1. promise.

92 27 8
                                    

"Bukan hanya sekedar mengucapkan janji. Bukti juga dibutuhkan untuk pelengkap janji."



2020

"Iya paa iyaa, Ry gak akan kecewain papa kok." Ujar Hilary kepada papa-nya, sambil memeluk erat tubuh kekar papa nya itu di atas sofa ruang tengah rumah mereka.

"Janji ya Ry, kamu gak akan kecewain papa?" Tanya Arya -papa hilary- lagi.

"Iyaa paa Ry janji gak akan pacaran kok sampe Ry bisa hidup sendiri dari hasil kerja Ry sendiri. Ry akan sukses dan banggain papa sama mama, Ry janji." Ujar Hilary dengan sangat pecaya diri meyakinkan papa-nya.

"Yasudah, sana kamu tidur udah malem, mama sama Kenen juga sudah tidur. Papa juga mau tidur, besok juga harus masuk sekolah kan?" Suruh Arya kepada anak gadis-nya itu.

"Iyaa paa, Ry naik dulu ya ke kamar."

"Iyaa, selamat tidur Ry sayang,"

"Selamat tidur juga papa sayang, papa juga sana masuk kamar tuh temenin mama." Canda Hilary yang telah berjalan ke arah tangga, untuk naik dan menuju kamarnya.

"TAPI KALO TAEHYUNG YANG NEMBAK, RY GAK JADI JANJI YA PAA!" Hilary berteriak sambil tertawa ngakak, melihat ekspresi Papanya yang geleng-geleng melihat tingkah anaknya.



Kring.. Kring...

Bunyi alarm di pagi hari, ketika sudah tiba waktunya anak SMA untuk berangkat sekolah. Terlihat disana ada seorang gadis yang masih setengah sadar saat sedang mematikan alarm-nya yang sangat berisik.

"HAA!?" Pekik gadis itu setelah melihat jam yang berada di atas nakas yang telah menunjukkan pukul 06.15.

Gadis itu langsung mengumpulkan kembali nyawa-nya yang masih melayang di alam mimpi, dan langsung berlari menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

"Gue pasti telat nih." Monolog gadis itu pada dirinya sendiri, sembari mengoles sedikit make up pada wajahnya, setelah menyelesaikan ritual mandinya.

Alexy Hilary Alberta. Orang mengenalnya dengan nama Hilary, dan biasa dipanggil Ry.



Empat puluh lima menit berlalu. Turunlah seorang gadis yang berparas cantik dari arah kamarnya yang berada di lantai dua rumahnya. Sesampainya di dapur, dia melihat sesosok wanita dengan wajah yang hampir mirip dengan-nya.

"Pagi mama, maaf ya, hari ini Ry terlambat. Yaudah, Ry berangkat dulu ya maa, udah ditungguin sama Xay, dah!" Hilary dengan cepat mengambil roti yang telah di siapkan mama-nya di atas meja, kemudian pergi dengan cepat keluar rumah, tanpa membiarkan mama-nya mengucapkan sepatah kata pun karna dia tau, pasti mama-nya akan memarahi diri-nya karna terlambat.

"Aduh ni anak." Monolog Hiliya -mama Hilary- selagi melihat pundak anaknya yang mulai menghilang di ambang pintu sambil menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dengan kelakuan anak-nya yang sudah tau bahwa, ia akan memarahinya jika tinggal lebih lama lagi di dekat-nya.



Setelah Hilary dan Xay sampai di depan gerbang sekolah, Xay segera memarkirkan mobil sport milik-nya yang dia beri nama Xelle.

Setelah selesai memarkirkan Xelle-nya, mereka segera turun dan pergi ke kelas mereka masing-masing.

"Ntar ke kantin bareng ya," ucap Xay sebelum terpisah dari Hilary, yang dibalas teriakan oleh Hilary karena jarak mereka yang semakin menjauh. "OKEE!"

HILERI [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang