Happy Reading❣
Vote + komen jangan lupa🤗.
.
."Jangan ganggu dia."
Setelah mendengar kalimat itu, rasanya Melisa sangat penasaran siapa si malaikat penolongnya, namun rasa takutnya lebih besar, membut Melisa masih tak mampu untuk mengangkat wajahnya. Ia masih terlalu shock dengan kejadian yang baru saja terjadi, Melisa terus menangis ketakutan sambil menunduk, yang ia tau selanjutnya terjadi perkelahian hebat antara kedua pria menyeramkan tadi dengan si malaikat penolong Melisa. Tak lama kemudian sudah sunyi kembali tak ada lagi suara perkelahian lagi. apa dia sudah mati, batin Melisa semakin ketakutan.
Ck. Dasar gadis bodoh. Bisma berdecak kesal . Yaa, orang yang datang menolong Melisa tadi adalah Bisma. Bisma Anugerah, sicowok dingin bermulut pedes yang saat ini Melisa sedang berusaha move on darinya.
"Mau nagis sampe pagi." Terdengar suara dingin Bisma. Dia merasa sangat kesal dengan tingkah Melisa yang terlihat masih terus menangis ria. Perlahan Bisma melihat Melisa mengangkat wajahnya takut-takut, wajahnya terlihat basah dengan air matanya.
"Hiksssss."
Tangis Melisa semakin pecah saat melihat sudut bibir Bisma yang sobek dan mengelurkan darah. Membuat Bisma kebingungan, akhirnya Bisma berinisiatif untuk membawa Melisa kedalam pelukannya dan terlihat tak ada penolakan dari Melisa.
"Diam." Ucap Bisma.
Bukannya diam tangis Melisa malah semakin menjadi-jadi di pelukan Bisma, membuat Bisma semakin kebingungan. Seingat Bisma di film korea yang sering di tonton adiknya, cewek bakalan tenang kalau dipeluk. Tapi ini kok malah semakin parah tangisannya, Bisma memang sangat payah dalam mengahadapi cewek karena ini merupakan yang pertama kalinya.
"Diam atau gue cium."
"Hikksss huuuaaaa Bisma mes_"Cup
Tangis Melisa mendadak terhenti saat benar-benar memdaratkan kecupan singkat dibibirnya. Mendadak otak Melisa menjadi blank.
"A_pa ya_ng k_kamu la_kukan?" Tanya Melisa terbata-bata sambil memegang bibirnya."Nyium lo, apa lagi. Ternyata lo mesti dicium dulu biar diam." Jawab Bisma santai.
Blussh.
Pipi Melisa memerah saat mendengar ucapan Bisma."Pipi lo merah Lis." Bisik Bisma sambil terseyum miring.
"Huaaaa..." tiba-tiba tangis Melisa kembali pecah. Membuat Bisma kebingungan.
"Ngapain malah nangis lagi." Tanya Bisma keheranan.
"Hikss.. kalau aku hamil gimana? Huaaa." Tanya Melisa disela tangisnya.
Bisma menganga tak habis fikir dengan jawaban Melisa, yang benar saja ciuman bisa bikin hamil.
"Lo itu polos apa bego sih? Mana ada dicium bisa bikin hamil. Kalau gue naena lo itu baru masuk akal kalau lo takut hamil." Jawab Bisma kesal. Membuat Melisa menghentikan tangisnya.
"Bismaaa.. kamu kok mesum." Pekik Melisa sambil meninju perut Bisma.
"Awss. Sakit bego." Maki Bisma sambil meringis kesakitan dan sukses membuat Melisa panik.
"Sorry.""Bodoh amat lah. Gue mau balik." Ucap Bisma kesal lalu berjalan naik ke motornya.
"Lo mau tinggal disitu sampe tu om om tadi balik dan perkosa lo disitu?" Tanya Bisma saat melihat Melisa yang masih meamatung ditempat.
"Aku balik pake apa?" Tanya Melisa polos dengan suara serak sambil menghapus ingusnya yang meleleh.
"Gue anter, buruan sebelum gue berubah fikiran." Jawab Bisma dengan suara datar.
"Tap_"
"Nggak ada penolakan. Buruan!" Sela Bisma.
"Kamu nggak niat culik aku kan?" Selidik Melisa was was.
"Bodoh amatlah. Gue tinggal." Ucap Bisma kesal, lalu menyalakan motornya membuat Melisa buru-buru naik di belakang Bisma saat mebayangkan dia ditinggal sendirian di halte, membuat Bisma menarik bibirnya keatas. Tak butuh waktu lama Bisma langsung melajukan motornya membuat Melisa yang baru saja naik langsung memeluk pinggang Bisma erat saat dia terhuyung kebelakang dan hampir jatuh Melisa menggerutu kesal sambil menyumpah serapahi Bisma dalam hati semantara Bisma malah tersenyum miring."Rumah lo dimana?" Tanya Bisma setengah berteriak karena bisingnya kendaraan lain yang berlalu lalang.
"Haa?" Melisa balik bertanya karena suara Bisma yang kurang jelas.
"Ck. RUMAH LO DIMANA." Sekarang Bukan lagi setengah berteriak melainkan Bisma berteriak keras.
"Ohh, rumah aku di komleks Dandelion blok A, yang warna hijau tosca." Jawab Melisa setengah berteriak. Bisma mengangguk kepalanya mengerti."Tapi singgah bentar di apotik depan yaa." Pinta Melisa
"Lo pikir gue tukang ojek lo." Ucap Bisma Kesal.
"Singgah aja pokoknya." Ucap Melisa tak ingin dibantah.
"Iye, iye. Bawel amat sih jadi manusia."Tepat di depan apotik Bisma menghentikan motornya. Melisa langsung turun dan menyerhakan high hels nya yang dilepas pada Bisma, membuat Bisma mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Tolong pegangin yaa." Pinta Melisa
"Utungnya buat gue apa?" Tanya Bisma kesal namun tetap memegangkan high helss milik Melisa. Sementara Melisa hanya tersenyum lalu berlalu menuju kedalam apotik. Tak cukup lima menit Melisa sudah kembali dengan beberap peralatan p3k dan membuat Bisma mengernyit bingung.
"Lepas helm kamu. Aku mau ngobatin luka kamu." Ucap Melisa membuat Bisma paham tujuan mereka singgah di apotik.
"Nggak usah." Jawab Bisma.
"Ihh lepasin dulu Bisma. Batu banget dibilangin." Ucap Melisa kesal sambil meletakkan kresek hitam berisi peralatan p3k dan berniat membuka helm Bisma. Akhirnya Bisma pasrah dan membuka helmnya mebiarkan Melisa mengobati lukanya. Melisa meringis pelan saat membersihkan luka sobakan diujung bibir Bisma. "Sakit ya?" Tanyanya sambil melirik kearah wajah bisma yang sedang menahan perih.
"Dasar bego udah tau masih nanya. Sshh aww, pelan-pelan bego gue jadi curiga lo punya dendam sama gue makanya saat ini lo manfaatin buat balas dendam. Aww sakit bego." Ucap Bisma sambil sesekali meringis pelan saat Melisa membersihkan lukanya pakai alkohol. Membuat Melisa berdecak kesal.
"Baru sadar? Aku emang dendam sama kamu karena dulu kamu udah permaluin dan hina fisik aku didepan umum." Jawab Melisa santai sambil dengan sengaja menekan kapasnya keluka Bisma. Membuat Bisma terpaku dengan jawaban Melisa dan menatap dengan seksama wajah Melisa yang dengan telaten mengobati wajahnya. Melisa mendongak saat sudah selesai mengobati wajah Bisma kerena merasa risih dengan tatapan Bisma ditambah jarak mereka yang terbilang sangat dekat.
"Kenapa?" Tanya Melisa mengangkat keningnya bingung sambil menetralkan jatung Melisa yang berdetak takaruan karena tatapan Bisma yang begitu intens.
"Apa sesakit itu?" Tanya Bisma pelan dengan raut wajah bersalah.
"Seriously? Kamu nanya sesakit apa? Jujur yaa, asal kamu tau, bahkan sakitnya nggak bisa diungkapin. Sakit banget Bis, bukan karena kamu nolak aku tapi karena penghinaan kamu. Setelah itu aku mutusin untuk merubah bentuk tubuh aku, bukan untuk buat kamu nyesel ngga nerima aku tapi aku pengen buat kamu sadar dan nyesel biar nggak seenaknya ngehina orang. Dan rasanya sakit banget setelah semua usaha kerja keras aku, kamu malah nuduh aku oplas." Ucap Melisa mengeluarkan seluruh uneg-unegnya, dengan mata berkaca-kaca membuat Bisma merasa semakin bersalah pada gadis didepannya itu amnamun memilih untuk tetap diam dan membiar kan Melisa mengeluarkan rasa sakitnya.
"But it's ok. Dari kamu aku belajar untuk lebih tau diri, sekarang aku sedang berusaha untuk menghapus perasaan aku sama kamu dan aku bersyukur Tuhan kirimin Ryan buat aku, aku merasa nyaman dengannya. Dengan kehadiran dia aku jadi lebih mudah untuk lupain perasaan aku sama kamu. Dan aku harap, aku jadi orang terakhir yang kamu gituin. Karena jujur aja, dihina soal fisik itu rasanya nggak enak." Ucap Melisa sambil tersenyum diakhir ucapannya dan menghapus air matanya yang berlomba untuk keluar. Bisma menarik Melisa kedalam pelukannya, dia kehabisan kata-kata. Mulutnya terasa sangat kelu dadanya terasa sakit saat mendengar pengakuan Melisa dia menyesal.
"Sorry Lis." Cicit Bisma sambil mengetatkan pelukannya membuat air mata Melisa semakin berlomba-lomba untuk keluar.
"Sorry." Ucapnya lagi dengan perasaan bersalah yang sangat besar.
"Jangan hapus perasaan lo." Pinta Bisma sambil mengecup pucuk kepala Melisa berkali-kali.
"Jangan egois Bisma." Ucap Melisa marah sambil mencoba melepaskan pelukan Bisma. Yang benar saja, saat Melisa ingin move on Bisma malah seenak jidat menyuruh Melisa untuk tetap mencintainya dia pikir mencintai sebelah pihak itu enak. Big No.
"Jangan berubah." Ucap Bisma lirih tak memperdulikan amarah Meliza. sambil memperketat pelukannya tak ingin melepaskan Melisa, membuat Melisa memberontak di pelukan Bisma dan memukul dada Bisma sambil menangis.
"Lepasin aku." Seakan tak memperdulikan ucapa Melisa Bisma tetap memeluk Melisa.
"Biarkan seperti ini dulu Lis." Pinta Bisma.
"Kamu jahat Bisma." Ucap Melisa sambil memukul dada bidang Bisma.
"Iya lis. Gue tau, gue jahat." Ucap Bisma sambil mengusap rambut panjang Melisa.
"Aku mau pulang." Pinta Melisa pelan.💣⏲💣
Gimana rasanya baca part ini?
Sumpah pas aku nulis part ini rasnya campur aduk. Sebel, baper pokonya campur aduk dehh😅Next?????

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Waktu
Fiksi RemajaJadi selama ini lo suka sama gua?" Tanya Bisma dengan lantang. Lisa hanya bisa samakin menundukan kepalanya malu dan kemudian menganggukkan kepalanya pelan "Lis." Panggil Bisma lembut "I_ya Bisma." "Lo punya kaca nggak." Tanya Bisma lembut yang memb...