" Sebab Allah tahu kau mampu . Allah takkan bebankan seorang hamba dengan sesuatu diluar kemampuan kita . Kalau kau rasa ujian ni terlalu berat untuk kau , ingatlah ada lagi manusia yang lebih berat ujiannya ." - Tihah
2 minggu berlalu , kesedihan Nisa mulai reda . Sedikit demi sedikit dia mulai terima kenyataan . Walaupun amat berat kehilangan orang yang dia sayang , kehidupan perlu diteruskan .
Nisa membelek dirinya di dalam cermin . Tudung labuhnya yang senget itu dibetulkan . Dia melihat dirinya dan senyum . Jam dipergelangan tangan ditilik . 5.45 pagi ? Sempat rasanya dia masakkan sarapan untuk Raykal .
Bergegas dia turun ke dapur dan mengeluarkan segala bahan untuk memasak . Sepantas kilat dia menyiapkan bahan dan memasak di atas dapur .
Selang beberapa minit , Raykal keluar dari bilik air . Terkejut dia melihat Nisa yang sedang memasak di dapur . Timbul kerutan di dahi .
"Awak nak pergi mana ?" Soal Raykal hairan . Dia menghampiri Nisa .
Nisa yang sedang menumis bahan di dalam kuali terhenti sebaik dia menoleh ke arah Raykal . Dia terkedu . Membahang wajahnya melihat Raykal hanya bertuala paras pinggang hingga ke lutut .
Kesat air liur ditelan . Selama ini tidak pula dia nampak Raykal sebegitu walaupun duduk sebumbung atau mungkin dia yang tak perasan ... Tak senang duduk dibuatnya lagi - lagi Raykal yang sedang merapati dia .
" Awak ! Agak - agaklah . Pergilah pakai baju dulu . Nanti merecik minyak kena badan baru tahu ," ujar Nisa tergetar - getar . Gemuruh dalam hati sedaya upaya ditahan . Pandangan dihala ke arah lain .
" Saya tanya , awak nak pergi mana ? " Ulang Raykal tanpa menghiraukan kata - kata Nisa .
Keluhan dilepaskan .
" Saya nak pergi kelaslah ."
" Awak betul - betul dah okey ke ? " Raykal kecilkan mata memandang Nisa atas bawah . Nisa merengus perlahan .
"Saya okeylah . Lagipun , dah dua minggu saya terperuk seorang diri duduk dekat rumah ni . Dah banyak ketinggalan pelajaran . Hish ! Awak ni . Dahlah pergilah pakai baju !!! " Ujar Nisa geram . Belakang badan Raykal ditolak menjauhinya . Lama - lama dia dekat sini boleh kena serangan jantung .
" Hurm ... Yelah "
Tiba - tiba Raykal senyum senget . Terpacul satu idea nakal .
" Eleh , sukalah tuh . Ini baru separuh tau awak tengok kekacakan dan keseksian saya " ujar Raykal dengan megah . Tangannya disilang didada .
Membuntang mata Nisa mendengarnya . Mulutnya muncung menidakkan apa yang diperkatakan Raykal .
" Eee ... Perasannya . Nak muntah saya dengar " seloroh Nisa tanpa rasa bersalah . Matanya tekun menghadap masakannya .
" Yeke ? Sebenarnya suka , kan ? " Raykal senyum senget . Tiba - tiba dia merapati Nisa dengan senyuman penuh makna .
Nisa cuak . Dia mengundur ke belakang membuatkan dia terdorong ke meja makan . Tumisan di dalam kuali tidak dihiraukan lagi . Takut - takut dia memandang Raykal .
" Awak nak apa ?! Saya nak masaklah ! Menyibuk betul !" Soal Nisa ketakutan . Raykal tidak mempedulikannya lalu mengepong Nisa dengan kedua - dua belah tangannya .
" Awak cakap saya menyibuk ? How you dare ? I'm your husband ... " Kata Raykal bernada berbisik . Wajah dirapatkan dengan wajah Nisa . Mata mereka bertaut .
" Okey . I'm sorry . Dahlah tu , nanti hangus tumisan dalam kuali tu . " Ucap Nisa tergetar - getar . Takut dengan makhluk di hadapannya sekarang ini .
YOU ARE READING
My 'CINTA HATI' , Tuan Raykal
Proză scurtăDisebalik keperitan pasti ada kemanisan . Setiap kali ujian mendatang , Allah hadirkan dia untuk menenangkan . Siapa sangka perkahwinan yang diaturkan oleh keluarga boleh menjamin kebahagiaan .