[Empat]

16.4K 2.7K 1.8K
                                    

Rintikan air hujan yang kian rapat ditambah udara dingin yang terasa menusuk kulit, seolah tak menghalangi seorang pemuda dengan seragam batik nya itu untuk mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

Knock knock!

Bunyi pintu yang diketuk berulang kali itu menggema memenuhi lorong sepi hotel bintang empat ini, menyisakan seorang pemuda dengan seragam basah kuyup tengah berdiri di depan pintu salah satu kamar dengan sangat menyedihkan.

Kriet!

"Danta?"

Srak!

Miyeon terdiam begitu Minho jatuh berlutut di hadapannya dengan air mata yang mulai mengalir untuk membasahi wajah kacaunya.

"Dan, kena--"

"Maaf" Potong Minho dengan cepat.

"Maaf kalau selama ini aku nggak bisa bahagiain kak Kila. Maaf kalau aku masih terlalu kekanakan. Maaf karena aku selalu ngerepotin kakak. Tapi--"

Suara isakan itu terdengar sangat menyakitkan bersamaan dengan Minho yang menatap Miyeon dengan tatapan penuh luka.

"Tapi caranya nggak gini! Kakak nggak perlu selingkuh sama kak Arya kan?" Lanjut Minho dengan suara parau nya.

Deg!

Jantung Miyeon rasanya seolah berhenti berdetak begitu mendengar pengakuan Minho. Gadis itu bahkan hanya diam mematung ketika Minho mulai bangkit untuk menggenggam tangannya dengan erat.

"Bilang kalau itu cuma salah paham. Iya kan kak?" Tuntut Minho.

"Kak? Bilang! Hiks... Tolong bilang kalau itu cuma salah paham"

Tak lama Miyeon mulai menatap manik kecokelatan kekasihnya yang kini telah berurai air mata dengan penuh rasa bersalah.

"Maaf"

Hanya butuh satu kata dari Miyeon untuk menghancurkan Minho malam ini. Tak ada yang bisa Minho lakukan selain menatap gadis cantik itu dengan dada yang terasa berdenyut.

"Maaf karena aku bohongin kamu. Aku-- Aku sayang sama Arya" Jujur Miyeon dengan nada bersalah.

"Aku bahagia tiap sama dia, Dan. Bukan berarti aku nggak bahagia tiap sama kamu. Tapi, aku ngerasa lebih nyaman bareng Arya. Itu sebabnya aku minta sama kamu buat lebih terbuka sama orang lain karena kita nggak bakal bisa bersama sampai akhir" Terang Miyeon.

Srak!

Genggaman tangan Minho terlepas bersamaan dengan air mata yang kian bertambah deras. Kemudian manik ke duanya kembali bertemu. Miyeon sejujurnya merasa sakit setiap kali Minho datang padanya dengan penuh luka seperti sekarang. Tapi ia bisa apa? Hatinya telah memilih untuk berlabuh pada Hongseok, bukan Minho.

"Kenapa kakak tetap mau bertahan sama aku?" Tanya Minho yang mencoba terlihat lebih kuat kali ini.

Hening. Miyeon memilih untuk bungkam. Tak sanggup apabila ia bisa melukai Minho lebih jauh lagi. Hal ini sontak membuat Minho tertawa miring, miris akan takdir hidupnya sendiri.

"Kak Kila kasihan ya sama aku?" Tebak Minho yang ternyata sangatlah tepat.

Deg!

Lagi-lagi Miyeon terdiam dengan tubuh yang terasa kaku ketika Minho mulai mendongak untuk menatapnya sembari berusaha tetap tersenyum.

"Maaf karena selama ini aku selalu jadiin kak Kila sandaranku, aku terlalu banyak ngerepotin kakak ya?"

Tidak! Miyeon bahkan tak sanggup untuk sekedar mengangguk ataupun menggeleng demi merespons pertanyaan Minho barusan.

SINNER | MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang