Minho tidak tahu, apakah ini hanya perasaannya saja atau memang Jisung terlihat jauh lebih manis jika dilihat dengan jarak sedekat ini?
Ya, sudah hampir dua minggu ini Minho selalu memilih untuk memakan makan siangnya bersama dengan Jisung. Mungkin bagi sebagian siswa, ini termasuk pemandangan yang langka.
Oh ayolah, bahkan semua orang akan setuju jika ada yang mengatakan bahwa Jisung tidak memiliki teman dekat.
"Sa?"
Jisung mendongak untuk menatap Minho yang tengah menatapnya sembari tersenyum hangat.
"Makan yang banyak biar nggak kurus-kurus banget" Ucap Minho yang terdengar seperti setengah meledek.
Mendengar perkataan Minho barusan, Jisung justru mengernyit bingung. Semakin tak paham kala Minho mulai terkekeh dengan nada sedang.
Apanya yang lucu sih?
●○●○●
Baik Minho maupun Jisung harus berpisah begitu adzan dhuhur berkumandang. Jisung paham akan ke mana arah tujuan Minho, jadi ia dengan cepat memberikan senyum tipis begitu mereka sampai di ujung koridor.
"Esa ke kelas dulu kak" Pamit Jisung sebelum berbelok ke arah kanan.
Anak manis itu bahkan tak membiarkan Minho mengucapkan salam balasan. Jisung malah bergegas pergi dengan langkah kecilnya yang demi apapun terlihat sangat lucu. Dasar kaki anime girl, batin Minho.
"Pacaran teross sampai lupa sama sohibnya"
Pundak Minho terasa berat bersamaan dengan seorang siswa pendek yang dengan lancang segera merangkul bahunya sembari menggumamkan hal menyebalkan.
"Mulutmu!" Balas Minho dengan mata memicing.
"Sebarin ah. Breaking news, Danta dan mba Esa resmi jadian" Goda Changbin yang dengan nada medhoknya.
"Ngawur! Aku masih suka cewek yo"
"Tapi mba Esa kan juga manis. Cute gitu kaya cewek"
"Tapi kan Esa berbatang anjir" Balas Minho yang kini sudah menatap Changbin dengan kesal.
Bukannya takut, siswa kurang kalsium itu malah tertawa kencang begitu mendengar perkataan Minho.
Aduh Changbin sakit perut jadinya. Bahasa Minho tuh kadang memang frontal dan kocak, tapi terkesan apa adanya, alhasil Changbin jadi lebih sering tertawa.
"Gaul sama maneh berasa nabung dosa urang tuh" Keluh Minho.
Pemuda tampan itu berjalan lebih dulu ke arah musholla, meninggalkan Changbin yang masih sibuk terkikik pelan hingga beberapa siswa yang lewat menganggap anak itu setengah miring.
"Yah jancuk, berarti aku dianggap bank dosa dong?" Monolog Changbin yang baru paham maksud candaan Minho barusan.
●○●○●
Kondisi rumah megah dengan beberapa perabotan mahal itu selalu menyambut kedatangan Minho. Jika boleh jujur maka bukan ini yang ia harapkan.
Baiklah, Minho tidak ingin munafik. Terlahir dari keluarga berada memang menyenangkan dan ia merasa beruntung. Tetapi untuk hidup di tengah keluarga yang tak mengharapkannya, bagi Minho hal itu bukanlah hal yang patut untuk disyukuri.
"Kamu nggak pulang bareng Bima?"
Minho menoleh dan mendapati seorang wanita yang tengah sibuk menyiapkan makan malam di ruang makan.
"Bima bilang mau pulang sendiri"
Wanita itu mengangguk paham dan membiarkan Minho untuk melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINNER | Minsung
Fanfiction[Sudah diterbitkan, cek PO di part terakhir] "Setiap orang punya cara berbeda buat milih dosa mereka sendiri" -Minho. "Dan jalan dosa kakak adalah hubungan kita?" -Jisung ⚠Warn BxB Lokal Start : April 27th, 2020 End : July 19th, 2020 [Highest Rank...