HappyReading❣
.
.
.Jangan marah padanya jika dia tidak lagi peduli. Tapi marahlah pada diri sendiri sebab ketika dia peduli, kamu tidak pernah menghargai.
-ireneien-⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋
Waktu terasa begitu cepat berlalu, tapi tidak dengan rasa sakit dihati Melisa atas penghinaan Bisma tempo hari. Sakitnya seakan sudah mendarah daging dan membuat Melisa semakin bertekat untuk menghapus bersih perasaanya pada Bisma. Apalagi, ditambah dengan kedekatannya dengan Ryan akhir-akhir ini, membuat Melisa mulai merasa nyaman dengan setiap perlakuan Ryan yang semakin manis dari hari ke hari, membuat Melisa mencoba meyakinkan hatinya untuk membuka hati untuk Ryan lebih membuka hati. Ia yakin, perasaannya sebelah pihaknya pada Bisma pasti perlahan dapat menghilang. Mungkin bukan sekarang, tapi ia yakin cepat atau lambat ia pasti bisa.
Sejak sore tadi, Bunda Melisa yang baru saja datang dari luar kota tampak heboh mendandan Melisa, tanpa mementingkan rasa lelahnya. Dan sudah sejak sore tadi juga, mulut Melisa tak henti-hentinya mengeluarkan protes.
"Bunda ini apaan lagi sih, kok mata Lisa jadi berat gini." Protes Melisa saat Aurel bundanya, memakaikan Melisa Mascara dan eyeliner.
"Lisa ini itu, namanya mas-cara dan yang ini eye-liner. Gimana sih, kamu kan cewek. Kamu wajib tau yang beginian." Jawab Aurel dengan sabar, ia sangat gemas dengan anak gadisnya itu yang sangat buta dengan hal-hal berbau kecantikan. Bayangkan saja, hal-hal kecil seperti itu saja dia tidak tahu. Sepertinya Aurel harus lebih meluangkan waktunya utuk memberikan les privat pada anaknya mengenai dunia kecantikan.
"Tapi bunda, gimana kalau nanti temen-temen aku ngelexekin aku? Ahh, aku nggak pd bund." Ucap Melisa sambil menutup mata pasrah saat Aurel sang bunda menginstrusikannya untuk menutup matanya. Entah apa yang di lakukan oleh jari lentik bundanya itu, Melisa hanya berharap dia tidak akan terlihat sperti janda dua anak yang nyasar di acara ulang tahun sekolahnya.
"Finish, sumpah anak bunda udah cantik banget." Puji Aurel saat menyelesaikan sentuhan terakhirnya di wajah Melisa. Aurel mentap puas hasil sulapannya itu.
"Bund, ini lipstiknya di hapus aja ya bund, bibir lisa rasanya berat banget. Gimana kalau nanti Lisa di bilang ondel-odel." Ucap Melisa yang merasa risih dengan make up yang melekat di wajahnya.
"No dear,you look so perfect. Sekarang mending kamu turun kasihan pacar kamu nunggu sejak tadi." Ucap Aurel dengan senyum menggoda pada anak gadisnya itu, membuat pipi Melisa memerah seperti kepiting rebus.
"Apaan sih Bund, we just friend bund." Jawab Melisa sambil memperbaiki dresnya.
"Temen tapi demen kan? Yaudah, yuk Bunda antar sampe depan, kasian calon mantu Bunda kelamaan nunggung." Ucap Aurel yang semakin gencar menggoda putrinya itu.
"Bundaa.." Rajuk Melisa sambil mencebikan bibirnya kesal, membuat melisa tersenyum melihat tingkah manis putrinya itu yang tak hilang sejak kecil.
"Yaudah yuk turun." Ajak Aurel, menarik tangan Melisa menuju ruang tamu mendapati Ryan yang sedang duduk manis sambil memainkan hpnya.
"Yan, sorry yaa, kamu jadi kelamaan nunggunya. Habis bunda aku rempong banget." Ucap Melisa meminta maaf karena merasa bersalah telah membuat Ryan menunggu.
Ryan mengalihkan tatapannya saat mendengar suara Melisa. Mendadak dia terdiam dan menatap Melisa tanpa berkedip, dia terpukau dengan kecantikan Melisa. Wow.
"Yan? Kenapa? Wajah aku aneh yah? Aku jelek dandan kayak gini?" Melisa mendadak salah tingkah dengan tatapan Ryan.
"Tuh kan Bund, Lisa bilang juga apa. Mending Lisa balik kekamar buat cuci muka ahh, dari pada nanti ketawai sama temen-temen lisa."
Baru saja Melisa mengambil ancang-ancang mengangkat tangan untuk menghapus lipstik di bibirnya, Ryan langsung tersadar buru-buru ia mengontrol raut wajahnya. "Ehh nggak usah di hapus, lo cantik kok." Ucap Ryan dengan tulus dan membuat Melisa tersipu malu.
"Tuh kan, pacar kamu aja bilang kamu cantik. Yaudah, jalan sana. Nanti telat" Celutuk Aurel.
"Bundaa ihh." Protes Melisa. Sementara Ryan semakin melebarkan senyumannya saat mendengar ucapan Aurel.
"Amin Tan." Ucap Ryan yang terang-terangan mengamini ucapan Aurel.
"Apaan sih Yan ada-ada aja. Mending kita langsung berangkat aja. Bund, Lisa sama Ryan pamit yaa." Ucap Melisa, sambil pamit dan mencium pipi bundanya.
"Tan, kita pamit dulu yaa." Pamit Ryan.
" iya hati-hati. Ryan jagain anak gadis tante yaa." Pesan Arel.
"Emangnya aku anak kecil." Melisa menggerutu pelan sambil memutar bolamatanya malas semantara Ryan dan Arel hanya terkekeh pelan.
"Sip Tan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Waktu
Teen FictionJadi selama ini lo suka sama gua?" Tanya Bisma dengan lantang. Lisa hanya bisa samakin menundukan kepalanya malu dan kemudian menganggukkan kepalanya pelan "Lis." Panggil Bisma lembut "I_ya Bisma." "Lo punya kaca nggak." Tanya Bisma lembut yang memb...