Vomentnya juseyeo...+++
Seolah mendapat serangan petir berturut-turut, Jungkook melangkah menuju mobilnya dengan tergesa.
Tak pernah membayangkan akan berada di posisi sekhawatir ini ketika mengingat nyawa perempuan itu sedang dalam bahaya.
Tangannya bahkan gemetar saat menghubungi nomor tersebut, dan kemudian sedikit bisa menghela napas ketika mendengar suaranya di seberang. Meskipun disambut dengan isakan, itu cukup membuat Jungkook menghela napas lega.
"Ju-jungkook, tolong aku." Adalah kalimat pertama yang terdengar. Dapat dipastikan jika gadis itu juga telah menyadari nya.
Berawal ketika ia kembali menginjakan kaki di kantor, Jungkook segera menata langkahnya menuju ruangan sang atasan yang sebentar lagi akan lengser dari jabatan.
Matanya segera menyebar menelusuri seluruh sudut ruangan, mencari sesuatu yang dia sendiri tidak yakin apa.
Sampai kemudian ia menemukan beberapa anak panah tertancap pada sasaran yang tergantung di dinding, berhadapan dengan meja tempat dimana Dongho selalu duduk.
Tak jauh dari anak panah itu, terlihat laci meja terbuka dan memperlihatkan isinya.
Jungkook mendekat dan mengambil map berwarna hijau, lalu membacanya. Matanya membola saat melihat nama Park Jungna tertulis dengan tinta merah berada pada urutan ke lima setelah Han Gyoul, semua nama korban itu tertulis dengan tinta berwarna merah yang tentu berarti tidak baik. Melambangkan kematian.
Alaram tanda bahaya berbunyi nyaring di kepalanya, memerintahkan untuk segera bergegas jika tak mau semuanya terlambat.
Sebelum memutuskan untuk menuju mobil, Jungkook datang ke meja kerjanyanya sendiri, mengeluarkan kunci dari dalam kantong celana kemudian membuka laci paling bawah dan mengeluarkan smith & wesson 460 XVR dan pistol tak lupa peluru dan mengantonginya.
Ia meraih jaket hitam juga topi lalu mengenakannya, dengan langkah tergesa ia kembali bergegas.
Kembali ke panggilan.
Jungkook memasangkan AirPod ke telinga sementara kedua tanganya sibuk mengendalikan setir mobil, dibawah sana kakinya terus memperdalam injakannya pada pedal gas, membuat mobil hitam itu melaju semakin cepat dan menyalip siapapun yang menghalangi.
"Jungna." Panggil Jungkook, berusaha terdengar setenang mungkin agar gadis itu bisa merasakannya juga.
"Aku, dia, seseorang, darah dilantai," Jungna meracau dengan masih terisak, memancing Jungkook untuk semakin menambah kecepatan.
"Ceritakan secara perlahan, sebelum itu tarik dan hembuskan napasmu, atur agar kau bisa merasa tenang."
Beberapa detik hanya terdengar suara tarikan napas dan grasak grusuk, hingga kemudian suara Jungna kembali terdengar.
"Jadi, sekarang jelaskan apa yang membuatmu begini."
"A-aku menemukan bercakan darah diruangan salah satu teman dokterku, dia seharian ini menghilang dan sejak sore tadi aku sudah mencarinya, sekitar 30 menit lalu aku datang kesini dan tidak menemukan apapun, tapi se-sekarang-"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Case
FanfictionLaki-laki itu menengadahkan kepalanya, menatap langit malam yang pekat tidak berbintang, tampak kelam dan bagai dihuni kejahatan. disampingnya, duduk seorang gadis berjas dokter lengkap dengan stetoskop tergantung dilehernya, ikut mendongak mengikut...