chapter 42

2.9K 257 32
                                    

Benda pertama yang terlintas di kepala saya ialah mami saya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Benda pertama yang terlintas di kepala saya ialah mami saya. Hanya Tuhan seja tau betapa saya rindukan mami. Suda lama saya nda nampak senyuman mami yang mendamaikan jiwa saya. Saya teringin mau jumpa sama mami lagi. Dia ialah teman baik saya, peneman saya, kekuatan saya dan juga kelemahan saya. Saya nda pernah berjauhan sama mami lebih dari mami beberapa jam. Inikan pula suda beberapa minggu. Walaupun tiap hari saya dapat cakap sama mami di dalam handphone sekarang tapi masih nda mencukupi bagi saya. Saya mau sentuhan hangat mami dan pelukan dia.

Jantung saya rasa macam mau melompat keluar bila pandang muka Leo. Otak saya berkira-kira sama ada saya patut tanya dia atau nda kalau saya dapat jumpa mami saya sekejap. Adakah dia akan kasi saya jumpa sama mami saya? Atau adakah dia akan halang saya seperti mana dia halang Zac dulu? Atau patut kah saya tunggu beberapa hari di bandar lepas tu baru tanya sama Leo?

"Ada apa-apa kau mau katakan Pearl?"Leo tingu saya semasa saya sedang mengelamun.

"Urmm... "Saya cuba nasib mau tanya dia. Adakah mood dia cukup bagus ni hari? Kau boleh Stella.. Kalau bukan sekarang, bila lagi? Suara hati saya berbisik menghasut saya.

"Ya.. Ada yang saya mau tanya kau.."Saya bilang dengan penuh berhati-hati. Leo angkat kening tingu muka saya. Dia menunggu soalan yang mau keluar dari mulut saya.

"Bulih ka saya mau minta sesuatu?"Saya tanya dia lagi. Dia bersandar di bangku sana sebelum jawab soalan saya.

"Kau bulih minta saya apa-apa seja.. Sama ada saya kasi atau nda, itu belakang cerita.."Debilang lagi dan saya berasa lebih takut mau tanya.

"Apa maksud tu?"Saya tanya balik.

"Maksudnya kalau kau minta sesuatu yang saya nda mau kasi, saya mesti mau sesuatu sebagai balasan.."Debilang dengan tenang tapi tegas.

"Kau selalu mau balasan.."Saya bilang dan muncungkan mulut saya menandakan saya nda puas hati sama gaya dia.

"Bukan semua orang pun bikin sesuatu untuk balasan kah?"Dia tanya dan ketawa kecil.

"Baiklah.. Apa yang kau maukan?"Saya tanya dia balik.

"Apa yang saya selalu mau.."Dia jawab dengan pantas. Rasa macam mau saya tumbuk ja muka dia sana. Gete betul!

"Kalau saya buat tu, saya akan dapat mutiara juga?"Saya tanya balik.

"Ya.. tapi saya pun mau mutiara bila kau minta sesuatu yang bagi saya agak mustahil.."Debilang lagi.

"Maksudnya saya pun kena bayar balik dengan mutiara kalau saya maukan sesuatu?"Saya cuba mau faham maksud dia.

"Ya.. Betul tu.."Debilang lagi.

"Kau betul-betul pandai mengambil kesempatan.."Saya meluahkan ketidakpuasan hati saya.

"Kau kena biasakan diri dengan dunia yang kejam ini.. Kau mau sesuatu, kau kena bayar.. Kalau saya mau sesuatu dari kau, saya pun bayar kau.. Ini adalah hubungan yang jujur dan adil di dalam dunia.."Leo bilang dan dia letkkan siku dia ke atas meja dan dia tongkatkan dagu dia pada tangan dia sambil pandang saya.

BLINDED HEARTSWhere stories live. Discover now