Selepas makan malam , Nisa menyibukkan diri menyiapkan kerjanya . Dia duduk di meja belajar yang berada di hujung katil .
Raykal pula menilik telefon pintarnya sambil bersandar pada kepala katil . Masing - masing buat hal sendiri . Tiada suara kedengaran . Hanya selang seli notifikasi dari telefon mereka .
Raykal melepaskan keluhan . Dia pandang Nisa . Jam di dinding dipandang sekilas . 9 malam ? Nak lelapkan mata masih awal . Haih ... Tiba - tiba terasa lambat pula jarum jam itu bergerak . Perlahan - lahan dia turun dari katil menuju ke pintu . Sempat dia menjenguk Nisa sebelum berlalu keluar .
Tak sampai beberapa minit , Raykal kembali masuk ke dalam bilik . Nisa seakan terganggu . Hilang fokusnya untuk menyiapkan tugasan . Dia pandang Raykal dengan segaris senyuman .
" Abang nak apa - apa ke ? Kopi ? Teh ?" Soal Nisa berbasa - basi .
Raykal mengeleng . Tiba - tiba dia duduk melutut lalu menyembamkan wajahnya di atas meja belajar Nisa .
Timbul kerutan di dahi Nisa .
" Bosan... " Katanya meleret seakan kanak - kanak . Nisa tergelak .
" Kenapa tak tengok TV ? "
" Takde cerita yang menarik ."
" Telefon awak tu ? ,"
" Abang dah tak tahu nak buat apa dengan telefon tu ," keluh Raykal lagi . Nisa kecilkan mata memandang Raykal . Dia pandang jam di telefon pintarnya sekilas .
" Tak nak keluar lepak dengan kawan abang ? Awal lagi ni . " Soal Nisa dengan cadangan bernas .
Raykal mengeluh .
" Malaslah . Takde mood nak drive ..." Jawab Raykal lalu mencapai buku latihan Nisa . Raykal menyelak satu persatu helaian muka surat . Kemudian , dia menutup buku itu dengan satu keluhan .
Bukan dia tidak mahu keluar tapi dia sedar yang dia bukannya bujang lagi . Tidak tergamak mahu tinggalkan Nisa berseorangan . Lagipun , kawan - kawannya semua jauh . Takkan dia nak drive dari Pekan ke Kuantan semata - mata nak lepak . Kalau dulu lainlah , masih menetap di sana .
Nisa mengeleng kepala melihat perilaku Raykal . Macam - macam cadangan sudah keluar dari mulutnya tapi satu pun Raykal tidak berminat .
Tiba - tiba Nisa tersenyum penuh makna .
" Kita main game nak ?" Soal Nisa lalu mengaktifkan telefon bimbitnya .
" Game apa ? " Soal Raykal perlahan .
" PUBG !!! " Sorak Nisa riang . Terbit senyuman di wajah Raykal . Dia tahu aplikasi itu ada di dalam telefon pintar Raykal . Baru saja ternampak di dalamnya sebentar tadi .
" Nisa pun ada PUBG ?! " Soal Raykal terkejut . Wow ! Advance .
Nisa pandangnya tidak puas hati .
" Kenapa ? Abang ingat saya tak reti main ke ? " Soal Nisa kedengaran agak terasa hati . Hairan . Apa orang ingat yang bertudung labuh macam dia tak ikut perkembangan semasa ? Huh !
" Okey ! No problem . Jom ! " Sorak Raykal riang dengan pantas mencapai telefon bimbitnya di atas katil . Dia menarik sebuah kerusi di tepi meja Nisa . Pantas dia menekan butang 'ON' di telefon pintar . Aplikasi permainan itu dibuka .
" Kata dah tak tahu nak buat apa dengan telefon tu ? " Soal Nisa seolah memerli sambil jarinya lincah menari di atas permukaan skrin .
" Tadi takde geng nak ajak PUBG . Sekarang , dah ade . Baru seronok !"
Nisa terus tertumpu pada telefon pintarnya . Kerjanya ditangguhkan sebentar untuk melayan karenah si suami . Tidak mengapalah , yang penting bosannya hilang .
YOU ARE READING
My 'CINTA HATI' , Tuan Raykal
Short StoryDisebalik keperitan pasti ada kemanisan . Setiap kali ujian mendatang , Allah hadirkan dia untuk menenangkan . Siapa sangka perkahwinan yang diaturkan oleh keluarga boleh menjamin kebahagiaan .