4. Masa Lalu

16 8 2
                                    

Selamat membaca...


Ketika semua orang memiliki keluarga yang sangat mereka kagumi. Sosok ayah yang di sebut pahlawan, sosok ibu yang di sebut berlian. Orang tua adalah panutan untuk setiap anak-anaknya.

Kehadiran saudara adalah teman untuk berbagi keluh kesah. Tempat bercerita semua tentang kehidupan yang kita jalani.

Tapi itu juga tidak berlaku untuk Raisa. Ia selalu berjuang sendiri tanpa kehadiran penyelamat baginya. Menurutnya semua akan berakhir bahagia suatu saat nanti.

                             ##

                            Flashback on

Saat Raisa masih berumur 7 tahun, ia masih menjadi gadis kecil yang beruntung. Harta melimpah, keluarga yang menyayanginya. Namun itu hanya sesaat sebelum semuanya berubah menyakitkan.

"Raisa jangan terlalu main di pinggir pantai nak" ucap mamanya.
"Bentar ma, Raisa cari keong dulu"  ya, hari ini Raisa dan keluarganya sedang menikmati hari minggu mereka di pantai.

"Kak Reyhan sini kak" pinta Raisa kecil.

"Enggak dek, kakak main di sini aja di situ panas  hehe" ucap Reyhan .

Sedangkan Dimas sedang menemani adik paling kecilnya membuat istana pasir. Hingga Dimas yang waktu itu sudah berumur 12 tahun, melihat Raisa yang akan terbawa ombak. Dimas pun langsung berlari menyelamatkan Raisa di susul oleh kedua orang tuanya dan juga kedua saudaranya. Untung saja Dimas sudah pandai berenang.

Raisa beralih ke gendongan Adit sang ayah, ayahnya ikut menyebur ke pantai. Raisa masih syok dengan kejadian yang baru saja ia alami. Raksa selamat.

Namun tuhan berkata lain. Saat ombak datang lagi, kaki Dimas terasa keram dan sulit di gerakkan.

Dan......

Dimas terbawa ombak.

"Mas Adit, itu Dimas kebawa ombak mas" Pekik Naomi sang mama. Adit yang di teriaki  menoleh ke belakang.

"DIMASSSS......" teriak Adit tak kalah panik.
"Ayo dong mas, slameti Dimas mas" tangis Naomi pun tak bisa di hentikan. Dimas yang sudah panik segera menghubungi tim sar karna ia juga tidak bisa ceroboh untuk menolong Dimas tanpa bantuan pada ahlinya.

Tapi na'as, Dimas tidak bisa di selamatkan karna terlalu banyak minum air. Dimas pun di makamkan  dengan hati yang tidak rela menyelimuti mereka. Mereka tidak menyangka jika Dimas pergi secepat ini.

"Kamu liat Raisa, karna kamu Dimas meninggal. Seharusnya kamu mendengarkan ucapan saya" Raisa menunduk tidak berani menatap mamanya. Ia hanya bisa terisak. Raisa juga belum teralu mengerti keadaan.

Naomi menyalahkan  Raisa  atas kematian  Dimas begitu pula dengan Adit,Reyhan, dan kinan.

Flashback  off

                             ##

Sudah pukul 6 lewat 15 menit, tapi Raisa masih tetap memejamkan matanya. Biasanya ia akan bangun pagi untuk membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

Ceklek...

Pintu kamar terbuka menampilkan Naomi sang mama yang berkacak pinggang. Dia menghampiri Raisa.

"He bangun, jam segini masih tidur.
Mau jadi apa kamu hah ?" Bentak Naomi. Raisa merubah posisinya menjadi duduk.

"Ma'af ma, Raisa lagi gak enak badan" jelas Raisa

"Alasan aja, ayo cepet bangun kamu gak mau sekolah ? Ayah kamu membiayai bukan untuk di buat malas-malasan Raisa"

"Tapi ma...Raisa beneran sakit"

Naomi tak perlu mendengar celotehan  Raisa. Ia langsung menyeret Raisa ke kamar mandi. Tidak hanya menyeretnya, Naomi juga mengguyur tubuh anaknya yang sedang sakit. Naomi tidak memperdulikan keadaan Raisa.

"A-a-ampun  mah...dingin" Raisa merasa tubuhnya begitu sangat dingin. Tak terasa air matanya jatuh di sela-sela air yang di siram mamanya.

"Kamu tuh ya bisanya cuma ngrpotin orang lain. Nyesel saya nglahirin  kamu Raisa" bentak Naomi lagi. Raisa mendongak menatap mamanya tidak percaya.

"Kenapa mama ngomongnya gitu sama Raisa ma?, Raisa juga tidak mau merepotkan orang lain.
Raisa menyayangi kalian, tapi kenapa kalian membenci Raisa seperti ini ?
Raisa juga gak mau kak Dimas pergi ninggalin kita ma..hiks...hikss, Raisa minta ma'af jika Raisa pembawa sial untuk keluarga ini" Lirih Raisa dan tangisnya pun makin menjadi. Ia tak menyangka bahwa mamanya mengatakan secara terang-terangan jika mamanya menyesal melahirkan Raisa.Naomi diam, ia tidak bisa membalas ucapan Raisa.

Tanpa sepatah kata pun Naomi meninggalkan Raisa yang menggigil.

                             ##

Cleo sudah siap dengan seragam almamaternya.

"Bi, Cleo pamit berangkat dulu ya". Pamit Cleo dan mencium punggung tangan bi Sarti. Memang sejak kecil Cleo lebih dekat dengan pembantunya dari pada kadua orangtuanya. Ia menganggap bi Sarti seperti ibu nya sendiri.

"Iya nak Cleo, hati-hati di jalan jangan ngebut". Jawab bibi lembut sambil mengusap kepala Cleo sayang. Cleo tersenyum di perlakukan seperti itu, sebenarnya Cleo juga menginginkan perhatian seperti ini dari orang tuanya.

Tapi apalah daya jika mereka saja jarang pulang ke rumah. Cleo sekarang tidak terlalu memikirkan orang tuanya yang berubah. Cleo pun keluar dan menaiki motor ninja hitamnya menembus jalanan ibu kota yang padat.

                              ##

Di rumah keluarga Erlangga, Raisa yang tengah bersiap-siap sekolah dengan keadaan yang tidak memungkinkan. Tetapi ia harus kuat, jika tidak mau ayahnya yang bertindak.

Di ruang makan mereka sudah berkumpul menikmati makanan yang mereka pesan karna Raisa pagi ini tidak masak. Mereka tidak mempunyai pembantu karna mereka hanya menginginkan Raisa yang melakukan. Dulu mereka sebenarnya mempunyai seorang pembantu.

Tapi pembantu itu sudah rentan dan memilih untuk berhenti bekerja. Mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa. Jadilah sampai sekarang Raisa yang suka bersih-bersih dan memasak. Ia melakukan dengan senang hati dan ikhlas.

"Pa...Ra-Raisa ikut makan ya" cicit Raisa

BRAK...

Adit menggebrak meja makan dengan keras membuat istri dan kedua anaknya terkejut. Begitu juga dengan Raisa, ia sudah memejamkan matanya karna takut.

Maapkeun jika ade kesalahan 😁
Jangan lupa vote and comment  sista ☺

Love Me AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang