2. benci?

134 18 3
                                    

Cinta boleh, Bego JANGAN!
-ireneIen-

⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋⚋

"58,59,60. YESSS!" Melisa memekik kegirangan saat melihat kearah timbangan berat badannya, yang berhasil berkurang 10 kg berkat dietnya selama hampir satu bulan.Melisa merasa sangat beruntung karena setelah kejadian di tengah lapangan itu minggu berikutnya sudah libur semester jadi dia bisa dengan lelusa untuk menyusun rencana membuat Bisma menyesal.

"Yess berarti diet gue nggak sia-sia." Melisa bermonolog sambil berjingkrak jingkrak kegirangan berjalan menuju ke kaca besar melihat bentuk tubuhnya yang dibaluti pakaian olah raga ketat.
"Semangat Lis sedikit lagi, dan kita buat si Bisma nyesel karna udah pernah ngatain gue gajah melar." Melisa kembali bermonolog sambil menyemangati dirinya sendiri.

Melisa memutuskan untuk segera mandi, ia berencana akan pergi kesupermarket membeli buah-buahan untuk persediaan selama masa dietnya. Sekitar dua puluh menit kemudian Lisa sudah selasai dengan pakaian santainya. kemudian segera menuju ke super market menggunakan motor metik kesayangannya. Tak butuh waktu lama hanya sekitar dua puluh menit Melisa sudah sampai di salah satu supermarket terdekat.

"Buah udah, sayuran hijau udah. Apa lagi yaa?" Melisa tampak berpikir sambil memandang keranjang belanjaannya yang hampir penuh.
"Ahh iya! Ampir aja aku lupa beli roti." Ia berseru sedikit kencang. Ketika teringat bahwa stok rotinya sudah hampir habis membuat pembeli lainnya menatapnya heran namun tampak diacuhkan begitu saja oleh Lisa.

Lagi pula menurut nya selagi nggak didenda ngapain harus ribet. Memang manusia yang satu ini tak ada malunya. Terkecuali saat insiden di tengah lapangan, itu di luar daftar. Hal itu merupakan pengecualian, karna itu merupakan hal paling memalukan yang pernah dialaminya dan lagi pula mau dicari dibelahan dunia mana pun tidak akan ada satu pun manusia yang dipermalukan didepan umum tidak merasa malu. Kecuali orang itu sudah gila barulah dia tidak akan merasa malu barang sedikit pun. Sudahlah memikirkan hal itu rasanya membuat Lisa ingin menangis. Lisa terus berjalan menuju rak tempat roti berada dan tak sengaja melewati rak yang berisi berbagai coklat kesukaan Lisa dan membuat Lisa hampir saja singgah dan melupakan program diet tapi sedetik kemudian terlintas dibenaknya saat Bisma mengatainya gajah melar membuat Lisa meringis kecewa.
"Tahan Lisa. Masa lo mau sia-siain 60 kilo lo yang sekarang! Lo harus ingat tujuan utama lo buat Bisma menyesal karena udah permaluin lo di depan umum!" Seru Melisa dalam hati memperingati dirinya sendiri.

Kemudian memutuskan untuk terus berjalan dan melupakan soal coklat kesukaannya. Setelah selesai berbelanja Melisa memutuskan untuk langsung balik kerumah. Saat sampai di depan pom bensin, Melisa memelankan laju motor metiknya ketika melihat Bisma yang tampak kebingungan sambil mengecek motornya yang kelitannya sedang bermasalah.

"Tolongin nggak yaa? Ihh tapi kan dia udah permaulin gue. Masa iya gue nolongin dia, bisa-bisa dia bilangnya gue caper lagi." Melisa merasa dilema dia satu sisi dia masih merasa kesal dengan Bisma tapi disisi lain Melisa merasa kasihan pada Bisma ditambah lagi cuaca yang sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
"Ahh bodoh amatlah. Siapa suruh sombong, biar tau rasa aja sekalian." Kata Melisa bermonolog lalu mulai melajukan kembali motornya yang sempat berhenti.

Saat jaraknya semakin dekat dengan Bisma, Melisa merasa semakin dilema. Dan memang pada dasarnya hati tak pernah bohong, Melisa berhenti tepat di samping Bisma yang menatap nanar motornya seakan badan Melisa tidak bisa diajak sejalan dengan otaknya. Bisma mengalihkan pandangannya pada Melisa yang berhenti di samping motornya yang mogok dengan kening berkerut.
"Motor lo kenapa?" Tanya Lisa, dengan suara yang dibuat sedatar mungkin.

"Mogok." Bisma menjawab singkat.

"Butuh bantuan?" Tawar Lisa meski dengan dingin.

"Emang lo mau bantuin gue?" Pertanyaan Bisma sukses membuat Lisa rasa ingin melempar helm bermotif panda kesayangannya itu ke wajah tampan Bisma.

