3. I hate you Bisma Anugerah!

91 11 3
                                    

"OMG ! Gila! Ini masih lo kan Lis? Sumpah, diet lo sukses banget, gue aja sampe iri sama body and tampilan lo yang sekarang." Seru Meta yang masih belum percaya sambil menatap takjub perubahan Melisa dari kepala sampai kaki.

Melisa hanya memutarkan bola matanya malas, ini sudah yang kesekian kalinya Melisa dengar sejak pagi tadi. Awalnya Melisa senang saat awal masuk sekolah ia langsung mendapat pujian dari Meta tentang dietnya yang berhasil. Namun lama-kelamaan rasanya Melisa ingin Melakban mulut Meta yang tak henti-hentinya memuji kecantikan Melisa, yang menurut Melisa pujiannya terlalu dilebih-lebihkan.

"Meta, please deh. Ini udah yang ke delapan kalinya lo ngucapin hal yang sama. Dan gue rasa nggak perlu berlebihan kayak gitu, gue jadi risih tau nggak." Jawab Lisa kesal. Sementara Meta malah nyengir kuda,
"Hehe habisnya gue kaget banget, baru juga nggak ketemu sebulan lebih, ehh pas ketemu lo nya udah jadi cantik banget."
"Nggak usah lebay deh. Perubahan itu wajar, yang nggak wajar itu kalau hidup gue jalan ditempat doang." Jawab Melisa
"Yapss. Kali ini gue setuju ama lo. Btw, lo udah ketemu ama si Songong?" Tanya Meta penasaran.
Lisa mengerutkan keningnya bingung, " who si songong?"

"Siapa lagi yang paling songong di sekolahan ini kalau bukan Bisma Anugerah. Gue penasaran, gimana reaksinya dia pas liat tampilan lo yang sekarang secara gitu, dia kan yang ngatain lo gajah melar. Gue yakin seribu persen tu manusia bakalan nyesel karena udah nolak lo." Jawab Meta dengan menggebu-gebu.
"Belum sih. But, i want dia menjadi salah satu yang paling nyesel. Gue nggak berharap dia nyesel karena nolak gue, gue cuma pengen buat dia nyesal karena udah hina fisik gue. Gue mau tunjukin ke dia bahwa nggak selamanya ulat bulu itu jelek, akan ada waktunya dia pasti berubah menjadi kupu-kupu yang cantik." Kata Melisa dengan pasti.
"Iya betul, jangan mentang-mentang dia cowok populer di sekolahan, malah jadi sombong dan seenak jidat ngehina orang. Fisik kok di hina, kalau berubah gimana? Jadi nyesal sendiri kan." Seru Meta menyetujui ucapan Melisa, "Yaudah kekantin yuk, ngomongin si curut bikin perut gue lapar." Katanya lagi sambil nyengir kuda. Meta langsung menarik tangan Melisa tanpa menunggu persetujuan Melisa terlebih dahulu.
Tiba-tiba, langkah Meta terhenti di depan kelas saat Melihat Bisma, Kifly dan Ryan sedang berjalan menujuh kearah mereka.
"Kenapa berhenti Met?" Tanya Melisa kebingungan. Dia mengikuti arah pandangan Meta tertuju dan tatapannya bertubrukan dengan tatapan tajam Bisma yang terlihat sedang menatap Melisa dengan intens.
"Apa liat-liat." Ucap Melisa dengan judes. Bisma malah tersenyum miring pada Melisa.
"Oplas di mana lu?" Tanya Bisma dingin. Dengan suara berat yang kalau kata Melisa dulu, serak-serak sexy.

Teman-temannya melongo kaget ketika mendengar apa yang di ucapkan Bisma. Pertanyaan Bisma sukses membuat darah Melisa mendidih. Saat ini, ingin rasanya Melisa mencakar muka Bisma bisa-bisanya dia malah menuduh Melisa operasi plastik, yang benar saja. Memangnya dia fikir Melisa sudah gila sampai pake acara operasi plastik. Tanggapan Bisma sangat jauh dari ekspestasi Melisa, ia fikir Bisma akan memujinya saat melihat perubahannya tapi nyatanya Melisa salah besar yang didapatkannya malah tuduhan bahawa dia melakukan operasi plastik.

"Jangan asal nuduh yaa, kalau lo nggak punya bukti." Seru Melisa sambil menatap Bisma sengit.
"Kalau nggak bener, ngapain lo ngegas?" Tantang Bisma.

Meta, Ryan, dan Kifli memilih diam dan menyaksikan perang mulut antara Bisma dan Melisa.
"Yaa, gimana gue nggak ngegas. Kalau jelas-jelas, omongan lo nggak bener. Orang bego sekalipun, bakalan marah kalau dituduh yang nggak benar. Jangan-jangan, lo tuh, yang operasi plastik makanya nuduh-nuduh gue." Tunding Melisa dengan muka yang memerah, karena marah dengan tuduhan Bisma.

"Yaa, kan, siapa tau aja lo oplas." Jawab Bisma sambil mengedikan bahunya acuh.
"

Hee, mulut lo tu yah, yang butuh diopalas. Biar kalau ngomong, bawaannya nggak nyakitin hati orang mulu. Dan asal lo tau yaa, sejelek apapun gue, gue nggak pernah ada niatan oplas seperti tuduhan lo itu. Jangan karena dulu gue jelek, lo malah nuduh sesuka hati." Jawab Melisa dengan sarkas.
"Bisma, gue rasa mulut ama otak lo perlu disekolahin juga deh. Karena, percuma ganteng kalau mulut ama pikiran lo nggak ada etika!" Kata Meta yang sejak tadi diam saja menyaksikan perdebatan sengit antara Bisma dan Melisa. "Yuk Lis, jangan dengerin omongan orang gila kayak dia. Harap maklum aja, mungkin waktu kesekolah otaknya ketinggalan dirumah makanya ngomongnya nggak pernah di fikir dulu." Kata Meta lagi, sambil menatap sinis pada Bisma dan teman-temannya. Melisa maju satu langkah tepat didepan Bisma, "ASAL LO TAU YAA, NYESEL GUE PERNAH SUKA SAMA COWOK KAYAK LO!" Ungkap Melisa, dengan penuh penekanan, sambil menujuk-nunjuk dada kiri Bisma. Melisa lalu berbalik dan menarik tangan Meta menuju kantin meninggalkan Bisma dan teman-temannya, dengan Bisma yang menatap kepergian Melisa, dengan tatapan yang sulit diartikan. Kok, rasanya sakit yaa, saat dengar Melisa ngomong langsung kalau dia nyesal udah suka sama gue? Apa gue suka juga sama Melisa? Entah mengapa, Bisma merasa hatinya terasa begitu sakit, saat mendengar pernyataan terakhir Melisa.
"Bisma emang gila lo. Nggak ada bosan-bosannya lo ngatain si Lisa. Bisma, biar gue kasih tau yaa, cewek itu paling sensitif kalau udah ngomongin fisik, dan kali ini, lo udah keterlaluan banget." Ucap Kifly, menyadarkan kesalahan Bisma, sambil menatap kearah Melisa dan Meta yang mulai menjauhi mereka. Sementara Bisma masih tetap diam tanpa mengalihkan pandangannya dari punggung Melisa barang sedikitpun dengan sejuta pertanyaan yang berkecamuk dikepalanya.

"Tapi suer deh, si Lisa kok jadi cantik banget. Pangling gue liatnya, jadi makin cinta gue ama doi." Sahut Ryan tak nyambung, sambil senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Melisa.
"Jangan bilang, lo selama ini suka ama doi?" Tanya Kifli, membuat Ryan tersenyum misterius tak memperdulikan tatapan tajam dari Bisma.

"Lo benaran suka sama Lisa?" Bisma ikut bertanya dengan tatapan mengintimidasi.

"Kepo banget si lo pada. Lagi pula mau gue suka apa nggak sama Lisa, nggak akan ngerugiin lo pada kan." Jawab Ryan santai,
"Apa jangan-jangan elo Bisma, yang suka ama Lisa dan nyesel karena udah nolak dia?" tambahnya sambil mengangkat satu alisnya menatap Bisma yang terdiam tak menjawab dan malah membuang muka karena merasa terpojokan.
"Udah-udah drama apaan sih ini, kok jadi tegang kek musuhan." Ucap Kifli menengahi ketika merasa aura tak mengenakan dari kedua sahabatnya itu.
Sementara Ryan hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

"Nggak tau tuh, tanya sohib lo. Noh, yang katanya nggak cocok ama si Lisa, kok malah keliatan sensi amat sama gue." Jawab Ryan santai, lalu kemudian melenggang pergi meninggalkan kifli dan Bisma yang diam tanpa ekspresi.

💣⏲💣
Ada yang nunggu?
Kalau ada yang nemu typo langsung kasih tau yaa, hehehe
Jangan lupa tinggalin jejak yaa❤👣
Purple u guys❤⚘

Rahasia WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang