chapter 58

927 112 19
                                    

Di dalam otak saya yang separuh sedar, saya cuba untuk berfikir dengan teliti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di dalam otak saya yang separuh sedar, saya cuba untuk berfikir dengan teliti. Tapi otak saya seakan enggan berkerjasama. Di dalam otak saya hanya terbayang jika ada orang yang masuk ke dalam ini dan cuba mengambil kesempatan semasa Stella sedang pengsan. Hati saya jadi panas. Tapi itu semua hanya kekal untuk seketika.

Ketika itu, mata saya terpandang sehelai kertas di atas meja. Hati saya nda nyaman suda. Perlahan saya jalan kearah tu meja dan tengok tu kertas. As soon as I read those three words scribbled messily on top, the wild beast inside of me breaks through its leash and comes ragging forth.

PERGI MAMPUS , LEONARDO

Ayat tu bermain di dalam otak saya seumpama kaset rosak. Berulang dan berulang di otak saya. Dia sengaja mempermainkan saya. Dia mencabar saya. Dia langsung nda kelaparan pun! Dia nda pingsan pun tapi dia bikin saya kelihatan bodoh sebab risaukan dia. She made me look like a fool in front of everyone while she was playing with me. The paper crumbles in my hand and fall to the ground. Saya campakkan semua benda yang ada di atas meja hingga semuanya pecah berderai.

Kali ini dia betul-betul suda kasi saya marah . Kepanasan yang saya rasa bila-bila seja bulih meledak. Zac dan Miguel masuk ke dalam dan terus pandang saya. Mereka seakan faham apa yang terjadi suda. Zac smirk membuatkan hati saya semakin panas.

Si Miguel berpeluh suda pandang saya. Terketar-ketar tangan dia minta saya maafkan kesilapan dia. But too bad, I don't have any forgiveness on someone who disobey me.

Kerja yang saya suruh dia buat bukan berat pun. Hanya jaga si Stella dari terlepas. That's all. As simple as that but he can't even do his job right. Honestly, he wasn't there to keep her safe—no one would dare to go after her. I kept Miguel on her tail because I wanted to make sure she doesn't disobey me this time and cause any trouble.

I thought Miguel was perfect for the job. What I hadn't taken into consideration was the facts that most muscle guys, Miguel had a very little brain to accompany his impressive size. And so, by trying to intimidate her, I'd paired her with an idiot whom she fooled very easily.

"Dia betul-betul ada disini tadi boss.. Dia betul-betul berbaring di lantai tadi.. Saya yang angkat dia ke atas sofa .."Berabis si Miguel cuba meyakinkan saya. Saya ketap gigi saya sehingga rahang saya sakit. What the hell...

"You touched her?"Saya tanya dia dengan kemarahan yang menyala jelas diwajah saya.

Miguel looked like a deer caught in the headlight and start shaking his head.

Oh..Hell no

He looked at me in panic, raising both hands up in surrender now and walking backwards while I strode towards him until his back hit the wall. Jelas kedengaran bunyi kepala dia terlanggar simen dinding di belakang dia. Tapi ketakutan yang dia alami sekarang membuatkan dia nda sedar kepala dia terhantuk.

"Boss bilang suruh jaga dia.. She was lying on the cold floor. I had no other option.."Debilang cuba untuk membela diri.

I don't care if his reasons justify. The truth is I'm too worked up with Stella's little stunt to have any mercy. Saya kena lepaskan geram saya dan kebetulan Miguel kasi saya sebab untuk melepaskan geram saya.

BLINDED HEARTSWhere stories live. Discover now