Kalo gue nggak mau bantuin, ngapain juga gue berhenti. Ganteng-ganteng kok bego. Batin Lisa kesal.
"Menurut lo?" Lisa balik bertanya dengan kesal.

"Nggak usah deh. Gue nggak butuh bantuan lo yang kayanya ada maksud terselubung." Jawab Bisma santai sambil mengambil Hpnya yang ia letakan di saku jaketnya terlihat hendak menelpon seseorang sementara Lisa melongo tak habis pikir mendengar tuduhan tak beralasan dari Bisma.

Emang ya dasar sombong! dasar manusia nggak tau diri! Nggak ada hati! Ditolongin malah nuduh gue yang nggak-nggak, nyesel gue nawarin pertolongan ke dia. Mati aja sekalian. Batin Melisa sambil menyumpah serapahi Bisma dalam hatinya

"Yaudah, bodoh amatlah mau lo mogok kek, mau nyungsep ke got sekalian juga nggak bakal gue nologin lo." Ucap Lisa dengan kesal. Lalu kemudian menyalakan kembali motornya, kemudian meninggalkan Bisma yang tampak sedang pusing karna tak ada satupun orang yang menjawab panggilannya.

"Arggh sial!" Maki Bisma
"Tau gini mending gue terima tawaran si Lisa dari pada kayak gini di pinggir jalan kayak gelandangan." Sesal Bisma saat merasakan tetesan-tesan air yang turun dari langit sambil menatap nanar punggung Lisa yang melaju dengan motornya dan hampir hilang dibelokan. Buru-buru Bisma berlari mencari tempat berteduh sambil merutuki kebodohannya karena tak menerima tawaran Lisa tadi ketika dirasanya hujan mulai deras dan panggilannya belum mendapat jawaban.
------

Lisa sampai dirumah tepat ketika hujan baru akan turun. Lisa berjalan membuka pintu sambil mencak-mencak dan tak henti-hentinya mengomel karna terus teringat dengan kata-kata menyebalkan dari Bisma.

"Emang dasar sinting! Sok kegantengan! mentang-mentang gue pernah bilang suka sama dia malah seenak jidat sama gue."
"Nggak usah deh. Gue nggak butuh bantuan lo yang kayanya ada maksud terselubung." Lisa menirukan perkataan Bisma dengan kesal.
"Maksud teselubung otak lo tuh yang isinya jahanam, masih bagus ditolongin. Mamam tuh maksud terselubung, biar di guyur hujan sekalian sampe tenggelam supaya populasi cowo sableng yang bisanya nyakitin cewek doang kayak dia berkurang di dunia."

Lisa masih terus marah-marah sambil membuka pintu kulkas hendak meletakkan barang belanjaannya . Tapi sesaat kemudian sebersit rasa khawatir Lisa muncul saat menatap hujan yang nampak sangat deras dari balik jendela.

"Ehh tapi Kira-kira si Bisma udah ada yang bantuin belum yaa? Apa malah belum ada yang bantuin terus kejebak hujan dan tenggelam karna banjir seperti yang gue ucapin tadi. Ihh kok serem sihh bayanginnya." Lisa bergidik ngeri membayangkan jika ucapannya benar-benar terjadi pada Bisma.
"Ahh tapi masa iya sampe tenggelam atau jangan-jangan si Bisma malah kehujanan terus jadi sakit dehh. Ihh kok gue jadi khawatirin dia rasanya gak tega, argghhh dia kan udah nyakitin hati gue kenapa sih gue jadi bego gini." Lisa memukul kepalanya pelan, saat bayangan Bisma seakan enggan hilang dari pikirannya.
"Kenapa yaa, padahal udah disakitin, di permaluin juga, tapi buat ngilangin rasa gue ke Bisma itu susahnya minta ampun. Apa emang gini yaa rasanya jatuh cinta sebelah pihak? atau jangan-jangan emang cuma gue doang didunia ini yang begonya gak ketulangan karna cinta?" Lisa bertanya pada dirinya sendiri.
"Gue rasa si Bisma pake pelet deh. Ehh kok gue jadi fitnah orang." Lisa kembali bermonolog
"Ahh bodoh amat lah. Pokonya semangat terus Lis jangan sampe kendor. Ingat buat Bisma nyesal itu yang paling utama, biar tau rasa si mahkluk sombong sok keren itu emangnya dia doang yang bisa buat orang sakit hati. Gue juga bisa kok." Lisa menyemangati dirinya sendiri.

💣⏲💣
Gimana rasanya baca part yang ini?
Ada yang pernah rasain diposisi Melisa?
Menurut kalian Bisma orangnya gimana?
Vomentnya biar semangat nulis😙

Rahasia WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang