37. akhir

60 5 3
                                    


Kalau ketemu typo, tolong beritahu supaya bisa langsung di perbaiki.

Vomentnya juseyeo...

+++

Tubuh itu limbung hingga mundur beberapa langkah, tangannya spontan memegangi dada tempat dimana peluru itu bersarang saat ini.

Tidak ada ringisan, dalam sekejap laki-laki itu malah tertawa, suaranya menggema diatas gedung ini.

"Semuanya akan mati, kalian manusia yang tidak berguna."

Dor!

Lagi, peluru kembali ditembakan, tubuhnya terhuyung namun masih tak terlihat tanda-tanda menyerah.

"Dimulai dari kau lalu gadis berjas dokter itu!"

Dor!

"Uhuk! la-lalu selanjutnya ibumu."

Dor!

"Lalu a-ayahmu."

Dor! Dor!

"Ka-kali-lian semua ak-an mati."

Dor! Dro! Dor!

Tubuh itu akhirnya tumbang dengan darah mengalir di beberapa bagian tubuh, matanya masih terbuka namun hembusan napas tak lagi terlihat, detak jantungnya perlahan melemah hingga akhirnya benar-benar terhenti, Dongho telah tiada diikuti oleh Swan.

Jungkook menjatuhkan revolvernya kelantai dengan tubuh yang tremor, menatap Dongho dengan mata menggenang, tak menyangka jika kedua tangannya yang melakukan hal ini.

Membunuh, ia sudah melayangkan nyawa seseorang, lebih tepatnya nyawa atasannya sendiri, orang yang beberapa menit lalu mengatakan bahwa ia menganggap dirinya sebagai seorang adik, mengakui kesalahannya sebagai pembunuh bahkan meminta untuk diringkus.

Tak pernah terbayangkan jika malam ini ia akan benar-benar menghabisi nyawa seseorang dengan tangannya sendiri.

Kemarahan sudah menguasai diri sesaat ketika Dongho mengatakan bahwa Swan berencana untuk melenyapkan orang yang ia sayangi, kelemahan terbesar seorang Jeon Jungkook, detektif muda yang terkenal cerdas dan hebat dalam memecahkan kasus, memiliki kelemahan kecil yang dapat berdampak besar bagi emosinya, hanya dengan mendengar keluarganya di sebut, dengan spontan otaknya akan memberi perintah melakukan sesuatu diluar nalar.

Tak ingin larut dengan kesedihan terlalu lama, Jungkook segera menormalkan kembali ekspresinya dan segera menata langkah menuju kesudut tepatnya pada Jungna yang kelihatan mulai hilang kesadaran.

Kakinya otomatis semakin cepat hingga akhirnya berlari ketika melihat tali yang menahan tubuh gadis itu putus sehingga membuat Jungna terjatuh.

Tangan Jungkook segera terulur meraih pergelangan tangan Jungna, menahan agar gadis itu tidak segera meluncur kebawah.

Ia meringis saat merasakan nyeri yang cukup mengiksa akibat luka dibahunya, namun meskipun demikian Jungkook tetap tak menyerah dan terus menggengam erat Jungna dan berupaya menariknya kembali keatas.

Darah mengalir dari bahu menuju ujung jemarinya, keringat pun tak mau kalah meramaikan suasana.

Hingga akhirnya tubuh Jungna bisa kembali diangkat keatas dan mendarat tepat didalam pelukan Jungkook.

The Case Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang