BAB 5

265 4 2
                                    

Nisa kaku di tepi katil wad . Air mata sedaya upaya ditahan . Wajah pucat Puan Khairiah tidak sanggup dipandang . Masih terkejut dengan pemberitahuan doktor sebentar tadi .

" Kondisi Puan Khairiah semakin teruk . Kalau dibiarkan lebih lama , akan terjadi sesuatu yang kita tak jangka . Jalan yang terbaik adalah buat pembedahan segera . " Ujar Doktor lelaki itu yakin .

" Boleh selamat ke doktor ?" Soal Nisa kerisauan .

" Operation berjaya ataupun tidak , itu semua kita berserah pada Allah . Yang penting , kita dah usaha yang terbaik ." Kata doktor itu lagi menyedapkan hati .

" Baiklah , kami setuju ."

Akhirnya , air matanya jatuh setitik demi setitik . Sedih . Takut . Tak pernah melihat emaknya sakit sebegitu rupa . Sekali pun dalam hidupnya , emak tak pernah tunjukkan dirinya sakit . Luluh jantung mengenangkan emaknya .

Puan Khairiah mengenggam tangan Nisa .

" Adik ... Janganlah menangis . Mak tak sanggup tengok , sayang " pujuk Puan Khairiah lembut . Bibir pucat itu mengukir senyum .

" Ini ke sebab emak beria sangat suruh Nisa kahwin ... ," Kata Nisa mendatar dengan suara serak menangis . Berkaca mata Puan Khairiah melihat wajah anak perempuannya .

" Mak nak ada orang yang boleh jaga adik kalau emak takde nanti . Mak nak tengok Nisa bahagia . Mak ... jumpa orang paling sesuai untuk adik . Mak percaya , Raykal takkan sesekali sakitkan hati adik . Adikkan anak yang solehah ? " ujar Puan Khairiah perlahan . Sedaya upaya mengukir senyum .

Pantas Nisa memeluk Puan Khairiah yang berbaring di atas katil wad . Teresak - esak dia menangis dalam pelukan Puan Khairiah . Belakang badan Nisa ditepuk - tepuk untuk meredakan tangisan .

" Mak maafkan semua kesalahan anak - anak mak . Mak halalkan makan minum dan susu yang mak bagi selama ni . Mak juga ... Nak minta maaf sebab tak dapat jaga anak emak dengan baik . Walau apa pun terjadi , redha dengan ketentuan Ilahi ." Sambung Puan Khairiah dengan nada naik satu oktaf . Anak - anak yang ada dikelilingnya dipandang satu persatu .

Kemudian , jururawat datang menghampiri untuk bawa Puan Khairiah ke bilik pembedahan .

Nisa tarik nafas dalam . Walaupun berat , dia perlu terima seadanya . Katil yang ditarik keluar dari bilik itu dipandang sayu . Dia merasa akan ada perkara buruk akan berlaku . Kepala digeleng menghalau pemikiran negatif itu .

Raykal memeluk bahu Nisa memberi kekuatan .

" Istighfar banyak - banyak . Nanti mak sedih tengok awak macam ni . Banyakkan doa dan bersabar ye . " Pujuk Raykal lembut lalu bawa Nisa keluar untuk duduk di kerusi menunggu .

Nisa cuba senyum . Air matanya diseka dengan belakang tangan . Nafas ditarik dan hembus . Ucapan istighfar meniti dibibirnya berkali - kali agar hatinya tenang tidak memikirkan perkara yang tidak elok .

5 jam berlalu ...

Nisa bersandar pada bahu Khairul . Fikirannya kosong . Layu matanya memandang lantai . Lemah . Dari tadi , masih belum ada khabar mengenai Puan Khairiah . Badannya menggigil menanti berita daripada doktor .

My 'CINTA HATI' , Tuan RaykalWhere stories live. Discover now