di makan dulu tu makanan. Kasian di kacangin terus" ujar Bara

"Ini salah si Raisa, dia gak pernah ngasi tau alamat rumahnya ishhh  sebel gue Bara..." sebal Citra sambil memukul lengan Bara dengan brutal. Sedangkan Bara melindungi lengannya dari Citra.

"Aduhh... udah dong Cit sakit nih, lo mah belom jadi istri gue udah KDRT duluan" seketika Citra menghentikan pukulannya dan menatap Bara dengan tajam. Bara yang di tatap hanya pura-pura memakan mienya.

Jujur saja Bara takut jika Citra sudah menatapnya seperti itu. Citra yang melihatnya mendengus sebal dan melanjutkan acara makannya yang tertunda.

                          ##

Bagaimana nasib Raisa yang masih di gudang ? Apakah ia baik-baik saja. Tentu saja dia tidak baik-baik saja. Dia seperti anak yang tidak di inginkan oleh keluarganya. Bukankah memang seperti itu ?.


Jangan lupa vote and commen ya 😘

Love Me AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang