7. Tatapan ?

5 0 0
                                    

Selamat membaca

Tak ada orang yang menginginkan hidup tidak bahagia. Semua orang juga memimpikan kehidupan yang menjamin kebahagiaannya.

Orang akan berusaha apapun itu caranya untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Mereka tidak peduli jika itu adalah cara yang benar atau salah, yang merugikan atau tidak. Yang terpenting dirinya berhasil.

                           
                             ##

Seperti yang di katakan Cleo tadi pagi, Cleo benar-benar menunggu Raisa di parkiran untuk mengantarnya pulang. Tapi Raisa tidak mau Cleo mengantarkannya sampai di depan rumah. Ia takut jika sampai mamanya tahu.

Dan sekarang, Raisa sedang menyiapkan makan malam. Raisa merasa dirinya sangat lemas. Tadi, perutnya hanya kemasukan air putih saja.

Ia harus cepat menyelesaikannya, agar ia bisa mengisi perutnya yang kosong.

Raisa menata makanan di atas meja makan. Di sana sudah ada keluarganya.

"Raisa, kamu makan di dapur seperti biasanya" ucap Naomi.

"Ma, sekali aja Raisa makan di sini ya. Raisa pengen makan bareng kalian" ucap Raksa dengan suara lemas. Jujur ia tak punya tenaga sekarang.

"Heh, lo gak denger mama ngomong apa" bentak Kinan.

"Atau lo budeg ya" sambung Reyhan. Sedangkan ayahnya hanya diam.

Apa salahnya jika seorang anak menginginkan dirinya untuk makan bersama keluarganya sendiri. Raisa hanya ingin berkumpul seperti dulu. Tapi mereka tidak menginginkannya.

Dengan berat hati Raisa pergi menuju dapur untuk makan dengan makanan yang tersisa. Satu butir air mata lolos jatuh di pipi Raisa. Ia makan sambil terisak.

"Ya tuhan...kapan semua ini akan berakhir, sebenarnya aku ini anak mereka atau bukan hiks...hiks.
Kenapa mereka tega melakukan ini padaku. Kenapa juga aku tidak bisa membenci mereka" ucap Raisa terisak.

Kenapa tuhan tidak adil untuk dirinya. Kalian tentu pernah mendengar bahwa tidak ada orang tua yang membenci anaknya sendiri.

Tapi menurut Raisa, itu hanya bayangan semu yang tak mungkin bisa ia gapai. Ia sangat berharap semua ini cepat berakhir.

Cukup sudah Raisa meraskannya selama 10 tahun.

                            ##

Di lain tempat, tepatnya di rumah Cleo. Sudah ada ketiga temannya yang tengah berkumpul sambil bermain kartu.

"Cle" panggil Rama. Cleo hanya berdehem menanggapinya.

"Sejak kapan lo deket sama adik kelas ? Wah jangan-jangan lo udah ngelepas jabatan homo lo ya" tuding Rama dan mendapatkan tatapan dari ketiga temannya termasuk Cleo. Rama pun mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya berbentuk V.

Tak lama Kris membuka suara, "Iya Cle, yang lo bilang gimana rasanya jatuh cinta itu, lo jatuh cinta sama tu cewek ya" tebak Kris.

"Gue gak tau, tapi pas gue liat tatapan matanya, gue kayak gak asing" ucap Cleo.

"Maksud lo, lo pernah ketemu dia sebelumnya ?" Timpal Rio.

"Gak tau" ujar Cleo kelewat santai. Itu membuat ketiga temannya menghela nafas berat.

"Eh kambing, lo di tanya jawabannya gak tau mulu" geram Rama.

"Lo kalok suka sama tu anak, deketin aja terus ntar juga dia leleh. Selama ini lo kan Jomblo Karatan" ejek Kris.

"Gue usahain" ucap Cleo membuat ketiga temannya tersenyum. Ini akan menjadi momen langka di mana seorang Cleo akan mendekati seorang perempuan.

Bagiamana tidak Cleo sampek sekarang belum pernah mendekati seorang wanita. Katanya punya cewek itu ribet, kalok di ingat-ingat perkataan Cleo membuat teman Cleo jengkel sendiri.

"Ngapain lo pada senyum-senyum kaya orang gila?" Baru saja Kris, Rama dan Rio bahagia. Ucapan Cleo membuat mereka berdecak sebal.

"Lo tuh kagak tau sikon sih, gue ini lagi bahagia temen gue mau punya pacar" celutuk Rama. Cleo hanya mengedikkan bahunya acuh. Mereka pun melanjutkan permainan mereka yang tertunda karna Cleo.

                         
                              ##

Keesokan harinya Raisa di kejutkan oleh dobrakan pintu kamarnya. Siapa lagi pelakunya jika bukan Ayah Raisa yaitu Adit. Raisa yang terkejut langsung merubah posisinya menjadi duduk dan menatap mereka berempat.

"Ikut saya" ucap Adit dengan nada dingin menahan emosi dan menarik tangan Raisa dengan kasar.

"Ayah pelan-pelan, tangan Raisa sakit" ringis Raisa, namun tidak di hiraukan oleh adit. Ia terus saja menyeret Raisa dengan kasar.

Di belakangnya, Risa, Kinan, dan Reyhan mengikuti Adit yang membawa Raisa menuju taman belakang. Raisa yang tidak mengerti apa yang akan di lakukan oleh ayahnya hanya diam dengan raut wajah ketakutan.

"Ayah, ayah mau ngapain ? Kenapa Raisa di ikat seperti ini ayah ?" Adit tidak menjawab dia sibuk mengikat tangan Raksa dengan tali yang menggantung di pohon mangga.

Raisa melotot saat ayahnya membawa rotan.

"Ayah mau ngapain ? Ayah, Raisa mohon jangan lakukan itu hiks...hiks..." Raisa takut melihat ayahnya yang semarah ini. Ia takut jika ayahnya berbuat yang tidak-tidak terhadap dirinya.

"Apa saya pernah mengajari kamu mencuri Raisa" murka ayahnya. Raisa bingung, ia sama sekali tidak mengerti apa yang di katakan Adit.

Plak....

Adit memukul lengan Raisa yang menggantung. Raisa yang hanya memakai piyama lengan pendek, membuat pukulannya semakin terasa.

"Ahhhh, ayah hentikan.. sakit"

Plakk...Plakk

Adit memukul dua kali punggung Raisa.

"Ayah, Raisa mohon hentikan hiks...Raisa tidak mencuri.
Mama tolong bilang ke ayah Raisa tidak mencuri hiks...hiks... ini sakit ayah" lirih Raisa.

Sedangkan Naomi hanya memalingkan wajahnya. Dan Kinan, ia tersenyum puas melihat saudara kandungnya sendiri di siksa.

Jangan lupa vote and comment ☺

Love Me AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang