+++Jungkook memijat pangkal hidungnya, laki-laki itu tampak frustasi setelah melakukan diskusi bersama beberapa aparat divisi satu yang bertugas untuk memecahkan kasus pembunuan berantai yang terjadi belakangan ini.
semua dari mereka tampak tak keberatan, kecuali Jungkook. laki-laki itu masih tak habis pikir dengan jalan pikiran para orang tua korban, tanpa alasan yang logis mereka meminta untuk memberhentikan penyelidikan terhadap kematian anaknya.
laki-laki itu menyandarkan diri pada sandaran kursi, memejamkan mata dengan tangan yang menopang dagu kanannya.
Aerin yang melihat hal tersebut berjalan mendekati Jungkook, lalu kemudian berdehem.
"kau tidak perlu memikirkannya sampai seperti ini, mereka yang ingin kasusnya di tutup, tidak akan begitu berpengaruh pada kita, lagi pula hanya kasus korban pertama yang diberhentikan penyelidikannya, untuk korban yang lain tetap jalan, kau tetap bisa menangkap pelaku."
Jungkook membuka pejaman matanya, menatap gadis itu dengan tatapan sulit terbaca.
Aerin melepaskan senyum manis untuk Jungkook, mencoba untuk menghibur laki-laki itu.
"mungkin kau benar."
dengan anggukan antusias yang tertahan Aerin menyikapi respond laki-laki itu.
Jungkook berdiri, mengambil jaketnya kemudian kunci mobil.
"terimakasih, aku pergi dulu."
"nee, hati-hati dijalan Jungkook-ah, sampai bertemu esok."
dengan anggukan singkat Jungkook menjawab, kemudian laki-laki itu pergi dengan menyampirkan jaket miliknya kebahu. Aerin menahan gejolak dihatinya, Jeon Jungkook selalu bisa membuat jantungnya berdetak cepat.
°^°^°
Jungna berjalan seorang diri menyusuri jalanan dengan masih menggunakan jas dokter miliknya, bahkan stetoskop masih tergantung dileher.
gadis itu berencana untuk pergi keminimarket yang berada tak jauh dari rumah sakit, awalnya ia ingin meminta tolong pada Yunjung, namun ketika kembali dari memeriksa pasiennya, gadis itu menemukan laki-laki tersebut sudah tertidur pulas diatas sofa dengan kepala ditutupi majalah, karena tak tega jadinya ia pergi sendiri dengan berjalan kaki.
jalanan seoul selalu tampak ramai bahkan ketika tengah malam sekalipun, banyak kendaraan dan pejalan kaki berlalu lalang, sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
gadis itu tiba diminimarket, dan segera masuk menuju ke rak bagian camilan seperti chiki dan cokelat, saat malam seperti ini ia memang selalu ingin camilan.
saat mendapatkan apa yang ia mau, Jungna segera menuju kasir bermaksud membayar, namun terhenti ketika menemukan Jungkook berdiri disana sambil menggengam dua minuman kaleng bersoda.
laki-laki itu tidak tampak terkejut melihat keberadaannya, tetap santai seperti biasa.
"apa yang kau lakukan disini?" Jungna bertanya setelah Jungkook selesai membayar kedua minumannya.
"menurutmu aku akan melakukan apa jika berada diminimarket, berdiri di depan meja kasir dengan menggenggam dua kaleng soda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Case
FanfictionLaki-laki itu menengadahkan kepalanya, menatap langit malam yang pekat tidak berbintang, tampak kelam dan bagai dihuni kejahatan. disampingnya, duduk seorang gadis berjas dokter lengkap dengan stetoskop tergantung dilehernya, ikut mendongak mengikut...